AMBON, Siwalimanews – Indeks Harga Konsumen atau IHK Provinsi Maluku pada periode Februari 2024, sebesar 3,02 persen. Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Maluku Tengah dengan 3,26 persen dengan IHK sebesar 103,16, sedangkan terendah terjadi di Kota Tual yang hanya sebesar 2,88 persen dengan IHK sebesar 106,62.

Menurut Kepala BPS Provinsi Maluku Maritje Pattiwaellapia, dalam rilisnya, Jumat (1/3) inflasi year-on-year terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya 10 indeks kelompok pengeluaran.

10 kelompok pengeluaran tersebut yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 5,16 persen, kelompok kesehatan 3,81 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 3,48 persen, kelompok transportasi 2,96 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran 2,79 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya 1,93 persen.

Kemudian kelompok pendidikan 1,59 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 1,40 persen, kelompok pakaian dan alas kaki 0,96 persen dan kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,64 persen.

Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks yaitu, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,41 persen.

Baca Juga: Saksi PKS Ancam Pidanakan PPK Inamosol

“Sedangkan tingkat deflasi month to month Provinsi Maluku periode Februari 2024 sebesar 1,19 persen dan tingkat deflasi year to date (y-to-d) 1,00 persen,” ujarnya.

Untuk Indeks Harga Konsumen/Inflasi menurut kelompok, dimana perkembangan harga berbagai komoditas pada Februari 2024 secara umum lanjut dia, menunjukkan adanya kenaikan dan berdasarkan hasil pemantauan, BPS Provinsi Maluku di tiga kabupaten/kota, pada Februari 2024 terjadi inflasi y-on-y 3,02 persen, atau terjadi kenaikan IHK dari 101,51 pada Februari 2023 menjadi 104,58 pada Februari 2024, kemudian tingkat deflasi m-to-m 1,19 persen dan tingkat deflasi y-to-d sebesar 1,00 persen.

Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya 10 indeks kelompok pengeluaran masing-masing, kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 5,16 persen, kelompok kesehatan 3,81 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 3,48 persen, kelompok transportasi 2,96 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran 2,79 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya 1,93 persen, kelompok pendidikan 1,59 persen.

Selanjutnya, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 1,40 persen, kelompok pakaian dan alas kaki 0,96 persen, dan kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,64 persen.

“Untuk kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks yaitu, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,41 persen. Sementara komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y pada Februari 2024, antara lain, beras, bawang putih, tomat, bahan bakar rumah tangga, tarif angkutan udara, kangkung, sigaret kretek mesin (SKM), sawi hijau, gula pasir, bawang merah, buncis, labu siam/jipang, pembalut wanita, tarif angkutan laut, mobil, daun singkong, emas perhiasan, kopi bubuk, sigaret kretek tangan (SKT) dan obat dengan resep,” urainya.

Komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y, antara lain tambahnya yakni, ikan selar/kawalinya, ikan tongkol/komu, ikan cakalang/sisik, ikan layang/mumar, telepon seluler, sabun mandi cair, terong, sabun cream detergen, minuman ringan, pepaya, ayam hidup, sabun wajah, tas sekolah, keramik, sepatu pria, sepatu anak, minyak rambut, tepung terigu, handbody lotion dan cabai rawit.

Sementara komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan deflasi m-to-m pada Februari 2024, antara lain: cabai rawit, ikan cakalang/sisik, ikan selar/kawalinya, ikan layang/mumar, ikan tongkol/komu, tomat, tarif angkutan udara, cabai merah, daging ayam ras, lemon, buncis, ikan tuna, buku tulis bergaris, bahan bakar rumah tangga, pasta gigi, telepon seluler, lada/merica dan pepaya.

“Sedangkan komoditas yang memberikan andil/sumbangan inflasi m-to-m, antara lain: kangkung, sawi hjau, beras, bayam, labu siam/jipang, daun singkong, ketimun, kopi bubuk, ikan asap, ketela pohon, emas perhiasan, tempe, iuran pembuangan sampah dan ketela rambat,” ujarnya.

Selain itu kata dia, pada Februari 2024, kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y yaitu, kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,75 persen, kelompok transportasi 0,40 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,28 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran 0,20 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,19 persen

Berikutnya, kelompok kesehatan 0,07 persen, kelompok pendidikan 0,06 persen, kelompok pakaian dan alas kaki 0,05 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,03 persen, dan kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya 0,02 persen.

“Kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y, yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,03 persen,” pungkasnya.(S-25)