AMBON, Siwalimanews – Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dengan sistem zonasi masih menjadi problem orang tua.

Pasalnya, banyak orang tua yang menginginkan anaknya masuk pada sekolah-sekolah yang memiliki mutu dan kualitas ajar yang baik. Pandangan itu terkadang berbeda dengan pilihan anak.

“Sejak adanya penerapan zonasi, pada proses penerimaan siswa baru, ini terus menjadi problem yang sama, yang mestinya menjadi bahan evaluasi terhadap pemerintah,” ujar Ketua Komisi II DPRD Kota Ambon Christianto Laturiuw kepada wartawan di Baileo Rakyat Belakang Soya, Rabu (3/7).

Ia menjelaskan pada tahun ajaran baru ini, kuota penerimaan tingkat SMP sebanyak 6.717 orang, sementara lulusan peserta didik tingkat SD, hanya 5.900.

“Itu artinya, kuota yang disiapkan untuk masuk SMP di Kota Ambon, lebih besar dari angka kelulusan kali ini. Jadi kalau dilihat perbandingan angka kelulusan dengan kuota, maka dipastikan seluruh kelulusan bisa diterima. Namun ketika kembali ke sistem zonasi, fakta yang terjadi, pada sekolah-sekolah tertentu dengan kuota yang dimiliki, terkadang melebihi jumlah pendaftar,” ujarnya.

Baca Juga: Ogah Tempati Pasar Baru, Disperindag Bakal Tindak Pedagang

Sementara pada sekolah lain, lanjutnya justru tidak mencapai jumlah sesuai kuota yang ditetapkan. Hal ini yang menjadi problem yang harus dievaluasi.

Dia mencontohkan, misalkan pada SMP A, liniernya itu dengan SD mana, maka dilihat berapa angka kelulusan pada SD yang sesuai linear itu berapa, apakah jumlah kelulusan pada sekolah itu bisa ditampung sesuai kuota pada SMP dimaksud.

“Hal ini perlu dilihat, sehingga dalam konsep zonasi, tidak saja melihat soal pemerataan penyaluran siswa, tetapi soal kualitas sekolah juga harus betul-betul teruji, agar, orang tua atau siswa itu sendiri, tidak memilih-milih hanya karena berpikir bahwa sekolah A atau sekolah B tidak atau kurang berkualitas misalnya,” katanya.

Untuk itu, seharusnya sekolah juga punya standar, sehingga orang tidak harus membedakan soal kualitas sekolah A dan B.

“Ini juga makanya sekarang dalam kurikulum merdeka, itu lebih banyak diterapkan sistem yang bukan saja mengejar pengetahuan, tetapi juga pada pembentukan karakter siswa. Itu juga yang harus dikedepankan,” tandasnya.

Ia menambahkan, bahwa dari kuota yang ditetapkan untuk tingkat SMP di Kota Ambon, hanya 5.733 atau sekitar 96 persen kuota yang terisi. Sisanya, memilih bersekolah di luar Kota Ambon.(S-25)