AMBON, Siwalimanews – Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Maluku Samson Atapary, beranggapan penjelasan Kepala Kesbangpol Maluku Daniel Indey terkait seleksi paskibraka tidak masuk akal.

Atapary justru mengecam balik proses seleksi yang paskibraka sarat dengan mafia dan nepotisme yang dilakukan panitia seleksi dan pemda.

“Saya seratus persen tidak percaya dengan semua yang disampaikan Kesbangpol, bagi saya ada mafia dalam proses medical check up sebab  masa dokter yang memeriksa tidak mengambil kesimpulan, tapi BPIP. Artinya Pansel bisa saja berkomunikasi untuk meloloskan orang tertentu,” kecam Atapary dalam rapat bersama.

Menurutnya, hasil medical check up, wajib dibuka satu persatu oleh dokter pemeriksa, barulah diambil kesimpulan, tapi faktanya peserta seleksi pun tidak tahu rekam mediknya.

Tindakan yang dilakukan pansel, secara tidak langsung telah membunuh karakter anak daerah, apalagi siswa-siswi yang masih berada diusia yang labil.

Baca Juga: Masyarakat SBT di Himbau Waspadai Cuaca Ekstrem

“Pemprov mestinya punya prespektif, bahwa ini anak dibawah umur yang masih labil, artinya pemprov sedang melakukan kekerasan psikis kepada anak,” kesal Atapary.

Apalagi kejadian nepotisme dan diskriminatif ini bukan baru, tetapi sering terjadi, namun belum menjadi perhatian publik, barulah kasus Kristine Lumatalale inilah yang membongkar bobrok seleksi.

“Kasus pramuka dulu juga demikian, akibatnya anak pejabat yang berangkat, jadi kedepan lagi seleksi jangan lakukan seperti ini, karena akan merusak generasi muda yang berprestasi,” tegas Atapary.(S-20)