AMBON, Siwalimanews – Mengelola Bank Maluku Malut memiliki tantangan tersendiri. Olehnya jabatan direktur utama harus diisi oleh figur yang berkualitas.

Selain kualitas, kecintaan dan visi untuk mengem­bangkan Bank Maluku Ma­lut juga diperlukan.

“Ini kan bank kebang­gaan orang Maluku dan Ma­luku Utara jadi kapa­sitas dan kualitas calon di­rektur utama harus di atas rata-rata,” kata Akademisi Ekonomi dan Bisnis Un­patti, Erly Leiwakabessy kepada Siwalima, Rabu (21/10).

Ketika seseorang memim­pin bank berplat merah seperti BRI, BNI, dan Mandiri, kata Leiwakabessy, memiliki tantangan yang tidak terlalu besar, karena bank-bank ini selain memiliki modal yang besar dan banyak nasabah, dengan tantangan yang sudah biasa dihadapi bahkan puluhan tahun dan ditambah cakupan yang begitu luas di seluruh Indonesia. Tetapi, untuk memimpin Bank Maluku harus memiliki kualitas dan kapasitas yang tinggi.

“Sebab dari segi modal dan nasa­bah sangat kecil dan terbatas, sehi­ngga harus ada kemampuan khusus untuk mengembangkan semua ins­trumen perbankan untuk mencapai tujuan tertinggi,” ujarnya.

Baca Juga: Pansus Sebut Penegakan Prokes di Pasar Belum Maksimal

Leiwakabessy mengatakan, selain kualitas harus ada kecintaan yang tinggi bagi pengembangan perban­kan. Sebab walaupun kualitas tinggi, tetapi jika tidak memiliki kecintaan kepada Bank Maluku, maka itu sama saja.

“Pak Waliulu itu memiliki kapa­sitas yang sangat mumpuni tetapi tidak bisa menyelesaikan tugasnya hingga akhir masa jabatan, artinya bukan saja kapasitas yang berhu­bungan dengan manajemen keua­ngan tetapi kapasitas yang berhu­bungan dengan pribadi itu sendiri merasa memiliki itu penting,” tuturnya.

Selain itu, pimpinan Bank Maluku harus menguasai semua hal yang berhubungan dengan kepentingan perbankan. Hal yang juga penting, harus memiliki visi ke depan yang luar biasa. “Artinya orang yang akan memimpin bank harus orang yang visioner,” tandas Leiwakabessy.

Hal senada disampaikan Wakil Ketua Komisi III DPRD Provinsi Maluku, Hatta Hehanussa. Untuk menjadi Direktur  Utama Bank Maluku dan Malut harus memiliki kualitas dan loyalitas yang tinggi terhadap perbankan.

“Mungkin  pernyataan Pak Guber­nur itu sangat bagus sebenarnya, tapi persoalannya calon Dirut harus teruji, apalagi sekarang untuk men­jadi direktur utama itu harus mele­wati persyaratan dan mekanisme aturan yang cukup ketat,” ujar Hatta.

Aspek kualitas, kata Hatta, sangat dibutuhkan agar dapat membawa Bank Maluku Malut lebih maju.

Ngaku Sudah Ada Pengganti 

Seperti diberitakan, Gubernur Ma­luku, Murad Ismail mengaku sudah mendapatkan pengganti Arief Bur­hanudin Waliulu yang mundur dari jabatan Dirut Bank Maluku Malut.

Murad menyebut, pengganti Wa­liulu adalah pejabat Bank Mandiri di Jakarta. Namun ia enggan menje­laskan identitas pejabat bank berpe­lat merah itu.

“Kita ambil orang dari luar untuk menganti Dirut Bank Maluku. Kemarin sudah dikirim CV atau biodata diri ke saya,” kata gubernur kepada wartawan di Kantor Gu­bernur Maluku, Selasa (20/10).

Menurutnya, orang luar Maluku yang akan ditempatkan sebagai pengganti Waliulu agar tidak ada polemik.

“Kita pakai orang luar supaya tidak ada polemik macam-macam dan orangnya merupakan salah satu pejabat Bank Mandiri di Jakarta, karena dia sudah pernah jadi kepala di mana-mana,” ujar Murad.

Lanjutnya, calon pengganti Wali­ulu akan diumumkan saat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) Bank Maluku Malut.

“Nanti kita RUPS di sini kita ajukan orang itu, dan namanya akan di umumkan pada saat RUPS,” jelas Murad.

Ditanya nama pejabat Bank Man­diri itu, ia enggan menyebutkan. “Nanti saja kita sampaikan dalam RUPS,” ujarnya.

Soal pengunduran diri Waliulu, Murad mengatakan, alasannya sa­ngat pribadi. Ia pernah menabrak orang dengan mobil hingga meni­nggal dunia. Tak lama kemudian, istrinya meninggal.

“Mungkin dia punya kepercayan diri, dia merasa dapat jabatan mu­ngkin membawa sial buat dia. Per­tama dia kecelakaan nabrak orang mati, urus belum selesai, istrinya mati. Mungkin dia merasa jabatan ini ngak cocok buat dia, itu kan ma­nusia,” kata Murad.

Kendati sudah mengundurkan diri, namun kata Murad, Waliulu tetap menjalankan tugas hingga RUPS LB.

“Dia mengatakan sama kita, sampai ada penggantinya baru dia melepasnya dan sampai sekarang surat pengunduran dirinya belum saya setujui kok, tapi dia mau membantu kita,” ujarnya.

Dewan Komisaris juga menyetujui surat pengunduran diri Arief Burhanudin Waliulu yang diajukan pada 9 Oktober lalu. (Cr-2)