Curah Hujan Pengaruhi Naiknya Inflasi Maluku
AMBON, Siwalimanews – Tingginya curah hujan di Maluku saat ini, ternyata juga mempengaruhi naiknnya inflasi gabungan kota di provinsi ini pada periode Mei 2023 kemarin.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Maluku Rawindra Ardiansah menyebutkan, inflasi gabungan kota di Provinsi Maluku, kembali meningkat di bulan Mei 2023 kemarin. Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik pada 5 Juni 2023, realisasi inflasi bulanan gabungan kota di Maluku pada bulan Mei 2023, tercatat sebesar 0,85 persen (mtm).
“Tingkat inflasi pada bulan Mei 2023 ini, bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan bulan April 2023 yang mengalami inflasi sebesar 0,30 persen (mtm),” tulis Ardiansah dalam rilisnya yang diterima redaksi Siwalimanews, Rabu (7/6).
Realisasi inflasi gabungan kota di Provinsi Maluku pada Mei 2023 ini juga kata Ardiansah, lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional yang tercatat sebesar 0,09 persen (mtm).
Tekanan harga yang terjadi, utamanya didorong oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan tingkat inflasi sebesar 2,95 persen (mtm), dengan andil sebesar 0,93 persen terhadap inflasi gabungan kota Provinsi Maluku di Mei 2023.
Baca Juga: Miliki Sabu, Gusdur Divonis 3 Tahun PenjaraTingginya tekanan harga pada kelompok-kelompok tersebut, juga tercermin dari lima besar komoditas pendorong inflasi Mei 2023 yang seluruhnya berasal dari kelompok kangkung, ikan cakalang, bawang merah, beras, dan ikan layang.
“Ini akibat dari peningkatan curah hujan sepanjang bulan Mei 2023, sehingga turut berdampak pada keterbatasan produksi, khususnya komoditas hortikultura (sayuran dan bumbu bumbuan) dan perikanan,” ucapnya.
Kondisi tersebut menurut Ardiansyah, juga mendorong peningkatan tingkat inflasi tahunan pada gabungan kota di Provinsi Maluku. Dimana pada Mei 2023, inflasi tahunan tercatat sebesar 5,07 persen (yoy), itu lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 4,94 persen (yoy) dan capaian inflasi itu, lebih tinggi dari realisasi inflasi nasional sebesar 4,00 persen (yoy).
Selain itu, adanya peningkatan risiko tekanan inflasi pada musim penghujan, Tim Pengendalian Inflasi Daerah baik di tingkat Provinsi maupun kabupaten/kota terus memperkuat berbagai upaya sinergis dan intensif untuk meredam tingkat inflasi, khususnya yang berasal dari kelompok makanan, minuman dan tembakau.
“Pelaksanaan strategi 4K (Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif) terus diintensifkan sesuai dengan roadmap pengendalian inflasi 2022-2024,” ujarnya.
Selain itu, tambah Ardiansyah, berbagai program dalam kerangka Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan akan semakin diintensifkan di triwulan II dan III tahun 2023 untuk mengendalikan stabilitas harga, serta mendukung ketahanan pangan nasional, guna mendukung pencapaian inflasi yang sesuai dengan rentang sasarannya pada tahun ini.(S-25)
Tinggalkan Balasan