PEMILIHAN Kepala Daerah (Pilkada) adalah salah satu momen krusial dalam agenda demokrasi Indonesia yang membutuhkan keterlibatan aktif dari semua pihak untuk memastikan jalannya yang damai, transparan, dan bermartabat.

Sebagai bagian dari proses demokrasi, Pilkada tidak hanya menguji kemampuan penyelenggara dalam mengorganisir suatu kontes politik, tetapi juga menggambarkan kematangan politik dan kedewasaan masyarakat dalam menentukan pemimpin di tingkat daerah.

Namun, tantangan besar menghadang dalam upaya menciptakan Pilkada yang sehat dan bermartabat, terutama dalam mengantisipasi penyebaran hoaks dan potensi konflik yang bisa mengancam keamanan dan integritas proses demokrasi.

Oleh karena itu, partisipasi serta kerjasama dari semua elemen masyarakat, aparat keamanan, lembaga penyelenggara, dan pemangku kepentingan lainnya menjadi sangat penting dalam menciptakan Pilkada yang damai dan berintegritas.

Seluruh elemen masyarakat diharapkan untuk menyambut Pilkada dengan semangat persaudaraan.

Baca Juga: Netralitas ASN Dalam Atas Politik Praktis

Dalam konteks ini, persaudaraan tidak hanya berarti mempersatukan masyarakat Maluku secara etnis atau agama, tetapi juga dalam menyikapi perbedaan politik dan pandangan.

Pilkada adalah momen penting dalam demokrasi di mana pemimpin daerah yang baru akan dipilih, dan mereka haruslah negarawan yang berkomitmen untuk memajukan daerahnya dengan baik.

Pilkada bukanlah ajang untuk memecah belah masyarakat, tetapi sebaliknya, merupakan kesempatan untuk menyatukan semua kekuatan dalam rangka membangun Maluku yang lebih baik.

Para calon dan tim suksesnya diminta untuk menjaga fokus pada perumusan program-program yang berdaya guna dan menjauhkan diri dari politik identitas (SARA) yang dapat memicu konflik.

Masyarakat Maluku telah menunjukkan kedewasaannya dalam menyikapi politik. Mereka tidak lagi terbuai dengan isu-isu yang bersifat provokatif dan hanya akan merusak kebersamaan.

Saat ini adalah waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan politik yang cerdas dan modern kepada masyarakat, agar mereka dapat memilih secara bijaksana dalam Pilkada mendatang.

Beredarnya rekaman di media sosial yang melibatkan Sekretaris Kota Ambon, Agus Ririmase yang meresahkan masyarakat adalah bukti pendidikan politik yang tidak cerdas.

Olehnya kepada seluruh elemen masyarakat, mari kita satukan tekad untuk menjaga Pilkada serentak 2024 sebagai proses demokrasi yang bermartabat, jujur, dan damai. Jangan biarkan Pilkada menjadi ajang konflik atau kebencian.

Seiring dengan semangat persatuan dan demokrasi yang matang, mari kita semua bergandengan tangan untuk menjaga kedamaian dan kemajuan daerah kita melalui Pilkada yang adil dan bersih. Dengan keterlibatan aktif dari semua pihak, Pilkada dapat menjadi momentum untuk menyatukan kita dalam visi bersama mencapai kemajuan dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat.

Mari kita lindungi ruang demokrasi kita dari hoaks, ujaran kebencian, dan politik identitas yang merusak. Dengan begitu, kita dapat memastikan bahwa proses Pilkada akan menjadi tonggak penting dalam membangun masa depan yang lebih baik untuk daerah kita. (*)