BULA, Siwalimanews – Bupati Seram Bagian Timur Mukti keliobas berharap, Musda I Muhammadiyah dan Aisyiyah sebagai simbol untuk memajukan pembangunan didaerah ini demi membawa kemakmuran, dan mendukung terciptanya Kabupaten SBT yang lebih baik lagi kedepan.

“Atas nama pribadi dan pemkab saya ucapkan selamat kepada segenap pimpinan Muhammadiyah dan Aisyiyah yang mampu melaksanakan musda, sehingga kesuksesan musda I ini merupakan kebahagiaan bagi kita semua, sebab hari ini merupakan kebangkitan Muhammadiyah,” ungkap bupati dalam sambutannya yang dibacakan Wakil Bupati Idris Rumalutur saat membuka musa tersebut di salahs atu hotel di Kota Bula, Sabtu (12/8).

Keberhasilan ini kata bupati, diharapkan dapat membawa semangat, antusiasme, serta motivasi baru untuk mengimplementasikan program-program kerja seraya mengabdikan diri kepada agama, masyarakat bangsa dan negara.

Sebagai salah satu organisasi Islam di Indonesia, Muhammadiyah dan Aisyiyah mempunyai peran strategi dalam perjalanan bangsa sejak zaman sebelum merdeka hingga saat ini. Oleh sebab itu, Muhammadiyah dan Aisyiyah merupakan organisasi-organisasi yang dapat membantu pemerintahan dalam mensukseskan pembangunan sekarang ini.

Untuk itu kepada keluarga besar Muhammadiyah serta Aisyiyah untuk membekali dan bersinergi bersama melawan radikalisme, toleransi, penyebar ujaran kebencian, berita- berita hoax yang sudah merajalela di lingkungan masyarakat yang dapat berakibat pada perpecahan umat.

Baca Juga: Purmiasa: Pesparawi Momen Perkuat Iman

“Saya mengajak Muhammadiyah dan Aisyiyah menguatkan visi dan misi serta konsisten pada perjuangan keberadaan di tengah-tengah masyarakat. Dengan terpilih dan terbentuknya pengurus periode berikutnya diharapkan dapat menjadi pioneer dan mampu menjadikan diri sebagai figur yang dapat dicontohkan, khususnya dalam kehidupan kemajuan daerah, sehingga upaya mempelopori terciptanya yang aman dan damai berkemajuan,” pinta bupati.

Sebelumnya, Ketua Panitia Musda M Saleh Tianotak menjelaskan, tujuan utama Muhammadiyah adalah mengembalikan seluruh penyimpangan yang terjadi dalam proses dakwah. Gerakan Muhammadiyah berciri semangat membangun tatanan sosial dan pendidikan masyarakat yang lebih maju dan terdidik, serta menampilkan ajaran Islam bukan sekadar agama yang bersifat pribadi dan statis, tetapi dinamis dan berkedudukan sebagai sistem kehidupan manusia dalam segala aspeknya.

Musda I Muhammadiyah dan Asiyiyah SBT ini berlangsung dibawa sorotan tema Memajukan Seram Bagian Timur mencerahkan Maluku, tema ini diangkat, karena memandang posisi Muhammadiyah yang tidak bisa dapat terpisahkan dari daerah maupun bangsa Indonesia.

Sementara Ketua Wilayah Aisyiyah Maluku Ummu Saida menjelaskan, Aisyiyah adalah parampuan Muhammadiyah yang didirikan Walidah atau Sitti Walidah adalah istri dari Kyai Haji Ahmad Dahlan.

“Perserikatan Aisyah ini pada waktu itu perjuangan Walidah itu parampuan pada saat itu tidak boleh mengenal pendidikan, jadi hanya disuruh dibagian belakang. Melihat kondisi seperti itu, makanya Walidah ini juga berjuang bersama bagaimana ibu- ibu juga mengenal namanya Pendidikan seperti bapak- bapak,” jelasnya.

Ia mengaku, oraginisasi Aisyiyah ini sudah berumur satu abad lebih dan selisih dengan Muhammadiyah hanya lima tahun. Kalau Muhammadiyah tahun 1912, Aisyah 1917 jauh sebelum Indonesia merdeka. Peran Aisyiyah sama dengan Muhammadiyah, punya visi dan misi sama, dan menegakkan Islam serta mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar- benarnya.

Pimpinan Muhammadiyah Maluku Abdullah Marasbessy menjelaskan, progam Muhammadiyah periode pada tahun 2022- 2027 secara umum dan keseluruhan berada dalam tanggungjawab pimpanan pusat Muhammadiyah.

Sedangkan pelaksanaan dan penjabaran program berada pada tingkat daerah sebagai pusat administrasi dan konsentrasi pelaksanaan program yang berbeda di tengah-tengah ketentuan pimpanan Muhammadiyah, pimpanan cabang, maupun pimpanan ranting.(S-27)