AMBON, Siwalimanews – Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku mencatat secara komulatif ekspor Maluku Januari sampai dengan Maret 2022 sebesar US$ 2,42 juta atau mengalami penurunan sekitar 51,41 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021.

“Secara  kumulatif  nilai  ekspor  komoditi  asal  Maluku  yang  diekspor  dari pelabuhan luar Maluku pada Januari-Maret 2022 mencapai US$ 4,51 juta atau turun 6,00 persen dibanding periode yang sama tahun 2021, kata Kepala BPS Maluku Asep Riyadi dalam rilis yang diterima Siwalima, Selasa  (10/5).

Dikatakan tujuan ekspor Maluku pada Maret 2022 yakni Singapura, Vietnam, Thailand, Jepang, dan Tiongkok. Ekspor terbesar menuju Vietnam senilai US$ 0,45 juta.

“Total  nilai  ekspor  komoditi  asal  Maluku yang  diekspor  dari  pelabuhan  luar Maluku pada Maret 2022 mencapai US$ 1,27 juta atau naik 45,50 persen dibanding Februari 2022,” jelas Asep.

Sementara itu impor Maluku bulan Maret 2022 mencapai US$ 25,78 juta atau turun sekitar 11,40 persen dibandingkan impor Februari 2022 (US$ 29,09 juta).

“Secara kumulatif nilai impor Maluku Januari-Maret 2022 mencapai US$ 75,07 juta atau meningkat sebesar 133,00 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021,” ungkap Asep.

Dijelaskan ekspor Maluku pada Maret 2022 mencapai US$ 0,80 juta berasal dari komoditas non migas.

Komoditas  non  migas  dari  kelompok  ikan  dan  udang  berupa  ikan  tuna  (fresh  tuna whole, frozen yellowfin tuna loin, frozen yellowfin tuna steak), frozen grouper, red snapper, mackerel, cumi-cumi dan kepiting.

“Nilai ekspor Maret naik sekitar 20,71 persen dibandingkan nilai ekspor Maluku bulan Februari 2022 (US$ 0,66 juta) yang berasal dari komoditas barang non migas yaitu kelompok ikan dan udang” ujarnya.

Lanjutnya ekspor Maluku Januari-Maret 2022 berasal dari komoditas non migas senilai US$ 2,42 juta berupa ikan tuna (fresh  tuna whole,  frozen yellowfin, frozen yellowfin tuna steak), frozen grouper, red snapper, mackerel, cumi-cumi, ikan kerapu hidup, ikan kakatua dan kepiting, gum copal produk alami untuk industri, pala dan bubuk bunga pala serta minyak kayu putih.

“Perbandingan nilai ekspor Januari-Maret 2022 terhadap periode yang sama tahun 2021 menunjukan penurunan sekitar 51,41 persen,” tandasnya.(S-09)