AMBON, Siwalimanews – Balai Pengendalian Perubahan Iklim (BPPI) wilayah Maluku Papua berkomitmen untuk menangani kebakaran hutan dan lahan di Maluku.

Kampanye pencegahan Karhutla berlangsung di kampus Universitas Pattimura, Rabu (14/8) tidak lepas dari fenomena kebakaran hutan dan lahan yang kerap terjadi di Maluku yang selalu berulang setiap tahun sehingga sangat penting untuk dicegah dan ditangani melalui kampanye dimaksud.

“Kerugian karena karhutla sangat besar dan signifikan serta berpengaruh bagi pembangunan nasional lebih khususnya di Maluku,” kata  Kepala BPPI Kebakaran Hutan dan Lahan Wilayah Maluku dan Papua, Prianto kepada Siwalima usai kegiatan.

Ia mengaku pencegahan dan penanganan Karhutla bukanlah hal yang mudah, mengingat derajat permasalahannya yang semakin besar dan kompleks.

“Karhutla bukan hanya masalah biofisik tetapi juga menyangkut masalah ekonomi, politik dan sosial. Beberapa kebijakan dan peraturan telah dikeluarkan oleh Presiden, demikian pula berbagai upaya untuk mengurangi karhutla telah dilaksanakan, akan tetapi inisiatif-inisiatif ini belum efektif dan masih bersifat sektoral,” jelasnya.

Baca Juga: Burhanuddin Mutasi Sejumlah Jaksa di Maluku

Ia mengaku paradigma baru upaya pengendalian Karhutla yang saat ini dikedepankan adalah menitikberatkan kegiatan pencegahan khususnya di provinsi rawan kebakaran.

Strategi pengendalian Karhutla di Indonesia untuk terus menekan/menurunkan luas kebakaran hutan dan lahan melalui berbagai aksi seperti halnya diselenggarakannya festival iklim.

Festival Iklim yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim (Ditjen PPI) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan kata Prianto, adalah sebuah acara tahunan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan aksi nyata terhadap perubahan iklim di Indonesia.

“Salah satu fokus utama festival ini adalah penurunan emisi gas rumah kaca melalui penyelenggaraan nilai ekonomi karbon dan berbagai inisiatif ramah lingkungan,” terangnya.

Karhutla lanjutnya telah menjadi masalah serius di Indonesia, termasuk di Provinsi Maluku, yang menghadapi tantangan signifikan terkait deforestasi dan degradasi lahan.

Kegiatan kampanye ini juga katanya, dirancang untuk meningkatkan kesadaran, partisipasi, dan tindakan masyarakat serta pemerintah dalam menjaga kelestarian hutan dan mencegah kebakaran hutan dan lahan. Selain itu, kampanye kebakaran hutan dan lahan memainkan peran penting dalam upaya mitigasi perubahan iklim.

“Kampanye menjadi salah satu cara efektif untuk menggerakkan dan menyatukan berbagai pemangku kepentingan dalam mencapai tujuan bersama untuk melindungi lingkungan dan mengatasi perubahan iklim. Sebagai informasi untuk diketahui bersama di Tahun 2023 lalu, Provinsi Maluku memiliki luas Karhutla menempati urutan 9 dari 36 provinsi di Indonesia dengan luas Karhutla sebesar 45.999,39 Ha.

Dalam pelaksanaan kampanye Karhutla, BPPI Wilayah Maluku Papua juga rutin melaksanakan kampanye setiap tahunnya di berbagai kalangan, termasuk masyarakat umum, sekolah, dan organisasi lingkungan.

Namun, selain lokasi-lokasi yang telah menjadi sasaran rutin, kampanye di lingkungan kampus dianggap memiliki potensi besar untuk menumbuhkan kesadaran yang lebih luas dan mendalam mengingat perguruan tinggi sebagai pusat lembaga edukasi dan bebas dari intervensi politik, sosial dan budaya.

Selain itu, mahasiswa memiliki potensi besar sebagai agent of change dalam membentuk karakter peduli lingkungan dan tanggung jawab sosial di masyarakat. Upaya pencegahan saat ini telah diupayakan oleh semua pihak bukan oleh pemerintah saja tapi harus oleh semua pihak sampai ke tingkat masyarakat di daerah dampak.

Dikatakan, terkait dengan kegiatan pengendalian kebakaran hutan dan lahan ada tiga kegiatan besar yang terus di pleasure. Baik pencegahan, pemadaman hingga penanggulangan.

“Ada tiga kegiatan utama pertama pencegahan pemadaman atau penanggulangan dan penanganan pasca kebakaran hutan jadi sesuai arahan bapak presiden diharapkan tidak akan terjadi kebakaran yang lebih besar dan kami melibatkan semua komponen,” tegasnya.

Penanganan kebakaran itu ka­-ta­nya, memang karena keterba­ta­-san keterbatasan yang kami alami.

“Kami kan ada seksi wilayah memang di sini tapi untuk menjangkau lokasi di kabupaten Kepulauan Tanimbar yang masuk 10 besar Karhutla terbesar  kami mengutamakan koordinasi dengan stakeholder terkait, ada dari Dinas kehutanan ada dari Balai juga yang seksinya ada di sana dan minimal kami dengan pemerintah,” ungkapnya. (S-26)