PIRU, Siwalimanews – Badan Meteorologi dan Geofisika melalui Stasiun Geofisika Ambon membuka sekolah lapang gempa bumi dan tsunami di Kabupaten Seram Bagian Barat, tepatnya di Desa Piru.

Kegiatan ini digelar dengan tujuan, untuk meningkatkan pengetahuan terhadap potensi bencana gempa dan tsunami di wilayah Desa Piru, serta pengambilan tindakan yang tepat dalam menghadapi bencana.

Selain membuka sekolah ini, pihak BMKG juga melakukan penanaman rambu-rambu evakuasi yang berpusat di wilayah pasar rakyat, di Kota Piru, Selasa (26/8).

Kepala Stasiun Geofisika Ambon Djati Cipto Kuncoro kepada wartawan menjelaskan, kegiatan yang dipusatkan di  Desa Piru ini, merupakan program BMKG RI untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat dalam penanggulangan bencana.

“Kegiatan ini kami lakukan bukan berarti untuk menakut-nakuti, tetapi hal ini untuk memberikan edukasi, sehingga masyarakat luas lebih paham, dimana kita tinggal di negara dan juga wilayah yang rawan akan terjadinya gempa bencana gempa,” jelasnya.

Baca Juga: 20 Dokter Spesialis Bakal Periksa Calkada di RSUD Haulussy

Ia mengungkapkan, banyak juga multi bencana, tetapi dengan kejadian bencana gempa bumi dan tsunami ini, BMKG juga melakukan kegiatan ini bukan saja di SBB tetapi juga di beberapa wilayah di Indonesia yang bertujuan untuk memberikan edukasi.

Kegiatan ini juga merupakan kerja sama dengan pemerintah daerah dalam hal ini BPBD, dangan tujuan agar bisa memberikan edukasi atau pemahaman kepada masyarakat dalam penanggulangan bencana serta kesiap siagaan.

“Untuk itu kami berterima kasih kepada pemda dan TNI/Polri atas kerjasamanya sehingga kegiatan ini  dapat berjalan dengan baik, sekaligus kita memasang rambu/peta bahaya tsunami di beberapa titik,” tandasnya.

Kuncoro juga minta agar masyarakat Maluku patut bersyukur, sebab Maluku merupakan satu-satunya di wilayah timur a yang Insya Allah akan dapat pengakuan internasional tsunami ready community, yang mana penghargaan itu akan diterima Pemkot Ambon dari UNESCO tepatnya pada peringatan 20 tahun gempa dan tsunami Aceh pada bulan November tahun ini.

Terkait dengan isu gempa bumi dan tsunami yang beredar di masyarakat, itu sebenarnya bukan hanya sekedar isu, tetapi itu harus dipahami dengan baik, bahwa memang daerah-daerah yang ada di wilayah NKRI ini rawan terjadinya gempa dan kemudian gempa itu tidak bisa diramalkan.

“Sebab itu saya harapkan doa kita semua sebagai umat beragama sesuai keyakinan masing-masing, kalaupun itu terjadi tetapi kita sudah siap,” tuturnya.

Ditempat yang sama Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan dan SDM Reinold V Lisapaly menambahkan, peristiwa pengalaman bencana yang pernah terjadi adalah, sala satu peran kunci dalam penyebaran luaskan informasi yang dilakukan oleh BPBD melalui Pusdalops yang beroperasi selama 24 jam setiap hari.

Dalam konteks mitigasi gempa bumi dan tsunami, Pusdalops daerah berperan dalam menerjemahkan informasi gempa bumi dari BMKG, menjadi arahan yang tepat dan cepat untuk menyelamatkan masyarakat.

“Untuk menyelamatkan masyarakat dari bencana alam, Pusdalops harus ada pemahaman informasi gempa bumi dan ini sangatlah penting,” tandasnya.

Ia juga mengapresiasi langkah BMKG yang telah menginisiasi dan berupaya semaksimal mungkin untuk merealisasikan kegiatan sekolah ini, sebab akan terbangun kapasitas dan kapabilitas semua pihak terkait kesiapsiagaan, sehingga seluruh masyarakat yang tinggal di SBB dapat selamat dari bencana, serta berupaya keras dalam memperkuat kapasitas kesiapsiagaan masyarakat.(S-18)