Bawang Merah Jadi Masalah di Maluku

AMBON, Siwalimanews – Bawang merah masih menjadi masalah di Provinsi Maluku sehingga masih tergantung pada Pemerintah Pusat.
Menurut Kepala Dinas Pertanian Maluku, Ilham Tauda pengembangan beberapa komoditas pangan strategis khususnya bawang merah masih sangat tergantung pada dukungan Pemerintah Pusat.
Hal ini dikarenakan selama ini pengembangan komoditas bawang merah mengalami keterbatasan dari sisi keuangan.
“Untuk pengembangan bawang merah setiap tahun rata-rata kita diberikan bantuan kurang lebih 100 hektar tapi kita masih kita defisit,” ujar Tauda kepada wartawan di Kantor Gubernur, Selasa (4/3).
Namun dengan adanya efisensi anggaran yang dilakukan, lanjut Tauda, tentu akan berdampak pada pengembangan komoditas bawang merah di Maluku.
Baca Juga: Pakai Narkoba, Dua Pemuda Batu Merah DitangkapWalau demikian, Dinas Pertanian Maluku akan berupaya untuk terus mendorong petani memaksimalkan potensi yang ada untuk pengembangan bawang merah.
“Memang ada petani kita yang secara swadaya melakukan kegiatan budidaya, sehingga kita upayakan agar efisiensi ini tidak terlalu signifikan pada budidaya komoditas bawang merah,” ujarnya.
Dorongan ini menurut Tauda akan dilakukan guna menjamin kelancaran pasokan bawang merah walaupun masih berharap dari daerah sentra Surabaya.
“Prinsipnya Dinas Pertanian dalam satu visi besar yakni mewujudkan Asta Cita swasembada pangan Indonesia,” tandasnya.
Untuk diketahui, Provinsi Maluku masih membutuhkan bawang merah dari luar daerah karena produksi lokalnya belum mampu memenuhi permintaan pasar.
Maluku masih mengandalkan pasokan bawang merah dari Jawa Timur dan Sulawesi Selatan dimana produksi bawang merah lokal di Maluku masih minim dimana kebutuhan bawang merah per kapita di Maluku sebesar 2,17 kg/kapita/tahun. (S-20)
Tinggalkan Balasan