AMBON, Siwalimanews – Potensi banjir ROB hi­ngga gelombang tinggi mengancam wilayah pesi­sir dan perairan Maluku.

Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Me­teo­rologi Maritim Ambon gelombang dengan tinggi 1.25-2.5 meter berpotensi terjadi di sejumlah perairan Maluku.

Tinggi gelombang terse­but berpeluang terjadi di perairan Utara Pulau Buru, Perairan Selatan P. Buru, Perairan Selatan Maluku Tengah, Perairan Seram Bagian Timur (Selatan), Perairan Selatan Maluku Tengah, Perairan Seram Bagian Timur (Gorom), Perairan Kepulau­an Banda Neira, Perairan Kepu­lauan Kei, Perairan Utara Kepu­lauan Aru, Perairan Selatan Kepu­lauan Aru.

Potensi yang sama juga terjadi di perairan Laut Banda, Laut Ara­furu Bagian Tengah, Laut Arafuru bagian barat, Perairan Barat Ke­pulauan Tanimbar, Perairan Timur Kepulauan Tanimbar.

Tak hanya gelombang tinggi, banjir pesisir atau ROB juga berpotensi terjadi di sejumlah wilayah pesisir Maluku

Baca Juga: Kapolda & Kepala BI Bahas Stabilitas Ekonomi & Keamanan

“Adanya fenomena bulan baru pada tanggal 8 Februari 2025 dan perigee atau jarak terdekat bulan ke bumi pada tanggal 1 Maret 2025 berpotensi meningkatkan ketinggi­an air laut maksimum,” tulis Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Ambon, Muhajidin yang diterima redaksi Siwalima, Kamis (27/2).

Beberapa wilayah pesisir provinsi Maluku yang berpotensi terjadi pasang surut banjir pesisir atau ROB kata Muhajidin yakni Pesisir Pulau Ambon, Pesisir Selatan Pulau Seram, Pesisir Seram Timur, Pesisir Pulau Banda, Pesisir kepulauan Tanimbar, Pesisir Kepulauan Kai dan  Pesisir Kepulauan Aru.

Menurutnya, lotensi gelombang pasang dan banjir pesisir atau ROB ini berbeda waktu (hari dan jam) di tiap wilayah, namun secara umum wilayah Maluku berpotensi mengalami banjir ROB pada tanggal 28 Februari sampai 6 Maret 2025.

“Potensi gelombang pasang dan banjir ROB ini secara umum berdampak pada aktivitas masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan dan aktivitas di pemukiman pesisir,” jelasnya.

Muhajidin pun menghimbau masyarakat agar tidak panik, selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari pasang maksimum air laut serta memperhatikan update informasi cuaca maritim dari BMKG. (S-20)