AMBON, Siwalimanews – Hujan deras yang menguyur Kota Ambon pada Minggu (19/6)  telah menghantam talud di kali Waiory RT 058/RW 012 dan RT 014/ RW 003 Negeri Passo, Kecamatan Baguala, Kota Ambon.

Talud  sepanjang 30 meter itu roboh seke­tika sekitar pukul 11.00 WIT akibat insensitas hujan yang tinggi sejak pagi hari itu, membuat talud langsung ambruk dan terbawa derasnya banjir pada kali ter­sebut.

Ketua RT 058/ RW 012, Marthen Polnaya meminta perhatian serius dari pemerintah daerah menyikapi keru­sakan talud yang sudah terjadi sejak tiga tahun yang lalu.

“Sudah tiga tahun, talud di Wai­ory rusak namun belum ada pena­nganan yang serius oleh pemerin­tah. Dan sekarang sudah ada lagi talud yang roboh. Itu artinya sudah ada lima titik talud yang harus segera dibangun,” ungkap Polnaya kepada Siwalima.

Polnaya mengaku, kerusakan talud yang terjadi di kali Waiory ini sangat mengancam keselamatan masyarakat setempat, pasalnya ketika intensitas hujan yang tinggi dan mengakibatkan banjir maka pastinya, akan meluap ke rumah-rumah warga yang berada disekitar bantaran sungai.

Baca Juga: Ratusan CJH Asal Maluku Segera ke Tanah Suci

“Kondisi masyarakat kami diban­taran sungai Waiory sangat mempri­hatinkan, sehingga satu-satunya cara yakni hanya memperbaiki talud yang telah rusak,” pintanya.

Polnaya juga menjelaskan, kerusakan talud pada empat titik sebelumnya sudah pernah ditinjau oleh pemerintah Kota Ambon, Pemerintah Provinsi Maluku maupun pimpinan dan anggota Komisi III DPRD Provinsi Maluku namun sampai saat ini belum ada penanganan yang serius.

“Sekali lagi, kami minta perhatian serius dari pemerintah daerah menyikapi kerusakan talud yang sudah rusak sejak tiga tahun yang lalu,” desaknya.

Terkait dengan talud sepanjang 30 meter yang baru saja roboh ini, Polnaya mengatakan, pihaknya sudah melaporkan ke Pemerintah Negeri Passo, untuk segera dila­-kukan penanganan selanjutnya.

Warga Diminta Waspada

Sementara itu, Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Kelas II Pattimura Ambon, Gian Batubara mengungkapkan, secara klimatologis untuk wilayah Pulau Ambon dan Pulau-ulau  Lease, Seram Bagian Barat sudah memasuki musim hujan.

“Analisa angin menunjukan arah angin dari arah Timur – Tenggara. Kelembapan udara lapisan 850 – 700 mb di wilayah tersebut menunjukkan keadaan relatif basah (70 – 90%), sementara itu anomali Suhu Permukaan Laut (SPL) mingguan wilayah Maluku mengindikasikan adanya tambahan suplay uap air khususnya pada wilayah sekitar Laut Seram, Laut Banda, dan Laut Arafura,” ujarnya kepada Siwalima, Minggu (19/6).

Karena itu, pihaknya menghimbau kepada masyarakat agar waspada.

“Kami himbau kepada warga agar tetap memantau info cuaca dari BMKG agar bisa meminimalisir dampak dari cuaca yang akan terjadi serat lebih memperhatikan lingkungan sekitar disaat musim hujan seperti ini,” ujarnya. (S-08)