AMBON, Siwalimanews – Meluapnya sejumlah sungai dan mengakibatkan banjir di berbagai wilayah di Maluku harus menjadi perhatian Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku. BWS dinilai gagal mengantisipasi bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah beberapa hari belakangan ini.

“Kerja  BWS dalam memastikan keamanan sejumlah infrastruktur pendukung dipertanyakan. Bagi saya ini kegagalan dalam mengan­tisipasi sejumlah bencana besar di Maluku,” kata anggota Komisi III DPRD Provinsi Maluku, Fauzan Husni Alkatiri Selasa (2/8).

Bencana di Haruku akibat dari luapan air sungai yang merusak puluhan rumah dan pemukiman warga sudah menimbulkan korban jiwa, sehingga  tidak bisa dilihat dan disimpulkan  bahwa itu karena kon­disi cuaca yang ekstrim.

Namun, ketika ada bencana yang menimbulkan korban jiwa maka harus disimpulkan terdapat manaje­men pembangunan yang salah dari BWS. Rakyat kata Alkatiri telah memberikan uang banyak kepada negara untuk mengelola pembangu­nan, sehingga menjadi kebodohan bagi pengelola anggaran negara jika tidak mampu memprediksi potensi bencana dalam dokumen perenca­naan.

“Pertanyaan kita kemana balai wilayah sungai ketika sungai meluap secara ekstrim, dimana balai wilayah sungai ketika terjadi abrasi besar-besaran disepanjang pesisir pantai di Maluku,” kesal Alkatiri.

Baca Juga: JAR Pimpin FORSMATU

Menurutnya, jika terdapat korban jiwa maka tidak dapat dikatakan  karena curah hujan atau kondisi alam yang luar biasa tapi ada salah manajemen pembangunan.

“Balai Wilayah Sungai seharus­nya membuat perencanaan pemba­ngunan yang matang sebab angga­ran negara yang dikelola oleh Balai cukup besar walaupun alokasi ang­garan tersebut bagi rakyat Maluku masih kecil.

Serahkan Bronjong di Kamariang

Guna menangani dampak bencana banjir yang terjadi di Negeri Kama­riang Kecamatan Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat, Balai Wilayah Sungai Maluku menyerahkan ban­tuan ratusan bronjong kepada pemerintah negeri setempat.

Pemberian 150 bronjong kepada warga Kamariang tersebut diserah­kan langsung pihak BWS yang disaksikan anggota DPRD Provinsi Maluku Dapil Kabupaten Seram Bagian Barat M Hatta Hehanussa dan pihak  Pemerintah Negeri Renol Sahetapy, Selasa (2/8).

Hehanussa menjelaskan, bantuan tersebut disalurkan BWS Maluku dengan melihat riil kondisi di la­pangan, setelah melalui koordinasi, pihak BWS kemudian menyalurkan bantuan untuk mencegah aliran sungai, agar tidak terjadi bencana di daerah tersebut.

Bencana banjir dan longsor me­landa sejumlah daerah di Maluku, termasuk wilayah Kabupaten Seram Bagian Barat, tidak dapat dilihat begitu saja tetapi harus segera diantisipasi pencegahannya dengan mengambil langkah kebijakan yang arif dan bijak, sesuai kebutuhan di lapangan dan kondisi keuangan daerah.

“Kami berterima kasih kepada BWS Maluku yang cepat dan tang­gap dalam melihat persoalan ben­cana yang melanda masyarakat di daerah ini, terutama untuk warga di SBB,” tandas Hehanussa.

Politisi Gerindra ini pun meminta kepada masyarakat agar tetap was­pada terhadap tingginya curah hu­jan yang melanda wilayah Maluku, termasuk warga di SBB, agar terhindar dari bencana.

Dalam kesempatan itu, Heha­nussa juga menyalurkan seribu karung beras kepada warga di sejumlah titik pada wilayah SBB guna tanggap darurat mandiri oleh masyarakat sehingga dapat mem­bantu warga untuk mengantisipasi resiko bencana yang lebih besar.

Terpisah, Pemerintah Negeri Ka­mariang Renol Sahetapy mengaku, bangga dan bahagia atas bantuan yang mereka terima dari BWS Malu­ku. “Kami apresiasi bantuan dari pihak BWS, dan kami juga berterima kasih kepada pak Hatta Hehanussa. Kalau kita melihat beliau (Hatta) sebagai perwakilan di DPRD Malu­ku, sangat antusias dan respon ter­hadap fenomena alam yang terjadi akhir-akhir ini di Maluku, salah satu­nya di SBB,” ucap Sahetapy. (S-20)