Apa itu takarir? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia takarir mempunyai dua makna, yakni catatan yang dituliskan di tepi halaman kitab; taklikat; dan terjemahan dialog pada film yang biasanya berada pada bagian bawah tayangan atau tampilan.

Selanjutnya pembahasan takarir akan menggunakan arti yang kedua, yakni terjemahan dialog pada film yang biasanya berada pada bagian bawah tayangan atau tampilan. Takarir atau yang biasa disebut sebagai subtitle bisa menjadi wadah untuk mengenalkan kosakata bahasa Indonesia.

Tidak dimungkiri, bahwa belajar bahasa Indonesia bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja seperti pada teknologi. Pengaruh teknologi juga dapat memengaruhi perkembangan bahasa Indonesia. Ada banyak kosakata baru yang berasal dari bahasa daerah dan bahasa asing yang kemudian menjadi perbendaharaan kata di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Perkembangan teknologi menghadirkan banyaknya aplikasi untuk menonton film/drama. Film/drama yang ditonton pun bukan hanya berasal dari dalam negeri melainkan juga dari luar negeri. Jika film/drama tersebut berasal dari luar negeri tentu diperlukan takarir atau subtitle untuk membantu penonton dalam mengikuti alur cerita.

Dengan adanya takarir, penonton dapat memahami pesan apa yang disampaikan dari film/drama tersebut. Takarir menjadi penting karena berisi terjemahan dari bahasa yang digunakan. Ada dua macam takarir yang ada di film/drama. Pertama, takarir yang tidak sesuai dengan terjemahan dialog dari film/drama tersebut. Kedua, takarir yang sesuai dengan terjemahan dialog dari film/drama. Takarir yang tidak sesuai dengan terjemahan tentu membuat penonton tidak paham dan kesulitan dalam mengikuti alur cerita.

Sebaliknya, takarir yang sesuai dengan terjemahan dialog dapat mempermudah penonton dalam mengikuti alur cerita. Jika penonton membaca dengan teliti takarir yang disediakan, tak jarang penonton akan menemukan beberapa kata baru. Tentunya, penonton akan merasa asing dengan kata tersebut karena baru pertama kali membaca kata yang dimaksud.

Dalam hal ini, penonton dapat bersikap mengabaikan kata baru tersebut atau mencari tahu makna dari kata yang dimaksud.  Penonton juga dapat bersikap menerka-nerka kata yang dimaksud sampai makna tersebut sesuai dengan alur cerita. Kata baru dapat berupa kata baku dan padanan istilah dari bahasa asing.

Kata-kata baru yang dimaksud seperti kata memercayai, memengaruhi, keik, naratama, dan reviu. Itu adalah beberapa kata yang penulis temui di beberapa takarir. Kata memercayai dan memengaruhi adalah kata baku yang sebenarnya jarang digunakan oleh orang awam. Orang awam lebih suka menggunakan kata mempercayai dan mempengaruhi dan menganggap kata tersebut sudah baku. Padahal kedua kata mempercayai dan mempengaruhi tidak baku. Selain itu, kata keik, naratama, dan reviu adalah padanan istilah dari bahasa asing. Kata keik adalah padanan istilah dari bahasa asing untuk kata cake. Kata naratama adalah padanan istilah dari bahasa asing untuk kata Very Important Person (VIP) sedangkan kata reviu adalah padanan istilah dari bahasa asing untuk kata review. 

Bahasa Indonesia dapat kita pelajari di mana saja dan kapan saja, termasuk pada takarir di film/drama dari luar negeri. Mengenal kata yang termasuk ke dalam bahasa Indonesia baik kata baku maupun padanan istilah bahasa asing secara tidak langsung membuat penonton mengetahui kata-kata tersebut.

Penonton diharapkan bukan hanya sebagai penikmat film/drama dari luar negeri melainkan juga berperan dalam mengenal kata-kata yang ada di dalam bahasa Indonesia khususnya ketika menemukan kata baru di takarir. Jika penonton menemukan kata baru tersebut, diharapkan penonton mempunyai sikap positif terhadap bahasa Indonesia dengan cara mencari tahu makna dari kata baru tersebut.

Ketika penonton melakukan hal yang dimaksud secara tidak langsung penonton sudah menambah perbendaharaan kata dalam bahasa Indonesia.

Takarir ternyata juga bisa menjadi wadah untuk belajar bahasa Indonesia, tetapi pembelajaran tersebut harus disertai dengan membuka Kamus Besar Bahasa Indonesia atau sumber informasi resmi lainnya. Hal ini bertujuan agar penonton tidak salah menafsirkan arti dari kata baru tersebut. Ayo, mengenal bahasa Indonesia melalui takarir!  Oleh: Vonnita Harefa, S.S.Staf Teknis Kantor Bahasa Provinsi Maluku (*)