AMBON, Siwalimanews – Sampai saat ini ada sebagian pedagang enggan meninggalkan Pasar Mardika, padahal kawasan itu akan segera direvitalisasi. Alhasil lahan parkir pun dijadikan tempat dagangan.

Pengelola parkir kawasan Pasar Mardika, Abdul Kadir Marasabessy mengakui tidak ada koordinasi yang baik antara Disperindag sebagai dinas teknis yang mengatur pasar dengan pihaknya terkait dengan langkah para pedagang yang semena-mena di pasar.

“Pedagang yang direlokasi ini kan sudah dibagikan nomor, untuk dipindahkan ke Pasar Passo. Seharusnya mereka dipindahkan. Disperindag harus tegas soal relokasi agar tidak ada yang dirugikan,“ tegas Marasabessy.

Ia mengaku resah dengan langkah pedagang yang sampai saat ini justru tidak memberikan keuntungan baginya. Pasalnya dengan cara berjualan yang sudah menutupi areal parkir tersebut justru berdampak rugi besar.

“Hampir 95 persen PKL yang lapaknya digusur, menggunakan area parkir untuk berdagang. Kalau terus seperti ini, maka pendapatan kita akan terus berkurang. Kita rugi besar,“ katanya.

Baca Juga: Jelang HUT, Bank Maluku Malut Gelar Bakti Sosial

Dikatakan, sejak awal proses pembongkaran sampai dengan saat ini, pihaknya justru terkena getah dari aksi berjualan secara semrawut oleh para pedagang pasar tersebut.

“Sebagian besar lahan parkir digunakan sebagai area berdagang. Lalu, kalau ini terus dibiarkan terus siapa yang mau dirugikan. Harus ada ketegasan dong,” sesalnya.

Marasabessy yang juga Kepala Pemuda Negeri Kailolo Kabupaten Maluku Tengah ini menambahkan, kerugian yang ditimbulkan dari aksi semena-semena pedagang itu cukup besar.

“Kita punya kesepakatan kontrak itu ada. Dalam setahun hasil dari parkir se-Kota Ambon adalah Rp 3 miliar lebih. Kalau dengan kondisi seperti ini, maka target pendapatan sangat sulit kita capai. Makanya harus ada ketegasan dari Disperindag sikapi hal ini, “ pungkas Marasabessy. (Mg-6)