AMBON, Siwalimanews – Ardi Latuperissa asal Negeri Yamalatu, Kecamatan Teluti, Kabupaten Maluku Tengah, sejak bayi menderita hidrosefalus atau pembesaran pada bagian kepala.

Bahkan hingga usianya kini memauki usinya yang ke 8 tahun, kepala anak tersebut kian membesar hingga membuatnya sulit untuk bergerak. Tak hanya itu, berat badan anak malang ini juga kian bertambah, yang membuat ibunya sulit untuk menggendongnya.

Ketua Majelis Jemaat GPM Teluti Pendeta A Pattiasina mengaku, pihaknya sudah berupaya mengkomunikasi kondisi anak tersebut dengan beberapa pihak agar dilakukan operasi. Hanya saja pihak keluarga kesulitan untuk biaya makan minum selama berada ditempat pengobatan, mengingat bantuan yang diberikan juga terbatas hanya pada proses pengobatan, atau operasi.

Sama halnya dengan Bupati Maluku Tengah dan Istri dari Wakil Bupati Malteng yang pernah berkunjung ke negeri tersebut.

“Memang anak ini berasal dari keluarga kurang mampu, jadi ada kendala soal keuangan. Artinya kalau berangkat, ibunya tidak bisa sendiri, karena bobot anaknya. Kemudian paling tidak ada sedikit dana buat pegang-pegang, itu yang jadi kendala, jadi intinya kita sudah berupaya,” ujarnya.

Baca Juga: Dihadapan Penjabat Bupati, Mahasiswa Batabual Tantang Sumpah Pocong

Selain itu kata Pendeta Pattiasina, kendala lain yang juga dihadapi jemaat saat hendak membantu anak tersebut, karena terbentur dengan administrasi karena keluarganya belum memiliki Kartu Keluarga.

“Kita sudah coba cari jalan. Tapi masalahnya di keuangan dan administrasi. Soal perhatian pemerintah, belum ada. Ada juga tapi ya, terbatas, dan keterbatasan itu juga tidak bisa ditanggulangi oleh keluarga,” tuturnya.

Selain kondisi anak tersebut, terdapat juga 8 anak yang mengalami stunting, dan ini snagat dibutuhkan pemahan orang tua atau keluarga.

“Memang pemerintah sudah lakukan upaya lewat PKH. Itu dari bayi satu bulan berapa, biaya pendidikan. Cuma kembali lagi pada pemahaman keluarga, apakah uang itu dipakai untuk anak-anak pung kebutuhan atau kebutuhan keluarga. Artinya untuk makan dan lainnya. Kita berharap ada sosialisasi soal peruntuhan bantuan PKH itu untuk apa,” ucapnya.

Dia juga mengaku, ada banyak persoalan pada negeri tersebut yang dibutuhkan perhatian pemerintah, terutama dibidang kesehatan.

Salah satu kader kesehatan pada negeri tersebut Imel Halamury berharap, ada perhatian pemerintah, terutama untuk anak gizi buruk dan stunting, agar mereka dapat bertumbuh dengan baik.

“Untuk obat di negeri ini, khusus untuk penanganan gizi buruk stunting, kita tidak dapat. Jadi harapan saya, mungkin bisa disampaikan agar negeri ini bisa lebih diperhatikan, terutama untuk yang anak gizi buruk, agar mereka dapat diperhatikan,” harapnya. (S-25)