AMBON, Siwalimanews – Fesfip AMGPM dan KPK RI gandeng Kemdikbud Ristek Berkolaborasi mengadakan festival film pendek 2024 tentang anti korupsi di Indonesia Timur.

Pagelaran Festival Film pendek anti korupsi di Wilayah Indonesia Timur diikuti Provinsi Maluku, Maluku Utara dan Papua.

Tahun ini, AMGPM berkolaborasi dengan Anti Corruption Film Festival (Acffest). Acffest merupakan salah satu divisi yang dimiliki oleh KPK untuk meningkatkan peran serta masyarakat untuk terlibat bersama dalam sosialisasi dan kampanye anti korupsi dan juga Devisi Perfilman Kemendikbud Ristek.

Kepada Siwalima, Sabtu (17/8) Kepala Satuan Tugas Direktorat Sosialisasi Dan Kampanye Anti Korupsi KPK, Medio Venda menjelaskan tujuan kerja sama di Maluku dengan  AMGPM untuk menyebarkan nilai-nilai edukasi anti korupsi melalui seni.

“Untuk kerja sama ini, media­nya melalui film platformnya adalah setiap tahun pelaksanaan kami memang datang itu banyak banget bahkan hampir tahun lalu 2023 itu hampir 1000 submission yang masuk, tapi wilayah Timur Indonesia itu sangat-sangat sedikit sekali nah sebagai bentuk afirmasi kami di tahun 2024 ini, dan untuk meningkatkan dari wilayah timur kami buatkan sebuah mini program namanya akses regional wilayah timur kita buatkan platform akses wilayah timur cukup untuk mencakup wilayah Maluku Maluku Utara dan papua,” katanya.

Baca Juga: PLN UIW MMU Beri Kado Kemerdekaan bagi Warga Kurang Mampu

Dikatakan, banyak ide-ide cerita bagus dari wilayah timur melalui kompetisi regional ini, sayangnya pihaknya terkendala beberapa hal, sehingga menggandeng Kemendikbud Ristek untuk berkoordinasi atau kerja sama guna menciptakan akses nasional wilayah timur.

“Otomatis kita tuh dapat 37 bahan cerita yang sangat-sangat menarik dan saat ini kita sudah kecilkan sampai 10 ide cerita. 10 tim tersebut kita undang ke Ambon untuk kita berikan pelatihan terkait dengan pengembangan ide cerita dan naskah dari film yang dipandu oleh  film maker  nasional dari Jakarta yaitu bang Ipang dia juga dari Ambon sehingga kita ingin teman-teman para finalis ini langsung mendapatkan pelatihan,” ujarnya.

Venda berharap dengan pelatihan peserta finalis dapat kembangkan lagi setelah kembali ke daerah.

“Ya semoga dengan ilmu yang didapat setelah kembali ke daerahnya masing-masing dapat menerapkan pengetahuan atau ilmu yang sudah mereka dapatkan dari bang Ipang,” harapnya.

Dalam tahun ini, lanjut dia, pihaknya akan memilih dua film dari wilayah Timur yang akan diberikan bantuan dana produksi.

Sementara itu, Markina Machfud, Pamong Budaya Bidang perfilman Kemendikbud Ristek menjelaskan, pihaknya turut melibatkan diri dalam program film pendek ini karena cerita dari wilayah timur masih kurang.

Selama ini kata dia, pembuatan film selalu bernuansa Jakarta sentris dan Jawa sentris sementara Timur masih kurang sehingga cerita Timur jadi suatu yang menarik.

Senada dengan itu, Sekretaris Umum PB AMGPM, Pdt Richard Resley mengatakan

Festival Film Pendek tahun ini mengusung tema nasional dari Acffest yaitu “1 Dekade Berkarya Lawan Korupsi Lewat Seni” sedangkan tema lokal “Masa Depan Tanpa Korupsi” dengan segmen garapan yang menjadi fokus ide cerita adalah Pengelolaan Hutan dan Masa Depan Hutan.

Dijelaskan, seleksi akan dila­-ku­kan untuk menentukan ide cerita yang terbaik. Ide cerita yang diumumkan lolos ke tahap nasio­­nal akan mendapatkan mentoring selama pengerjaan film dari film maker profesional yang disiapkan oleh Acffest serta pendanaan pembuatan film dari KPK.

Kegiatan ini dimotori AMGPM. Tujuannya mengelola cerita lokal Maluku dengan melibatkan wilayah pelayanan GPM  dari Maluku dan di Maluku Utara.

“Kita bersyukur karena proposal kita disambut baik oleh KPK, jadi kita mencoba membangun kerja sama secara lokal. Memang kita terbatas dari sisi finansial termasuk juga kegiatan kita secara kompetitif tapi bahwa dalam komunikasi dengan KPK kita dikasih kesempatan berkolaborasi sebab KPK juga punya tujuan yang sama,” ujarnya.

“Kedepan event yang seperti ini juga mesti kita tekan untuk mendorong pelaksanaan PP AMGPM ada di dalamnya secara lokal akan terus juga secara lokal misalnya untuk kegiatan-kegiatan yang sifatnya lokal untuk kegiatan bagaimana menulis skrip dan juga dan lain sebagainya,” katanya (S-26)