AMBON, Siwalimanews – Puluhan miliar rupiah uang rakyat, sia-sia di­hamburkan oleh orang dari luar Maluku. Pemprov dan dewan tak juga bersuara.

Ternyata bukan saja air bersih di Pulau Haruku yang mangkrak alias tak habis dikerjakan, na­mun proyek serupa yang ada di Kecamatan Sirimau, Pulau Ambon, juga mengalami nasib yang sama.

Proyek dengan nama Pem­ba­ngunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kecamatan Sirimau, Kota Ambon dianggarkan mela­lui APBD 2020 dengan pagu Rp15 miliar.

Belakangan diketahui kalau sumber dana proyek tersebut berasal dari pinjaman PT Sarana Multi Infrastruktur. Pemprov Maluku akhir tahun 2020 lalu, memang diguyur pinjaman PT SMI sebesar Rp700 miliar. Ke­seluruhan anggaran itu diper­untukan untuk membangun proyek-proyek yang bersentuh­an dengan kebutuhan rakyat, yang di­harapkan mampu mendorong geliat ekonomi daerah sehingga pemuli­han ekonomi nasional tercipta se­cara merata.

Namun faktanya, banyak proyek yang dibiayai dari uang pinjaman itu, tak beres dikerjakan hingga hari ini.

Baca Juga: FT Dituntut 10 Tahun Penjara, Jaksa Tunjukan Kediktatoran & Over Kriminalisasi

Hebatnya lagi dua proyek jumbo, masing-masing Air Bersih di Pulau Haruku dan Air Bersih Kecamatan Sirimau, nyaris menghabiskan Rp30 miliar uang pinjaman yang nantinya harus dibayar rakyat itu, tak tuntas di­kerjakan hingga batas akhir pelak­sanaan proyek yang dibiayai pinja­man PT SMI, yaitu 30 Juni 2021 lalu.

Yang bikin tercengang lagi, adalah kontraktor pelaksana proyek. Di dokumen lelang yang tercatat di laman lpse.malukuprov.go.id, dike­ta­hui kalau proyek mangkrak itu dikerjakan oleh PT.BINA CIPTA AMANAH, yang beralamat di Jalan Jendral Sudirman No.372 Palem­bang, Sumatera Selatan, dengan ni­lai penawaran Rp14.493.700.315,97.

Setelah ditelusuri, ternyata kon­traktor yang mengerjakan proyek ini tak lain tak bukan adalah Faiz, ma­kelar proyek yang mengatasnama­kan salah satu petinggi BPK.

Faiz dan bosnya konon diganjar dua paket besar, lantaran punya andil dalam memuluskan pinjaman PT SMI. Makanya tak heran kalau seluruh aktifitas dua proyek, mulai dari merekrut tukang, pengerjaan hingga pembayaran tukang di lapa­ngan, langsung dihandel oleh peti­nggi di Dinas PU.

“Semua orang PU tahu kalau be­berapa pejabat di dalam terlibat. Me­reka yang selalu aktif berkomunikasi dengan Faiz,” kata sumber Siwa­lima, Rabu (14/7) siang di kantor Dinas PU.

Sumber yang meminta namanya tidak ditulis itu, lalu menyarankan Siwalima untuk mengkonfirmasi hal itu kepada Nur Mardas selaku Ke­pala Seksi Air Minum.

“Semuanya yang atur itu ibu Nur. Tanyakan saja ke dia,” lajut sumber itu.

Nur Mardas sendiri tak bisa dikon­firmasi hingga berita ini naik cetak, lantaran telpon seluler miliknya dalam keadaan tidak aktif.

Kondisi Terkini

Proyek jumbo itu awalnya diprio­ritaskan untuk pembangunan dela­pan titik air bersih yang tersebar di Kecamatan Sirimau, Kota Ambon.

Adapun lokasi proyek tersebut adalah, di Kelurahan Batu Meja RT005/RW02 tepatnya di Lapangan Teng­gara, di Kayu Tiga RT 02/05, kemudian di Dusun Air kuning dekat mesjid, Dusun Kahena (Dekat Kam­pus STAIN), Pesantren Galung­gung, Dusun Bere-bere, Desa Soya dan di kawasan Kopertis, Karang Panjang.

Seperti diberitakan Siwalimanews, salah satu proyek yaitu di Pesantren Galunggung, pengerjaannya belum tuntas dikerjakan. Bahkan saat ini para pekerja masih berkutat pada pembangunan bak penampungan dan jaringan pipa.

Salah satu pekerja yang enggan namanya dipublikasikan mengaku, proyek tersebut awalnya dikerjakan oleh kontraktor dari Pulau Jawa, namun mereka sudah pulang sebe­lum lebaran. “Memang proyek su­dah lama dan tukangnya dari Pulau Jawa, tapi semua sudah pulang se­belum lebaran dan baru katong lan­jutkan pekerjaan ini,” ujarnya saat ditemui Siwalimanews, Rabu (14/7).

Kondisi serupa juga terjadi pada proyek pengerjaan pembangunan sarana dan prasarana air bersih di Dusun Air Kuning, Desa Batu Merah.

Mat Marasabessy, penjaga Masjid Air Kuning kepada Siwalimanews mengaku, pengerjaan bak penampu­ngan dan pengeboran memang telah selesai dikerjakan, namun hingga kini belum jalan, lantaran peralatan seperti pompa panel surya belum juga tiba.

“ Ini samua sudah siap tapi alatnya belum datang, ini sudah lama,” ungkapnya.

Hal yang sama juga terjadi pada pengerjaan proyek pembangunan sarana dan prasarana air bersih yang berada di Dusun Kahena, Desa Baru Merah.

Ketua RT 07/17 Hamzah membe­narkan adanya pekerjaan sarana dan prasarana air bersih yang hingga kini belum selesai dikerjakan.

“Memang sampai saat ini belum juga selesai dikerjakan, Beta seng tahu penyebabnya apa,” ungkap Hamzah.

Persoalan lainya terjadi di RT 005/02 Kelurahan Batu Meja, Kecamatan Sirimau, dimana hingga saat ini juga pengerjaan proyek pembangunan sarana dan prasarana air bersih tak kunjung tuntas.

Rafael Romroman salah satu pe­ngurus RT kepada Siwalimanews menjelaskan, terdapat empat jenis pengerjaan sarana dan prasarana air bersih di lingkungannya, yakni pe­ngerjaan bak penampung, pengebo­ran air, pengerjaan jaringan pipa dan panel surya, tetapi sampai dengan saat ini, hanya bak penampung dan sumur bor yang selesai.

Sedangkan untuk pengerjaan jari­ngan pipa memang baru dikerjakan, disebabkan pekerjaan tersebut diti­nggalkan oleh pekerja sebelumnya dan baru mulai dikerjakan bulan ini. “Ini baru dimulai lagi, dan untuk sumur memang belum kita tes jadi tidak tahu ada air atau tidak,” ucap­nya.

Pengerjaan proyek air bersih yang tak kunjung tuntas juga bisa dilihat di RT 02/05 Kayu Tiga, dimana hingga saat ini proses pengerjaan belum tuntas, bahkan pada sumur galian bagian pelindung sumunya baru mulai dikerjakan.

“Ini baru mulai kerja, tapi katong seng tahu selanjutnya,” ungkap salah satu pekerja yang namanya tak mau dikorankan.

Selanjutnya, untuk pengerjaan pro­yek pembangunan sarana dan prasarana air bersih di Desa Soya juga mengalami hal yang sama.

Aleks Alfons kepada Siwalima­news mengaku, pengerjaan bak penampung dan pipa telah selesai dikerjakan, tetapi hingga kini belum juga tuntas dan dirasakan manfaat­nya oleh masyarakat.

“Sudah siap dari lama, cuma belum jalan karena alat pompa tenaga surya belum ada,” ujar Alfons.

Di Dusun Bere-bere, diketahui ada pekerjaan jaringan pipa yang belum selesai digarap.

Sementara itu, untuk pekerjaan di Kopertis pengerjaannya telah sele­sai dan telah dinikmati oleh mas­yarakat setempat, hanya saja reser­voirnya dikerjakan asal-asalan, karena bila musim penghujan seperti sekarang, air tersebut berwarna me­rah dan tak bisa digunakan.

Makelar Proyek

Sama halnya dengan Proyek Air Bersih di Pulau Haruku, Proyek Air Bersih di Kacamatan Sirimau, juga dikerjakan oleh Faiz, bermodalkan perusahaan pinjaman.

Makelar proyek yang suka mem­bawa-bawa nama pejabat Badan Pemeriksa Keuangan, ini dikenal sakti, sehingga bisa memperoleh perlakuan istimewa dari pejabat di Dinas PU.

Contohnya proyek di Haruku, Faiz diberi uang muka, sebelum kerja sebesar 20 persen.

Tak cukup sampai di situ, bermo­dalkan nama BPK, Fais kemudian meminta tambahan dana sebesar 30 persen, sehingga total menjadi 50 persen. Jadi sebelum mulai kerja, Fais sang makelar ini sudah diberi modal Rp 6,2 miliar.

Menurut sumber Siwalima, Fais sendiri yang turun langsung dan aktif berkomunikasi dengan para pejabat PU.

Seluruh pengurusan dilakukan oleh Fais, mulai dari tender sampai dengan urusan pencairan,” ujar sumber yang meminta namanya tidak ditulis ini.

Masih kata sumber itu, untuk mem­perlancar prosesnya, Fais selalu membawa-bawa nama pejabat Badan Pemeriksa Keuangan.

“Dia selalu membawa nama pejabat BPK, termasuk dalam proses pen­cairan,” tambah sumber tadi.

Mengenai nama BPK yang selalu dicatut Fais, Kepala Sub Bagian Humas dan Tata Usaha BPK Ma­luku, Ruben Sidabutar mengatakan, BPK tidak pernah punya kepenti­ngan dan tidak memiliki peranan untuk terlibat dalam proses di SMI, apalagi soal kerja air bersih yang ada di Pulau Haruku.

“Kita tidak ada mencampuri urusan dimaksud,” ujar Sidabutar kepada Siwalima, Minggu (30/5) melalui pesan singkat.

Fais sendiri sangat tertutup dan tak menjawab panggilan telepon mau­pun pesan singkat yang dikirim pa­danya. Padahal awalnya Fais berko­munikasi dengan Siwalima, namun saat mengetahui hendak dikonfron­tir soal air bersih di Pulau Haruku, Fais tak pernah menjawab lagi pang­gilan dan pesan singkat yang dikirim.

Dibayar Lunas

Walau proyek jumbo itu dikerjakan asal-asalan, namun menurut infor­masi, seluruh anggarannya sudah dicairkan.

Sumber Siwalima di Dinas PU Maluku mengaku seluruh proyek yang dibiayai dengan pinjaman PT SMI, sudah selesai dibayarkan.

Lalu bagaimana bisa proyeknya belum selesai dikerjakan, tapi sudah dibayarkan?

“Nah itu hebatnya pejabat kita di PU. Proyek selesai urusan belakang, yang penting cair dulu,” yakin sumber itu.

Kabid Cipta Karya Dinas PU Nur­lela Sopalauw yang dikonfirmasi Si­walima tadi malam, mengaku sedang menghadiri acara keluarga dan tidak bisa memberikan keterangan. “Nanti saja ke kantor, karena seka­rang saya lagi ada acara keluarga, takutnya salah memberikan data,” katanya.

Dia justru meminta agar Siwalima berkonsultasi dengan petugas sek­retariat. “Kita ada sekretariat di dinas, nanti ke situ saja, baru di­jelaskan,” ujarnya di ujung telepon. (S-50/S-39)