AMBON, Siwalimanews – Ridwan Bone (50), ABK KM Guna Bahari, ditemukan tewas di dalam speedboat yang hanyut dekat Keramba Balai Budidaya Ikan Desa Waiheru, Kecamatan Baguala, Kota Ambon, Minggu (26/4) sekitar pukul 07.00 WIT.

Sebelum ditemukan meninggal dunia, korban menggunakan speedboat milik KM Guna Bahari ke darat untuk membeli kebutuhan rokok dan makanan di Pasar Wayame. Namun tidak kembali. Korban baru ditemukan pagi hari sudah tidak bernyawa.

Kapten KM Guna Bahari, Rasul mengaku, kalau ia terjaga sekitar pukul 02.00 WIT dinihari. Ia melihat speedboat yang biasa digunakan korban sudah tidak ada pada bodi kapal.

“Saya bangun sekitar jam 2 dinihari, saya cek ternyata speed yang biasa korban gunakan sudah tidak ada lagi di bodi kapal,” jelas Rasul.

Pagi harinya sekitar pukul 07.00 WIT ia dan teman-teman melihat kalau speedboat yang digunakan korban, berjarak 400 meter dari KM Guna Bahari yang berlabuh atau depat kerambah Balai Budidaya Ikan Desa Waiheru.

Baca Juga: Peningkatan SDM Jadi Perhatian Serius Pemdes Wamkana

“Saya bilang ke ABK untuk untuk berenang mengamankan speedboat agar tidak hanyut lebih jauh,” terangnya.

Setelah speedboat diamankan, ia melihat korban dalam posisi tidur tengkurap sudah tidak bernyawa. Saat ditemukan korban menggunakan baju hijau dan celana pendek berwarna hitam.

“Kita sudah berusaha membangunkan korban akan tetapi tidak ada respon dan setelah dicek urat nadi korban ternyata tidak bergerak dan sudah meninggal dunia,” katanya.

Sementara Miftahul Khair (26), ABK kapal itu, juga membenarkan kalau ketika menemukan speedboat di dalamnya ada korban yang sudah tidak bernyawa.

“Saya berenang menuju speed boat tersebut, sesampainya di speedboat, saya melihat korban dalam posisi tidur tengkurap, didalam speed tepatnya disamping mesin menggunakan baju biru celana pendek hitam,” ujarnya.

Saksi juga berusaha membangunkan korban, tetapi korban tidak ada respon. Ia kemudian menyalahkan mesin speedboat dan membawanya menuju kapal. Setelah itu dilaporkan ke Polsek Baguala untuk ditindaklanjuti. Mendapat laporan, pihak polsek kemudian mengevakuasi jasad korban ke RSUD dr. M. Haulussy.

Sementara Kapolsek Baguala, AKP M. Hutahaean kepada Siwalima Minggu (26/5) membenarkan kejadian tersebut.  “Jadi sekitar pukul 06.00 WIT korban turun dari kapal menggunakan sebuah perahu untuk mengambil air di darat. Rekan kerjanya melihat, perahu sudah terapung,” jelas Hutapean.

Ia juga menjelaskan, kalau sebelum ditemukan meninggal dunia, korban sempat mengeluhkan sesak napas kepada teman-temannya. “Sebelumnya korban sering mengeluh sesak napas, tetapi tidak demam,” ujar Hutapean.

Setelah mendapatkan informasi korban sudah dibawa ke atas kapal, baru pada pukul 15.30 WIT korban berhasil dievakuasi.

Hutahaean juga mengungkapkan, pada saat pelakukan proses evakuasi pihaknya menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap untuk mewaspadai jikalau korban terkena gejala virus corona.

“Kita harus gunakan prosedur kesehatan. Kita waspada jangan sampai korban terkena virus corona. Karena itu digunakan APD,” ungkap Hutahaean.

Ditanya soal pengoperasian KM Guna Bahari, ia menjelaskan, kapal tersebut merupakan kapal penampung ikan dan sudah tidak beroprasi dan berlabuh di perairan Teluk Ambon selama 6 bulan.

“Kapal ini hanya menampung ikan untuk dibawa ke lokasi yang dituju serta sudah berlabuh di perairan Teluk Ambon sejak enam bulan lalu. Kapal ini tidak pernah keluar, bahkan anak buah kapalnya juga jarang keluar,” katanya.

Hutahaean menambahkan, jenazah korban telah evakuasi ke RSUD dr. M.Haulussy Ambon untuk menjalani pemeriksaan. (Mg-7)