Watubun Minta Warga Tual dan Malra Jaga Perdamaian
AMBON, Siwalimanews – Ketua DPRD Maluku Benhur George Watubun meminta warga Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara untuk menjaga perdamaian dan jangan terpancing isu-isu yang sengaja disebarkan pihak yang tidak bertanggungjawab.
Permintaan ini diungkapkan Watubun melalui telepon selulernya, Kamis (2/2) merespon bentrok antar warga yang terjadi antara kelompok pemuda yang kembali terjadi di Kota Tual.
“Kita minta warga Kota Tual untuk tidak mudah terprovokasi, karena situasi seperti ini dapat dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab untuk mulai melancarkan aksi dengan membangkitkan emosi dengan isu-isu yang tidak bermartabat,” ungkap Watubun.
Menurut Watubun, sudah saatnya seluruh masyarakat kembali kepada pesan orang tua dan leluhur, bahwa persaudaraan dan kerukunan yang sejati dalam falsafah orang Kei Ain Ni Ain, yang harus dipegang teguh dan menjadi sandaran bagi masyarakat Kei dimana saja berada, dan khususnya yang berada di Kota Tual.
“Hira mehe, yanan ubun it besa. Itu yang menjadi pengikat kita, saya berharap bahwa kita menjaga harkat dan martabat kehidupan sosial dan saling mendukung diantara kita semua untuk pembangunan di Kota tual yang jauh lebih baik,” ucap Watubun.
Baca Juga: Dewan Pers: Kasus Pers Muncul Karena tak Taat Kode Etik JurnalistikTerkait dengan oknum yang dengan sengaja memprovokasi keadaan Watubun minta Kapolda Maluku Irjen Lotharia Latief bersama jajarannya agar dapat menangkap dan memproses para provokator juga para pelaku yang memicu sehingga terjadi konflik antar warga, sebab hukum harus ditegakkan seadil-adilnya.
Sebagai Ketua DPRD, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan forkopimda, kapolda dan jajarannya guna melakukan berbagai langkah antisipatif yang telah didahului dengan mengirimkan pasukan dan aparat ke daerah untuk mencegah konflik ini agar tidak meluas.
Watubun juga meminta seluruh stakeholder pemerintahan, tokoh adat, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda agar lebih proaktif menggaungkan narasi damai guna mencegah petensi terjadinya konflik yang berkepanjangan.
“Kami juga mengajak seluruh elemen pemuda masyarakat, paguyuban, para tokoh agama, tokoh adat, ratt, orang kay, soa, pemuka adat lainnya mari bahu membahu untuk mendukung apa yang dilakukan oleh kapolda, pangdam dan walikota beserta jajarannya,” ajak Watubun.
Watubun mengaku, pengalaman telah membuktikan dalam konflik tidak ada yang diuntungkan, karena masyarakat yang menjadi korban, sedangkan provokator yang diuntungkan. Olehnya, semua masyarakat harus bersatu dan menghindari apa yang sudah terjadi, karena provokasi itu hanya sesaat dan merusak seluruh tatanan kehidupan masyarakat adat di tanah Kei.(S-20)
Tinggalkan Balasan