Warga Adat Buru Sasi PT Pambers
NAMLEA, Siwalimanews – Masyarakat adat dari dataran tinggi Desa Waegemangan, Kecamatan Lolongguba, Kabupaten Buru yakni marga Latbual dan Nurlatu Rabu (17/2), melakukan sasi (larangan adat) terhadap PT. Pambers, perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan karet.
Pemasangan sasi adat itu tepatnya di jalan masuk menuju perkebunan karet PT Pambers, karena lahan seluas 240 hektar milik marga Latbual dan Nurlatu diduga telah diserobot perusahaan tersebut.
Pantauan Siwalima, pemasangan sasi oleh marga Latbual dan Nurlatu berlangsung sekitar pukul 12.00 WIT. Warga kedua marga ini menuding PT Pambers sudah bersekongkol dengan keluarga Kaksodin Ali Wael untuk menanam pohon karet di lahan milik mereka tanpa izin dari yang punya hak.
Turut hadir dalam pemasangan sasi itu Kepala Soa Guan Wailua, wakili marga Latbual dan Nurlatu, Kepala Soa Matatemon Nurlatu, Kepala Soa Yelis Latbual, serta para perwakilan marga Latbual dan Nurlatu kurang lebih 10 orang.
Kepala Soa Guan Wailua dan wakili marga Latbual dan Nurlatu mengungkapkan, selama ini dalam aktivitasnya, PT Pambers tidak memberikan kompensasi kepada pemilik lahan yakni marga Latbual dan Nurlatu.
Baca Juga: Anggota Polres Aru Jalani Swab TestLahan seluas 240 ha yang dibuka menjadi perkebunan karet milik PT Pambers dilakukan secara sepihak oleh Kaksodin Ali Wael, Manahwan Wael dan Wehe Wael yang bersekongkol dengan manajemen perusahaan.
Marga Latbual dan Nurlatu mengancam, apabila kegiatan PT Pambers tidak dihentikan oleh pemerintah daerah, seluruh kepala soa adat tetap melakukan pemalangan aktivitas perusahaan tersebut.
Mereka juga menuntut agar dikembalikan hak milik keluarga besar Wailua Tamar Telo atau Marga Latbual dan Nurlatu. Tuntutan dua marga ini ternyata turut meluas dan terakhir mereka juga dikabarkan ikut memasang sasi di sebagian tanah yang kena lokasi proyek Bendungan Waeapo Paket 1.
Sampai berita ini naik cetak, manajemen PT Pambers yang hendak dikonfirmasi belum berhasil ditemui. Pada saat pemasangan sasi juga tidak terlihat wakil dari manajemen yang mendatangi masyarakat adat.
Sementara itu Bupati Buru, Ramli Umasugi yang dikonfirmasi melalui telepon selulernya tidak berhasil lantaran telepon diluar area. (S-31)
Tinggalkan Balasan