AMBON, Siwalimanews – Ketua DPRD Kota Ambon, Mo­u­rits Tamaela me­minta Wali­kota Ambon, Bo­dewin Wattimena untuk menelusuri pe­nyebab kebocoran ang­garan pada satuan kerja di li­ngkup Peme­rintah Ko­ta Ambon.

Kebocoran anggaran ini, lanjut Tamaela, menjadi penyebab laporan keuangan Pemerintah Kota Ambon selama tiga tahun berturut-tu­rut, tidak mendapat penilaian dari Badan Pe­meriksaan Keuangan (BPK) RI atau Disclaimer.

Menurutnya, torehan ini menjadi rapot merah yang harus dibenahi Walikota baru.

“Berkaitan dengan pengelolaan keuangan daerah, dimana hasil penilaian BPK 3 kali berturut-turut Kota Ambon dapat rapor merah yakni, tidak dapat penilaian dari hasil pemeriksaan atau Disclaimer dari BPK. Ini kami berharap pak Wali dan Ibu Wawali melihat pos-pos mana yang menjadi penyebab Disclaimer itu, “jelas Tamaela kepada wartawan di Ambon, Rabu (26/2).

Menurutnya, DPRD Kota Ambon akan bersinergi dengan Pemkot untuk melakukan intensifikasi terhadap semua hal yang berkaitan dengan tugas pokok maupun tugas pelayanan, sehingga tidak terjadi kebocoran yang mengakibatkan disclaimer.

Baca Juga: Maluku Dijatahi 1.086 Kuota Haji 2025

“Soal pemerintahan baru dibawah kepemimpinan Bodewin Wattimena-Elly Toisutta yang resmi dilantik oleh Presiden Prabowo, kami menaruh harapan besar. Keinginan pa Wali untuk membuat perubahan untuk kota Ambon, kami sangat berharap itu. Kami telah sampaikan suporting kami kalu DPRD secara kelembagaan mendukung penuh seluruh kebijakan kepala daerah yang disesuaikan dengan  kebijakan pemerintah pusat tentu salah satunya berkaitan dengan pengelolaan keuangan daerah, “pungkasnya.

Tamaela berharap, Walikota baru bisa memilih jajaran yang punya dedikasi kerja tinggi untuk membawa kota bontang keluar dari zona Disclaimer.

“Kita harap kedepan disclaimer itu menjadi WDP atau bahkan WTP sehingga menjadi efek positif bagi daerah ini mendapat alokasi anggaran, dan penilaian objektif dari pemerintah pusat. Pemerintahan kali ini adalah pemerintahan yang membutuhkan orang orang yang energik dan integritas untuk majukan kota. Jadi tidak ada kata kata semangat yang kendor dan biasa biasa saja. Kita butuh semangat yang luar biasa untuk keluar dari zona tidak nyaman ini, “tegasnya. (S-10)