SAUMLAKI, Siwalimanews – Uskup Diosis Amboina Mgr. Seno Ngutra, memimpin misa Ekaristi pertama Imam baru RD. Yakobus Larat yang berlangsung di alun-alun Desa Adaut, Sabtu (14/10).

Yakobus Larat merupakan pastor pertama dari Desa Adaut, Kecamatan Selaru, Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT).

Dalam khotbahnya Yang Mulia Uskup Seno mengatakan, menjadi seorang Imam bukanlah menjadi tuan atau raja.

“Seorang imam harus menjadi teladan bagi umatnya. Sebab hanya Imam yang Kudus yang mampu menguduskan umatnya,” kata Uskup Seno.

Ia mengaku perayaan misa perdana dari Imam pertama di tanah ini, umat disadarkan bahwa thabisan bukan sebagai seorang tuan atau raja melainkan menjadi korban.

Baca Juga: Dewas BPJS Kesehatan Supervisi ke RS Bhayangkara

“Karena anda harus berkorban untuk melayani umat Tuhan yang dipercayakan kepada anda,” pesannya.

USKUP mengingatkan bahwa hidup seorang Imam adalah 24 jam melayani. Seorang imam memiliki tugas pertama adalah pengorbanan.

Pengorbanan Yesus Kristus yang mengorbankan darah-Nya sendiri sebagai tebusan dosa manusia.

“Hutang dosa kita manusia tidak dibayar dengan emas dan perak, tetapi dibayar dengan Darah Yesus sendiri,” ungkapnya.

Di kesempatan itu juga ia mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Adaut yang telah mengijinkan umat Katolik berada disini dan membangun gereja.

Yang paling terpenting, telah memberikan seorang putra dari negeri Onjoutribun untuk menjadi Imam dalam gereja Katolik.

“Kita berterima kasih kepada Tuhan dan masyarakat Adaut atas pemberian terindah dengan memberikan putra negeri ini yang lahir dari Gereja Protestan Maluku untuk menjadi Imam dalam gereja Katolik,” ujarnya.

Menjadi imam bukanlah perjalanan yang mudah dan gampang. Butuh waktu 16 tahun lamanya, itupun jika dalam perjalanan menjadi Imam tidak diwarnai goncangan. Jika terdapat goncangan, maka bisa lebih lama dari 16 tahun itu.

“Pastor Larat ini saja butuh 17 tahun baru bisa dihabiskan dan menerima Sakramen Imamat,” terangnya.

Ia juga berpesan kepada pastor Yakobus Larat untuk melakukan pelayanan dengan pengorbanan.

“Tuhan tidak melihat berapa banyak dosamu tetapi seberapa banyak tapak demi tapak yang kau lakukan untuk bertobat,” tandasnya.

Sementara itu pastor Yakobus Larat menambahkan dirinya datang dari keluarga yang biasa saja. Akan tetapi dari situlah dirinya diajarkan untuk mencintai Yesus, mencintai gereja.

“Terima kasih Bapa Uskup dan para pastor, terima kasih jemaat GPM Adaut yang sudah bersedia siapkan segala sesuatu untuk misa pertama ini, ungkapnya.

Terima kasih juga diberikan kepada Penjabat Bupati KKT, pimpinan OPD dan forkopimda serta seluruh masyarakat Adaut dan Selaru,” ucapnya mengakhiri.(S-09)