DOBO, Siwalimanews – Akibat dari menunggaknya pembayaran beasiswa kepada 109 mahasiswa yang sementara studi di  Universitas Koperasi Indonesia (Ikopin) Bandung, maka puluhan mahasiswa seruduk Kantor Bupati Aru, menuntut realisasi pembayaran tunggakan tersebut, Senin (8/7).

Puluhan massa mahasiswa Ikopin yang dipimpin David Deraukin ini tiba di depan kantor bupati sekitar pukul 10.30 WIT dengan berpakaian almamater Ikopin Bandung dengan membawa sejumlah pamphlet bertuliskan, Kami berhak mendapat hak kami, bukan?, Janjimu penuh dusta, seng perlu kata-kata yang penting bukti nyata, Bayar utang  # save mahasasiwa Ikopin, total Hutang 6 Miliar.

Selain itu ada pamflet juga yang bertuliskan, Kami bukan boneka jangan main-main dengan janji-janji palsu, Kok bisa orang tidur nyenyak padahal utangnya banyak, Mahasiswa semakin bertambah tapi tanggung jawabmu semakin berkurang, Minum kopi bikin tenang, bayar hutang biar tenang, Jangan membuat semangat kami hancur dengan sebuah janji,  Tunttaskan pembayaran di Ikopin. Rasanya lebih berarti bagi kalian untuk melupakan hutang dari pada harus membayar.

Ada juga yang bertuliskan, Apalah arti jabatan tanpa rakyat,  Pemimpin itu pemberi harapan bukan pencabut harapan, Banyak janji tapi hasilnya belum terlihat, Kami tidak ingin dipulangkan,  Tolong Selamatkan Wahai Penguasa Daerah, Dilema karena tak ada kepastian.

Setelah melakukan orasi hamper tiga jam, tepatnya pada pukul 12:20 WIT, Kepala BPKAD , Imanuel Siarukin menemui massa mahasiswa.

Baca Juga: Pemkot-Pemprov Gelar Rakor Soal Bencana Bersama

Didepan Kepala BPKAD, Koordinator lapangan David Deraukin membacakan tiga poin tuntutan mereka yakni, pertama, kami mahasiswa/i kampus Ikopin University meminta kepada pihak yang bertanggung jawab dalam hal ini pemda atas beasiswa ini untuk segara melakukan pelunasan pembayaran biaya administrasi perkuliahan di Kampus Ikopin University

Kedua, Kami mahasiswa/i penerima beasiswa Aru Ikopin Universty menegaskan, batas jangka waktu pembayaran pelunasan beasiswa Aru Ikopin University selama 1 minggu lamanya dan ketika tidak ada pembayaran, maka kami akan menindaklanjuti kepada pihak yang berwajib.

Ketiga, kami mahasiswa/i penerima beasiswa Aru Ikopin University, ingin pihak pemda untuk mengeluarkan SK bagi setiap mahasiswa penempuh beasiswa Ikopin University

Kepala BPKAD didepan massa mahasiswa Ikopin menyampaikan permohonan maaf kepada para mhasiswa, sebab bukan pemkab tidak mau membayar tunggakan tersebut.

“Anggarannya ada, namun semu ada mekanisme ketika pembayaran beasiswa tersebut. Ketika perubahan regulasi, maka pembayaran dikembalikan ke instansi terkait dalam hal ini Dinas Koperasi dan bukan lagi di BPKAD,” jelas Imanuel.

Imanuel menjelaskan, sebelumnya beasiswa ini dibayarkan melalui BPKAD dan itu berjalan lancar, namun dengan adanya regulasi yang baru, maka itu yang menjadi kendala. Dana tersebut sementara dititipkan pada Dispora, namun Kadispora tidak mau membayarnya.

“Alasannya kenapa Kadispora tidak mau bayar, kita tidak tahu. Bila dipaksakan siapa yang akan bertanggungjawab terhadap pembayaran tersebut? dana itu ada,” tandas Imanuel.

Imanuel mengaku, untuk anggaran Rp1 miliar itu harus sesuai dengan kode rekening belanja untuk proses keluarnya, dan sudah dikoordinasikan dengan pihak Kampus Ikopin.

“Prinsipnya kami tidak mau bayar jika tidak ada regulasi yang mengaturnya. Kami sudah koordinasikan dengan universitas, kalau bisa mahasiswa diperkenankan untuk ikuti UAS dulu sementara yang kita lakukan untuk pergeseran anggaran sebelum perubahan, agar anggaran digeserkan dari Dispora ke sekretariat dan itu sudah koordinasi dengan Kemendagri,” jelas Imanuel.

Mendengar penjelasan Kepala BPKAD, puluhan mahasiswa ini tak mau menerimannya sehingga mereka tetap bertahan di depan kantor bupati untuk menunggu kehadiran Bupati Johan Gonga untuk mendengar penjelasan langsung dari yang bersangkutan

Lantaran bupati belum menunjukan batang hidungnya, maka puluhan mahasiswa ini menggelar aksi bakar ban bekas, sehingga asap hitam mengepul tinggi ke udara.

“Kami siap bertahan hingga bupati tiba, untuk mendapatkan penjelasan pasti terkait nasib kami ke depan, karena sebagian dari kami ini sudah masuk tahap penyusunan skripsi dan KKN, namun tidak bisa lanjut, begitu pula dengan adik-adik kami yang berada pada semester enam ke bawah, mereka tidak bisa lanjut kuliah akibat tunggakan beasiswa sejak tahun 2020 tidak dibayarkan oleh Pemkab Aru,” terika puluhan mahasiswa.

Menurut para mahasiswa, bahwa sesuai penjelasan memang bupati sudah menemui pihak rektorat, dan saat itu bupati janji akan melunasi tunggakan tersebut pada 31 Mei 2024 kemarin, namun sampai saat ini, janji itu tidak pernah terealisasi, hal inilah yang menyebabkan mahasiswa Ikopin asal Aru kembali ke kampong halamnnya.

“Jujur kita paling malu dan biking muka tabal sa, asal kita bisa kuliah, kadang pun kita menangis, cuma berdoa dan dukungan orang tua saja yang buat kita tetap semangat,” ujar beberapa mahasiswa kepada wartawan di sela-sela aksi mereka.

Lantaran menunggu hampir 4 jam lebih, namun bupati tak dating menemui masa dari mahasiswa Ikopin ini, akhirnya sekitar 3.30 WIT, puluha mahasiswa ini kahirnya membubarkan diri mereka meninggalkan halaman kantor bupati.(S-11)