NAMLEA, Siwalimanews – Tokoh Pemuda Batabual Mus Makatita menyesali tuduhan mahasiswa Iqra Buru yang menamai mereka sebagai mahasiswa raih juang (Maraju) terkait skandal manipulasi administrasi tenaga kesehatan dari Kecamatan Batabual yang ikut seleksi P3K.

“Sebagaimana aksi demonstrasi yang dilakukan oleh sekelompok orang  yang namai mereka Maraju di depan Kantor BAKD Buru yang menuding bahwa nama-nama pegawai honorer kesehatan yang lulus seleksi P3K di Kecamatan Batabual adalah pegawai honor yang masa pengabdiannya belum mencukupi persyaratan yakni 2 tahun, itu adalah tuduhan yang tidak benar dan fitnah, karena nama-nama pegawai tersebut telah mengabdi sudah lebih dari 2 tahun,” tandas Makatita dalam rilisnya yang diterima redaksi Siwalimanews, Jumat (24/2).

Ia mengaku, nama-nama yang mereka sebutkan itu ada yang mulai bekerja pada Januari 2019 dan Maret 2020, dengan demikian, rata-rata pegawai pada Puskesmas Ilath telah bekerja sesuai surat tugas dari Kepala Dinas Kesehatan Buru yang ditandatangani Anwar Prawira.

Untuk itu,  apa yang disampaikan oleh para mahasiswa ini bahwa ada nakes honorer dan PTT hanya 5 bulan bekerja dan 1 bulan bekerja, tapi diloloskan dalam seleksi, maka itu tidak benar dan fitnah.

“Saya menduga gerakan tersebut kuat dengan konspirasi dan pesan kepentingan pragmatis yang sengaja dimainkan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab yang hanya memanfaatkan gerakan kawan-kawan LSM Maraju untuk kepentingan personal,” ucapnya.

Baca Juga: Peringati HPSN, Pemkot Serahkan Santunan Bagi Ahli Waris Petugas Kebersihan

Semestinya kata dia, Kepala UPTD Puskesmas Ilath patut diberikan apresiasi karena mampu memperjuangkan nasib nakes anak-anak Batabual, meski beliau orang dari luar dan hanya melaksanakan tugas di Batabual, tetapi memliki perhatian yang serius bagi generasi disana.

Hal ini terlihat dalam seleksi P3K 2022 yang sedang dipersoalkan, dimana ada 11 anak Batabual tenaga honor kesehatan yang mengikuti seleksi untuk mengisi jatah kuota 8 orang tersebut ditamba 3 orang dari luar kecamatan batabual jadi total 14 orang dan yang masuk seleksi sesuai passing grade adalah anak-anak batabual sendiri.

“Nilai tersebut kemudian di tambah dengan nilai tambahan lainnya, maka yang mengisi kuota 8 orang tersebut adalah anak-anak Batabual juga, ini adalah perjuangan dan dedikasi yang luar biasa oleh kepala puskesmas, dan ini juga merupakan garis tangan dan rejeki dari mereka masing-masing,” tandasnya.

Oleh karena itu ia mendukung dan memberikan apresiasi kepada Kepala UPTD Puskesmas Batabual Syuaib Yusuf yang telah memperhatikan dan memperjuangkan nasib tenaga honorer kesehatan yang ada di Batabual.(S-15)