AMBON, Siwalimanews – Pemerintah Kota Ambon menerima kunjungan kerja dari tim peneliti Universitas Indonesia dan Universitas Multimedia Nusantara.

Penelitian yang dilakukan oleh tim ini terkait dengan pengelolaan informasi dan komunikasi guna pengembangan ekosistem cek fakta informasi yang baik di seluruh daerah di Indonesia.

Kedatangan Tim Peneliti UI dipimpin Camelia Pasandaran sedangkan dari Universitas Multimedia Nusantara dipimpin Jerry Pandji Setianto dan beranggotakan Intan Primadini itu, ditemui Pelaksana Tugas Kadis Kominfo dan Persandian Ronald Lekransy di Balai Kota, Selasa (17/9).

Ronald menjelaskan kedatangan tim sekaligus melakukan pengumpulan data pada dinas yang dipimpinnya.

“Salah satu fungsi Command Center, mencakup pemantauan dan peredaran informasi, terkait hal ini Pemkot Ambon menggunakan call center, sistem omnichannel yang memungkinkan integrasi kanal sosial media pemerintah dalam satu dashboard,” jelasnya.

Baca Juga: Dewan Minta Pemprov Segera Bayar TPP ASN

Dengan sistem ini, command center dapat menganalisis trend, mengidentifikasi masalah potensial lebih awal dan memastikan komunikasi yang konsisten dan tepat waktu antara pemerintah dan masyarakat.

“Ini juga melibatkan OPD teknis terkait karena sifatnya yang live chat,” ujarnya.

Menurutnya, semua bentuk misinformasi dan disinformasi di Ambon ini bisa diselesaikan dalam waktu singkat karena memang melibatkan banyak stakeholder, baik forkopimda, media, para kades/raja, tokoh-tokoh agama, sesepuh, dan kelompok-kelompok masyarakat.

“Semua memiliki komitmen dan daya tahan yang kuat terhadap setiap misinformasi yang berkembang di media sosial sebagai wujud rasa sayang dan cinta  kota ini,” urainya.

Ronald juga berharap, dengan proses penelitian ini dapat dikem­bangkan metode-metode lain secara ilmiah yang tentunya dapat mem­permudah pemda  dalam menang­gulangi permasalahan misinformasi dan disinformasi di masyarakat.

Sementara itu, Ketua Tim Peneliti UI Camelia Pasandaran mengung­kapkan tujuan kedatangan dirinya bersama tim untuk membuat satu model ekosistem cek fakta yang baik dan menjadi contoh untuk berbagai daerah di seluruh Indonesia.

Disinggung terkait dengan alasan kota ini menjadi lokasi pengambilan data, dirinya mengungkapkan, seca­ra fasilitas dan informasi, kota ini sangat representative.

“Sebetulnya kalau berbasis infor­masi dari Bawaslu ada tiga provinsi yang mempunyai tingkat kerawanan konflik termasuk  Maluku. Nah, Dis­kominfo ini dipilih karena memang ada rekomendasi dan beberapa teman-teman jurnalis bahwa disini memiliki Command Center yang baik,” bebernya.

Camelia berharap, setelah proses ini berakhir dengan hasil yang baik, tentunya dapat berimplikasi pada iklim informasi di setiap daerah terkhususnya Provinsi Maluku dan Kota Ambon.

“Harapannya masing-masing daerah selain Ambon tentunya punya iklim informasi yang baik sehingga tidak beredar banyak hoax atau misinformasi. (S-29)