Sinergitas Kunci Indonesia Menang Lawan Covid-19
Pandemi memaksa kita untuk waspada dan menjaga imunitas serta higienitas. Namun kita tak perlu jadi paranoid dan takut tertular corona. Virus covid-19 bisa dilawan asalkan semua pihak mulai dari masyarakat, tim satgas, pemerintah, hingga tenaga medis bekerja sama.
Selama 7 bulan ini kita dalam masa pandemi dan sudah mulai terseok-seok karena gempuran corona. Kadang bertanya-tanya kapan cobaan ini akan berakhir? Kita tentu berharap agar semua pasien covid-19 sembuh dan tidak ada lagi yang tertular. Namun doa dan harapan tentu harus diimbangi dengan usaha untuk mendukung program pemerintah.
Dokter Reisa Broto Asmoro menyatakan pentingnya sinergi antara pemerintah dan masyarakat. Karena pemerintah yang dibantu oleh tim satgas penanganan covid tidak bisa bekerja sendiri, jika tidak ada dukungan dari masyarakat. Dalam artian, jangan jadi orang yang egois, ingin bebas corona tapi malas melakukan protokol kesehatan.
Protokol kesehatan terus dikampanyekan ke seluruh lapisan masyarakat, melalui SMS, iklan, maupun postingan di media sosial. Mengapa gerakan 3M (mencuci tangan, mengenakan masker, dan menjaga jarak) terus didengungkan? Karena kenyataannya masih ada saja yang nakal dan malas pakai masker, serta hanya mengandalkan face shield.
Memakai face shield memang praktis tapi tak bisa menahan laju virus covid-19. Karena menurut penelitian WHO, corona bisa menular lewat udara, jadi harus pakai masker. Masyarakat perlu diajak untuk mematuhi protokol kesehatan dan memakai masker standar (medis atau kain), bukan yang model scuba atau buff, karena tak efektif dalam menahan laju droplet.
Baca Juga: Pencegahan Penularan COVID-19 di Bandara Beserta RegulasinyaPenggunaan masker juga wajib diluruskan, jangan hanya digunakan saat perjalanan jauh. Walau Anda hanya belanja ke warung tetangga, wajib pakai masker, karena kita tak tahu siapa OTG yang akan ditemui di jalanan. Masker juga masih wajib dipakai di kantor dan jangan hanya dikenakan dalam perjalanan.
Perlindungan ganda dari masker dan faceshield juga bagus, apalagi jika Anda memakai sarung tangan. Namun pastikan sarung tangannya bersih, dan jika memakai yang sekali pakai, sobek sebelum dibuang agar tak dimanfaatkan orang lain. Jika risih memakai sarung tangan, pastikan jemari selalu bersih dan bawa hand sanitizer ke mana-mana.
Patuhilah semua protokol kesehatan dan beli masker kain hingga 2 lusin untuk stok di rumah. Karena masa pemakaiannya maksimal hanya 4 jam. Jadi bawa 2 lembar masker cadangan di dalam tas saat bepergian. Tas Anda memang jadi penuh dengan masker dan hand sanitizer tapi lebih baik begitu, daripada tertular corona.
Kerja sama antara masyarakat dan pemerintah sangat diperlukan karena jika semua orang tertib, corona akan minggat secepatnya. Namun salah satu protokol kesehatan yang paling sering dilanggar adalah jaga jarak. Belakangan sudah ada masyarakat yang mengadakan pesta pernikahan. Mereka mengundang hingga ribuan tamu, seakan lupa bahwa masih pandemi.
Walau di depan gedung ada tempat cuci tangan dan dibagikan hand sanitizer namun seharusnya tidak usah mengundang banyak orang, karena yang diperbolehkan hanya maksimal 30 tamu. Seharusnya mereka mengikuti tren resepsi zaman sekarang, yakni disiarkan langsung lewat channel Youtube. Sehingga teman dan kerabat bisa menyaksikannya.
Kalau ingin berbagi bahagia kepada sahabat dan saudara, kirim saja bingkisan makanan dan suvenir ke rumah mereka. Jalinan silaturahmi tetap erat dan Anda sekeluarga aman dari bahaya corona. Semua ada solusinya, jadi jangan memaksakan untuk pesta namun melanggar protokol kesehatan.
Jika semua orang mau mematuhi protokol kesehatan, maka penularan corona akan berhenti. Jumlah pasien covid-19 menurun dan semua yang sakit akan lekas sembuh. Kita optimis pandemi akan lekas berakhir, ketika masyarakat mau bersinergi dengan pemerintah. (Raditya Akbar, Kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini)
Tinggalkan Balasan