Serobot Sasi Adat Warga Bakar Kantor Tambang Pasir Granit

MASOHI, Siwalimanews – Kantor dan sejumlah aset PT Waragonda Mineral Pratama (WMP), Minggu (16/2) malam, dibakar warga Haya, Kecamatan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah. Aksi pembakaran ini dilakukan lantaran sasi adat yang dibikin warga Haya, dirusak oknum karyawan PT WMP.
Perusahaan penambangan pasir granit yang beroperasi di Negeri Haya ini, sebelumnya telah ditutup paksa oleh warga secara adat atau disasi, Sabtu (15/2) pagi. Hal ini menyebabkan kemarahan warga yang berakhir dengan pembakaran.
Informasi yang berhasil dihimpun Siwalima, Senin (17/2) menjelaskan pembakaran Kantor PT WMP terjadi pada minggu, (16/2) malam, sekitar pukul 22.00 WIT.
Akibatnya, sejumlah fasilitas penting milik perusahaan yang beroperasi diatas lahan seluas 25.73 hektar di Negeri Haya ini hangus terbakar.
Tercatat fasilitas yang ikut terbakar diantaranya, pos security, mess karyawan, ruang utama kantor, ruang maintenance, laboratorium hingga dua unit mobil serta satu unit motor trail security.
Baca Juga: Setahun Lebih Kasus Covid Malra MandekPembakaran fasilitas Kantor PT WMP itu dimulai pada pukul 21.45 WIT dimana ada beberapa orang warga Negeri Haya mendatangi perusahan untuk menanyakan perihal kerusakan sasi adat yang sebelummya telah dilakukan warga.
“Ada beberapa warga masyarakat Negeri Haya sekitar 10 sampai 15 orang, datang ke perusahaan menanyakan pengrusakan fasilitas sasi adat, yang ditempatkan di depan pintu masuk PT WWP oleh Tawakal Somalua, salah satu karyawan perusahaan yang juga warga Negeri Haya,” ujar sumber yang meminta namanya tidak ditulis.
Mereka mendatangi Security PT Waragonda, Nijam Samalehu untuk menanyakan sekaligus mencari keberadaan Tawakal Somalua yang melakukan pengrusakan fasilitas sasi adat.
Beberapa saat setelah mendatangi security perusahaan, kelompok warga Haya ini mendatangi rumah atau kediaman Tawakal Somalua, akan tetapi mereka tidak menemui yang bersangkutan.
Tidak berhasil menemukan Tawakal Somalua, kelompok warga ini kembali ke perusahaan. Adu mulut-pun tidak terelakan, beberapa dari mereka mulai anarkis dan melakukan pengrusakan.
Security perusahaan sempat mencoba menenangkan mereka, namun tidak berhasil. Akibatnya aksi pembakaran pun terjadi,hingga menghanguskan ruang utama kantor serta fasilitas lainnya.
Informasi lain yang berhasil dihimpun Siwalima dari berbagai sumber menjelaskan, saat ini TKP telah berhasil diamankan. Puluhan personel polisi, terdiri dari 24 anggota Sabahara perintis, 6 orang satuan intel dan 8 orang anggota satuan reskrim.
Pasang Sasi
Sehari sebelumnya, warga Negeri Haya melakukan aksi sasi kantor PT WWP, Sabtu (15/2) memprotes aktivitas pengangkutan pasir merah di pesisir pantai yang dianggap merusak lingkungan dan merugikan masyarakat.
Warga mendatangi perusahaan dengan memakai atribut adat berupa kain merah yang diikat di kepala dan menjegel pintu masuk kantor PT WWP dengan menggunakan daun kelapa dan kain merah.
Sebagai simbol penolakan, masyarakat membentangkan janur kuning di gerbang masuk perusahaan. Pelepah nyiur diikat pada tiga tiang penyangga dengan potongan berang di berbagai sisi-tanda larangan adat atau sasi, yang berarti kawasan tersebut tidak boleh disentuh atau dimasuki sebelum keputusan adat.
Menahan Diri
Polres Maluku Tengah kini melakukan penyelidikan atas kasus Pembakaran PT WMP oleh warga Negeri Haya.
Puluhan personel polisi kini telah berada di tempat kejadian perkara. Selain untuk mengamankan jalannya identifikasi, namun juga berjaga untuk memastikan tidak terjadinya gangguan keamanan di wilayah itu.
Kasi Humas Iptu Anton Kolauw meminta, warga Haya menahan diri dan memberikan kesempatan kepada aparat kepolisian untuk bekerja.
“Kami menghimbau warga menahan diri dan tidak melakukan kegiatan melawan hukum dengan main hakim sendiri sebagaimana yang telah minggu malam kemarin,” tandasnya.
Dia berharap masyarakat dapat membantu aparat keamanan untuk tetap memastikan stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat dapat dijaga di wilayah Kecamatan Tehoru secara khusus dan Maluku Tengah secara umum.
“Percayakan kepada kami untuk bekerja. Kami pastikan akan bekerja propesional dan proporsional. Situasi keamanan dan ketertiban harus terus dijaga di wilayah ini maupun Maluku Tengah umumnya,” singkatnya sembari meminta warga tetap menahan diri dan tidak terprovokasi oleh pihak manapun. (S-17)
Tinggalkan Balasan