Santun dalam Bersiniar
Perkembangan teknologi dapat memengaruhi penyebaran informasi. Informasi bisa didapatkan di mana saja dan kapan saja seperti pada siniar. Siniar adalah padanan bahasa Indonesia dari kata podcast. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, siniar adalah ‘siaran (berita, musik, dan sebagainya) yang dibuat dalam format digital (baik audio maupun video) yang diunduh melalui internet’.
Banyak selebgram yang melakukan siniar dan diunggah di berbagai aplikasi, seperti Youtube, Instagram, dan Tiktok. Biasanya, mereka (selebgram dan bintang tamu) berkomunikasi membahas topik-topik menarik. Dalam komunikasi tersebut, petutur dan penutur harus mempunyai pemahaman yang sama dan memiliki kesantunan berbahasa agar pesan dapat tersampaikan dengan baik. Namun, kesantunan berbahasa seakan terpinggirkan dalam berkomunikasi dengan viralnya siniar seorang selebgram yang berinisial MR dengan bintang tamunya KL. Siniar tersebut viral karena adanya kata-kata kurang sopan yang diucapkan, baik oleh selebgram maupun bintang tamu, sehingga kondisi tersebut memengaruhi diskusi selanjutnya. Sebelumnya, siniar itu sudah diunggah di kanal Youtube mereka, tetapi akhirnya diturunkan (takedown). Penonton tidak dapat melihat siniar dan tidak mendapatkan pesan dari siniar tersebut. Kondisi tersebut membuktikan kesantunan berbahasa sangat penting dalam berkomunikasi.
Menurut Markhamah dan Atiqa Sabardila (2013: 153), kesantunan merupakan suatu cara yang dilakukan penutur saat berkomunikasi supaya penutur tidak merasa tertekan, tersudut, dan tersinggung. Kesantunan berbahasa bertujuan untuk menjaga harga diri penutur dan petutur melalui penggunaan bahasa yang santun saat berkomunikasi. Ketika menggunakan bahasa yang santun, penutur dan petutur akan merasa dihormati dan dihargai sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman. Kondisi ini berbeda dengan contoh siniar di atas. Dari awal pembicaraan, penutur dan petutur sudah merasa tidak nyaman. Hal ini terjadi karena salah satu dari mereka sudah merasa tersinggung sehingga keduanya bereaksi dengan mengeluarkan kata-kata yang kurang sopan atau menyepelekan lawan bicara.
Harlin (2016) dalam tulisannya tentang “Kesantunan Berbahasa” menyatakan bahwa ada beberapa hal yang harus dihindari oleh pemakai bahasa, seperti pertama, jangan mempermalukan lawan tutur; kedua, jangan menyombongkan diri; ketiga, jangan menghina orang lain; keempat, jangan menunjukkan perasaan terhadap kemalangan yang dialami orang lain; kelima, jangan menyatakan ketidaksetujuan dengan lawan tutur; keenam, jangan menggunakan kalimat langsung untuk menyuruh atau menolak suatu permintaan dari lawan tutur; dan ketujuh, jangan memaksa lawan tutur untuk melakukan sesuatu. Hal-hal tersebut harus dihindari agar pesan dapat tersampaikan dengan baik. Kesantunan berbahasa tidak hanya mengenai pilihan kata, tetapi juga intonasi, nada, cara pengucapan yang digunakan, serta gerak-gerik dari petutur dan penutur.
Banyak orang yang memberikan pendapat terkait siniar tersebut. Ada yang menyudutkan selebgram dan ada pula yang menyudutkan bintang tamu. Selain itu, ada pula yang berpendapat bahwa jika sebenarnya kata-kata itu termasuk candaan dan harus direspons dengan candaan pula. Namun, kondisi tersebut tidak dapat dikatakan bercanda apabila lawan bicara sudah merasa tersinggung. Di sisi lain, sebenarnya masih banyak siniar yang menjunjung kesantunan berbahasa. Mereka dapat berkomunikasi dengan baik sehingga penonton dapat menikmati pembicaraan mereka. Penutur dan petutur harus mempunyai usaha yang sama agar pembicaraan mereka edukatif dan bermanfaat. Selain itu, penonton juga dapat menerima pesan secara tersirat yang terkandung dalam pembicaraan tersebut.
Baca Juga: Menciptakan Kota Komunikatif dan Informatif, Tak Cuma GimmickKesantunan berbahasa tidak hanya diperlukan dalam siniar, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari, seperti ketika berbicara dengan teman sebaya dan orang yang lebih tua. Ketika menggunakan bahasa yang sopan, petutur dan penutur akan merasa dihormati dan dihargai. Kesantunan itu penting karena berkaitan dengan menjaga hubungan dan kehormatan seseorang. Hal yang harus diperhatikan pula dalam kesantunan berbahasa adalah cara kita bertutur dan dengan siapa kita bertutur. Mari, miliki kesantunan berbahasa untuk berkomunikasi dengan siapa pun, termasuk dalam bersiniar. Oleh: Vonnita Harefa, S.S. Staf Teknis Kantor Bahasa Provinsi Maluku (*)
Tinggalkan Balasan