Sangadji Bantah Ramly: Belum Ada Calon Golkar
AMBON, Siwalimanews – Partai Golkar belum menentukan arah dukungan kepada pasangan calon tertentu di Pilkada Maluku mendatang.
Demikian diungkapkan Ketua Pemenang Pemilu Maluku-Maluku Utara DPP Partai Golkar, Hamzah Sangadji kepada Siwalima melalui telepon, Selasa (16/7).
Penegasan Sangadji itu sekaligus membantah pernyataan Ramly Umasugi, yang mengklaim didukung partai berlambang beringin tersebut.
Dikatakan Sangadji, partainya masih belum sampai kepada penentuan maupun keputusan mengenai siapa yang akan didukung di Pilkada mendatang.
Penyebabnya, Golkar masih berproses pada survei tahap kedua, sehingga keputusan untuk menetapkan calon kepala daerah Gubernur, Wakil Gubernur, bupati dan walikota se-Indonesia termasuk Maluku belum diputusan.
Baca Juga: Saling Klaim Tiket Partai“DPP sampai saat ini sesuai dengan mekanisme tidak membuka pendaftaran calon tetapi melalui survei dan untuk Maluku ada beberapa nama yang diusulkan dan disurvei termasuk, ada Pak Jeffry, ada pak Ramly, Pak Mukti, ada empat kandidat yang disurvei, sebagai calon gubernur dan wakil gubernur,” ujarnya.
Sangadji mengatakan Golkar beberapa hari lalu memang menggelar rapat pleno, tapi agenda yang dibahas adalah persiapan HUT Golkar ke-60 tanggal 20 Oktober 2024 dan agenda persiapan Pilkada 2024.
“Belum ada keputusan Golkar tentang calon kepala daerah atau wakil kepala daerah,” tambah dia.
Sebelumnya, Ketua Golkar Maluku, Ramly Umasugi menyatakan sudah mendapat dukungan partainya untuk berpasangan dengan Ketua Gerindra Maluku, Hendrik Lewerissa.
“Jika pak Ramly katakan demikian itu sah-sah saja, tetapi harus tetap pada mekanisme dan taat azas pada mekanisme partai melalui survei dan akan masuk survei tahap kedua. Saya sebagai ketua Bidang pemenang Pemilu Maluku Maluku Utara sudah menandatangani untuk dilakukan survei. Jadi tunggu keputusan partai saja,” tegasnya.
Walau demikian, lanjut Sangadi, jika kemudian Golkar menetapkan kader partai untuk maju dalam pilkada Maluku, maka tentu semua kader dan barisan partai harus mendukung dan mengamankannya.
“Apakah kemudian DPP tetapkan kader partai maka tentu sebagai kader partai dan barisan partai harus mengamankan, namun sampai saat ini belum diputuskan dan itu harus juga diketahui oleh saya sebagai Ketua Bidang pemenang pemilu Maluku dan Maluku utara,” tegasnya.
Dia menambahkan, dinamika yang terjadi saat ini di internal Partai Golkar merupakan hal yang wajar dan boleh-boleh saja, namun mekanisme dan prosesnya masih berjalan. Sehingga tidak bisa diputuskan secara sepihak. Dimana taat asas harus dilakukan dan tidak menyimpang dari mekanisme partai.
“Apakah itu pak Ramly yang diputuskan oleh DPP, itu boleh-boleh saja, tetapi kita harus taat asas pada mekanisme partai dan tidak boleh menyimpang,” ujar dia.
Sesumbar Ramly
Sebelumnya, kepada Siwalima, Senin (15/7), Ramly Umasugi memastikan dirinya akan maju sebagai calon Wakil Gubernur Maluku mendampingi Hendrik Lewerissa.
“Untuk Pilgub sudah dipastikan Golkar akan koalisi dengan Gerindra mengusung pak Hendrik dan saya sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku,” kata mantan Bupati Buru itu.
Ramly mengaku kepastian dirinya digandeng Ketua DPD Partai Gerindra, Hendrik Lewerissa telah mendapat persetujuan DPP Partai Golkar.
Menurutnya. dalam tahapan penjaringan calon Gubernur Maluku terdapat beberapa nama yang berasal dari kader internal maupun non partai.
Namun dalam kepentingan partai, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dan jajaran DPP lebih cenderung untuk mengusung kader sendiri ketimbang orang non Golkar.
“Pak Mukti sudah ketemu dengan saya dan pak HL, sudah sepakat beliau tidak maju. Pak Asis Samual nyata-nyata menyatakan sikap tidak maju,” kata Ramly.
Sementara untuk Hamzah Sangadji, Ramly mengakui belum ada komunikasi lebih jauh, namun HL sebagai bakal calon Gubernur lebih memilih dirinya untuk mendampingi.
“Pilihan pak Hendrik ke saya dan sudah selesai. DPP juga sudah panggil saya dan memerintahkan agar segera memasukan nama lengkap saya dan HL untuk proses rekomendasi,” tambahnya.
Mantan Wakil Bupati Buru periode 2007-2012 ini memastikan, jika tidak ada hambatan maka dalam waktu dekat akan dideklarasikan dirinya bersama HL sebagai bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur dengan koalisi utama Gerindra dan Golkar
Kuda Hitam
Munculnya poros Gerindra-Golkar dengan mengusung Hendrik Lewerissa dan Ramly Umasugi berpotensi menjadi kuda hitam di Pilkada Maluku.
Bisa-bisa menjadi ancaman bagi petahana maupun calon kepala daerah lainnya, mengingat belum semua partai politik memberikan rekomendasi.
Akademisi Fisip Unpatti, Jefry Leiwakabessy mengatakan Hendrik Lewerissa dan Ramly Ibrahim Umasugi yang muncul pasca Pilpres 14 Februari lalu perpotensi sebagai kuda hitam bagi bakal calon lainnya, seperti Murad Ismail, Jeffry Rahawarin, Febry Tetelepta, Barnabas Orno maupun Said Latuconsina
Bukan tidak mungkin kata Leiwakabessy, majunya HL dan RU, sapaan akrab mereka secara tidak langsung merepresentasikan kekuatan besar Jakarta yang akan terbawah ke Pilkada Maluku, apalagi Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto terpilih sebagai Presiden.
“Jangan anggap remeh kehadiran Hendrik Lewerissa dan Ramly Umasugi dalam pilkada Maluku, sebab bisa saja keterwakilan pemimpin nasional ada disitu, apalagi Pak Prabowo telah menjadi presiden nantinya,” ujar Leiwakabessy saat diwawancarai Siwalima melalui telepon selulernya, Selasa (16/7).
Apalagi, sebagai seorang anggota DPR, lanjutnya, sudah barang tentu HL akan mendapatkan dukungan yang penuh dari partai, sehingga Gerindra akan bekerja keras dengan menggerakan seluruh kekuatan partai untuk memenangkan Hendrik Lewerissa dan Ramly Umasugi.
Untungkan HL
Sementara itu, Akademisi Fisip Unidar Sulfikar Lestaluhu menilai peta politik menjelang pilkada Maluku sampai saat ini masih sangat dinamis, mengingat masih ada partai politik lainnya yang belum memberikan rekomendasi sebab masih ada waktu satu bulan kedepan.
Namun, peta politik yang terbangun hari ini menunjukan Pilkada di Maluku akan diikuti oleh lebih dari dua pasangan calon, yakni Murad Ismail-Michael Wattimena setelah kantongi tiga rekomendasi parpol, pasangan Hendrik Lewerissa-Ramly Umasugi dengan pendukung utama Gerindra dan Golkar jika koalisi terbentuk dan pasangan ketiga nantinya dipelopori oleh PDIP.
“Pasangan yang terbentuk ini memiliki peluang yang sama sebab dalam politik kita tidak bisa menjagokan pasangan tertentu saja,” ujar Lestaluhu.
Diakuinya dari segi dukungan pasca pelantikan Presiden nanti akan sepenuhnya menguntungkan Hendrik Lewerissa sebagai kader Gerindra, sehingga harus diantisipasi oleh calon lain, tetapi hal ini tidak boleh dijadikan sebagai patokan mengingat semua calon memiliki potensi kemenangan yang sama. (S-20)
Tinggalkan Balasan