Setelah berkiprah men­jadi wakil rakyat sebagai ang­gota DPRD Kota Ambon se­lama tiga periode dan anggota DPRD Provinsi Maluku se­lama satu periode, Jantje Wenno memutuskan diri un­tuk maju dalam kontetasi politik pemilihan Walikota Ambon periode 2024-2029 yang akan dihelat pada 27 November mendatang.

Berikut nukilan wawancara reporter Harian Pagi Siwalima, Kres Manuputty bersama Jan­tje Wenno, SH.

Apa yang menjadi motivasi anda mencalonkan diri seba­gai calon Waliota Ambon

Tentu keputusan saya untuk maju dan bertarung dalam Pilkada Kota Ambon tahun 2024 ini berangkat dari begitu banyak persoalan yang terjadi di Kota Ambon selama beberapa tahun belakangan.

Saya melihat situasi dan kondisi kota akhir-akhir ini memprihatinkan dibandingkan dengan kota-kota lain di tanah air, padahal Kota Ambon sudah berusia lebih dari 448 tahun.  Saya harus jujur mengatakan masih jauh tertinggal dari kota yang lain. Masih begitu banyak problem yang dihadapi masyarakat seperti, penga­ngguran semakin tinggi tetapi tidak berbanding lurus dengan lapangan pekerjaan yang semakin sulit.

Baca Juga: Akademisi soal Pilkada Maluku, Bakal Ada Tiga Poros

Sementara disatu sisi setiap ta­hun perguruan tinggi meluluskan ribuan sarjana yang harus memendapatkan perhatian serius dari Pemerintah Kota Ambon. Itulah yang memo­tivasi saya untuk mencalonkan diri sebagai calon walikota.

Persoalan Kota Ambon apa saja yang menurut pendapat Anda harus mendapat perhatian?

Sejak lahir dan dibesarkan di Kota Ambon, saya melihat begitu banyak masalah yang saat ini terjadi dan belum ditangani secara seirus oleh pemimpin Kota Ambon sebelumnya.

Persoalan penanganan dampak banjir masih menjadi masalah seirus. Memang siapapun walikota tidak akan bisa menghilangkan banjir dari Kota Ambon, namun penanganan terhadap dampak dari banjir harus masuk dalam kebijakan pemimpin kota. Belum lagi persoalan kema­cetan yang masih menghantui masyarakat ditambah lagi dengan penumpukan sampah pada tempat-tempat pembuangan yang belum dapat diselesaikan.

Selain itu, tata kelola keuangan menjadi masalah dimana tiga tahun beturut-tutut laporan keuangan berturut-turut Pemkot mendapat opini disclaimer dan diperparah dengan utang pihak ketiga belum bisa diselesaikan Pemkot. Persoalan-persoalan ini yang harus diselesai­kan agar Ambon jauh lebih baik dari kondisi saat ini.

Anda ini selama empat periode menduduki jabatan sebagai wakil rakyat baik di kota maupun pro­vinsi, apa yang telah anda lakukan untuk Kota Ambon.

Keputusan saya untuk maju seba­gai calon Walikota Ambon tentu menimbulkan pertanyaan dari mas­yarakat, apa sih yang sudah lakukan selama jadi wakil rakyat atau saat jadi wakil rakyat, kenapa saya tidak berbuat bagi Ambon. Saya ingin katakan  menjadi anggota DPRD itu terbatas kewenangannya, karena tidak bisa mengeksekusi hal-hal ke­pentingan masyarakat. Kita hanya melakukan fungsi legislasi, angga­ran dan pengawasan, sedangkan eksekusi kebijakan semua itu dilakukan eksekutif atau walikota, jadi tugas DPRD itu hanya bicara dan Jantje Wenno sudah bicara dari DPRD kota hingga provinsi sampai mulut berbusa. Jadi coba kasih kesempatan bagi saya, maka saya akan buktikan bahwa Ambon pasti lebih baik dari sekarang.

Jaminan apa yang anda dapat be­ri­kan kepada masyarakat bahwa pe­me­rintahan dibawah kemimpi­nan anda, Ambon akan menjadi lebih baik.

Sebagai bakal calon walikota Ambon tentu di otak kepala saya sudah memikirkan berbagai cara agar Ambon lebih baik dari hari ini. Bagi saya jika ingin Ambon lebih baik maka harus dimulai dari diri saya, barulah diterapkan dalam berbagai kebijakan pemerintah. Jika Tuhan mengijinkan saya terpilih, maka saya akan mem­berikan jamin beberapa hal kepada masyarakat.

Jaminan seperti apa yang anda maksudkan

Pertama, saya tidak akan terlibat dalam hal urus-mengurus proyek termasuk tidak akan menerima satu sen pun dari fee proyek di jajaran Pemkot.

Kedua, keluarga tidak boleh ikut cam­pur urusan pemerintahan. Ke­tiga, harus menyiapkan waktu yang banyak untuk mengunjungi desa dan kelurahan, sebab walikota harus tahu apa sesungguhnya yang menjadi kebutuhan paling mendesak dari masyarakat.

Pemerintah tidak boleh hanya berharap pada Musrenbang desa atau laporan OPD, tapi walikota harus tahu apa sesungguhnya yang menjadi kebutuhan masyarakat kota. Itu yang penting. Saya percaya kalau saya jadi Walikota, kita mampu merubah Kota Ambon menjadi lebih baik. Selama ini orang hanya bicara soal visi dan misi tapi setelah jadi mereka lupa, banyak kepala daerah yang urus proyek supaya dapat fee besar. Kalau saya jadi, itu janji saya kepada masyarakat dan pasti saya akan berbuat itu bagi rakyat.

Apa visi dan misi yang anda ta­warkan kepada masyarakat seba­gai bakal calon Walikota Ambon

Sebagai seorang politisi tentunya untuk maju dalam kontetasi politik seperti pilkada maka visi dan misi menjadi faktor penting, agar mas­yarakat dapat melihat apasih yang ada di otak kepala seorang kepala daerah. Dengan semua persoalan yang ada, saya kemudian meramu dalam satu visi yang sangat muda dimengerti dan dipahami oleh mas­yarakat. Visi saya sangat sederhana yakni Ambon yang damai, sejahtera, partisipatif  menuju ke kota yang lebih modern.

Visi ini akan dijabarkan dalam sejumlah misi dan program kerja, jika saya dipercayakan untuk menjadi Walikota Ambon kedepan, sehingga tage line saya “Saatnya Ambon Naik Kelas” akan tercapai.

Sejauh ini sudah ada berapa partai politik yang memberikan dukung kepada anda untuk maju sebagai calon Walikota Ambon.

Pemilihan Walikota Ambon Tahun 2024 ini memang memiliki perbedaan dengan pilkada sebelumnya, sebab tidak ada satu partai politik pun yang dapat mengusung calon sen­diri sehingga membutuhkan partai lain untuk berkoalisi agar mencapai syarat dukungan 20 persen dari jumlah kursi di DPRD Kota Ambon.

Kalau ditanya berapa partai, memang saya sudah mendaftar di beberapa partai seperti PDIP, Pe­rindo, Golkar, Gerindra, PKB, Hanura dan PPP, yang semuanya miliki kursi di DPRD Kota Ambon. Tapi sampai dengan hari ini sudah ada dua partai yang memberikan dukung yakni Partai Persatuan Pembanguan dan Partai Perindo dengan total 6 kursi. Karena syaratnya harus tujuh kursi maka saya hanya membutuhkan satu kursi tambahan agar memenuhi syarat pencalonan. Yang pasti komu­nikasi dengan partaoi-partai lain masih terus dibangun, dan saya yakin dalam waktu dekat akan ada partai lain yang memberikan duku­ngan kepada saya untuk maju sebagai calon Walikota Ambon.

Strategi apa yang anda gunakan untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat khususnya para pemilih di kota ini

Saya bukan orang baru dalam kontetasi politik di Kota Ambon, tetapi saya sebagian besar hidup saya telah berkecimpun dengan dunia politik, artinya pertarungan dalam dunia politik bukan hal baru bagi saya. Dari segi keterkenalan tokoh, tentunya nama saya sudah tidak asing bagi masyarakat di kota ini, dan jika ditanya apa strategi un­tuk memenangkan pilkada walikota tentu secara pribadi saya telah miliki dan akan saya bahas bersama partai koalisi nanti. Tetapi strategi utama saya untuk memenangkan pilkada kota ini hanya berdoa serta memo­hon dukungan dari masyarakat Kota Ambon khususnya dari para pe­milih, termasuk pemilih pemula yang jumlahnya cukup besar, artinya kalau ingin agar Ambon ini lebih baik dari saat ini maka Jantje Wenno adalah orangnya.(*)