AMBON, Siwalimanews – Ruang Kepala SD Inpres 54 terbakar, seluruh arsip  penting milik sekolah ludes terbakar. Kapolsek Baguala AKP Meity Jacobus menjelaskan, berdasarkan keterangan Munarita Iriani (42) yang merupakan guru disekolah tersebut, kebakara  diketahui setelah ada teriakan warga sekitar bahwa terjadi kebakaran di Sekolah SD Inpres 54.

Menurutnya, Saksi yang rumah­nya tidak jauh dari sekolah kemu­dian keluar untuk memastikan kebenaran dari teriakan warga, yang ternyata benar telah terjadi peristiwa kebakaran sekolah SD Inpres Nania.

“Setelah saksi melihat kobaran api saksi menelepon wakil kepala SD Inpres Nania Ibu Iriani Ode untuk memberitahukan hal tersebut,”jelas Kapolsek kepada wartawan di Ambon, Rabu (11/1).

Sulitnya sumber air membuat warga sekitar kewalahan untuk memadamkan kobaran api. Berselang beberapa saat atau tepat pukul 00.30 Wit, 4 Unit Damkar Pemkot Ambon tiba di TKP.

Kurang lebih 1 jam bergelut dengan api, api akhirnya berhasil dipadamkan sebelum merembet ke bangunan lain diarea sekolah.

Baca Juga: Pulau Baru, Fenomena Alam Biasa

Belum diketahui secara pasti penyebab kebakaran. Namun diketahui kebakaran tersebut tidak menimbulkan korban jiwa. Kerugian yang dialami hanya kerugian materil berupa 1 bagunan kepala sekolah berserta isinya yang juga didalam­nya berisi arsip penting sekolah.

“Penyebab kebakaran belum dapat dipastikan untuk itu perlu dilakukan penyelidikan lebih lanjut, kalau dari  suara warga yang berada di dekat TKP yang menyebut jika api berasal dari arus pendek, maka dengan begitu lampu listrik pada bangunan tersebut akan padam, namun pada saat kebakaran listrik pada bangun tersebut sempat menyala,”tandasnya.

Rugi Capai Ratusan Juta

Terpisah, Kepala Dinas Pendi­dikan (Kadisdik) Kota Ambon, F Taso usai meninjau lokasi kebakaran di SD Inpres 54 Nania, Kecamatan Baguala, Kota Ambon, Rabu (11/1) mengatakan, kerugian material pada Ruang Kepala Sekolah akibat kebakaran yang terjadi dini hari tadi, mencapai Rp. 100-150 juta.

“Berdasarkan perhitungan se­mentara, data dari kepsek dan para guru, kerugian berkisar Rp. 100-150 juta,” terangnya.

Sementara terkait penyebab keba­karan,Taso mengaku belum diketa­hui. Hanya saja, dugaan awal dipicu arus pendek listrik. Namun ber­dasarkan pengakuan beberapa Saksi, saat peristiwa itu, listrik/lampu justru menyala.

“Perstiwa itu telah dilaporkan ke pihak kepolisian berwajib, dan masih dalam proses penyelidikan. Kami berharap,  kepolisan dapat meng­ungkap penyebab kebakaran yang sebenarnya.

Karena dugaannya bukan dipicu arus pendek listrik, tapi mungkin ada penyebab lain, namun kami menunggu hasil penyelidikan nanti seperti apa,,”ujarnya.

Sementara terkait Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah terse­but, tambah Taso, tetap berjalan seperti biasa.

Karena musibah yang terjadi hanya menghanguskan ruangan kerja kepsek saja, dan itu terpisah dari ruang guru.

“Aktivitas pagi tadi seperti biasa, guru-guru hadir juga, sementara kepala sekolah sementara berakti­vitas di ruang guru,”ujarnya.

Dia menambahkan, saat peristiwa itu salah satu saksi yang adalah guru, saat melihat api, kemudian menghubungi guru lain yang rumahnya berlokasi di belakang sekolah tersebut, dan selanjutnya bersama-sama berupaya menyela­matkan barang penting di ruangan yang bersebelahan dengan ruang kepsek.

Dan selanjutnya menghubungi kepsek dan Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Ambon.

“Selain perabotan yang terbakar, data-data penting sekolah lainnya juga ikut terbakar,”ujarnya.(S-25)