AMBON, Siwalimanews – Mantan Gubernur Maluku, Karel Albert Rahalahu ber­harap, tahun 2024 ada pe­mimpin baru di Maluku, yang dapat membawa Maluku lebih baik dari saat ini.

Terhadap hal ini, akademisi Fisip UKIM dan Fisip Unpatti menilai, pernyataan Ralahalu ini merupakan warning bagi Gubernur Maluku, Murad Ismail dan juga PDI Per­juangan.

“Saya menilai pendapat Pak Karel sebagai seorang mantan Gubernur Maluku, dan mantan Ketua PDI Perjuangan di Maluku yang berharap tahun 2024 ada pemimpin baru di Maluku. ini merupakan warning bagi pak Murad sendiri sebagai gubernur tetapi juga PDIP,” jelas Amelia Tahitu, akademisi FISIP UKIM kepada Siwalima melalui telepon selulernya, Minggu (21/8).

Menurutnya, PDIP tentu saja punya kepentingan untuk tetap mempertahankan kursi kekuasaan yang dipegang selama dua periode pasca dipimpin Karel Albert Ralahalu dan saat ini Murad Ismail, tentu saja pernyataan mantan Gu­bernur Maluku itu menjadi catatan penting bagi PDIP untuk bekerja lebih keras jika ingin memperta­hankan kursi kekuasaan.

Hal ini juga penting, karena peta politik 2024 mendatang ini per­saingan semakin ketat, sehingga PDIP juga harus bekerja keras dalam upaya meyakinkan rakyat terhadap calon yang akan dijagokan nantinya.

Baca Juga: 77 Tahun Maluku Masih Miskin

Tetapi disisi lain, lanjut Amalia, ini juga warning bagi Gubernur Maluku, Murad Ismail untuk melakukan pembenahan yang lebih baik lagi bagi Maluku.

“Belajar dari Pak Karel sebagai tokoh Maluku yang pernah memim­pin Maluku, menurut saya orang membandingkan kepemimpinan Maluku versi Pak Karel dan pak Murad saat ini. Mungkin berbeda jauh. Mungkin suara hati pak Karel melihat keberadaan Maluku saat ini lebih bagus kedepan,” ujarnya.

Dikatakan, dirinya sepakat dengan Pak Karel dimana dalam memba­ngun Maluku harus dilihat dari semua aspek.

“PDIP sudah beberapa kali me­mimpin, dan dari sisi kepentingan politik PDIP tidak ingin melepaskan jabatan itu kepada yang lain. Se­hingga Pak Murad sebagai Gubernur tetapi juga Ketua DPD PDIP harus benahi baik eksternal maupun internal,” ujarnya.

Menurutnya, PDIP pasti tetap ingin memimpin Maluku, karena itu kesiapan kader sudah harus dila­kukan sejak dini. Dan bersama-sama dengan Gubernur membangun Maluku ini.

Motivasi

Terpisah, akademisi Fisip Unpatti, Paulus Koritelu menilai  pernyataan mantan Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahu ini sebagai motivasi yang positif bagi Murad Ismail sebagai gubernur untuk bekerja maksimal bagi rakyat Maluku.

Tetapi juga sisi yang lain, dalam kaca mata politik sebagai seorang politikus, mantan Ketua PDIP Maluku itu memiliki analisis yang berbeda.

“Satu hal kemungkinan terkait dengan Maluku satu di tahun 2024, pak Murad sebagai petahana ber­hadapan dengan  pesaing yang satu kubu dengan pak Karel. Ini penting karena memberikan dinamika-dinamika yang sangat penting di tahun 2024, sehingga sebagai pe­tinggi PDIP di Maluku ini juga sebagai sebuah inspirasi bagi Pak Murad,” ujar Koritelu saat diwa­wancarai Siwalima melalui telepon selulernya, Minggu (21/8).

Menurut Koritelu, mantan Gu­bernur Maluku, Karel Ralahalu yang berharap tahun 2024 lahir pemimpin baru di Maluku merupakan lampu bahwa, peta politik tahun 2024 sangatlah tinggi.

“Disisi lain ini memberikan lampu bahwa peta politik 2024 tensi per­saingan yang sangat tinggi, karena pak Murad  sebagai petahana akan berhadapan dengan seorang jen­deral  bintang III yang masih aktif. Hal ini memberi sebuah kekuatan dan motivasi bagi pak Murad bahwa menggunakan waktu yang sisa ini untuk benar-benar secara maksimal mengaktualisasi  peran kepemim­pinan di Maluku,” ujarnya.

Sehingga, lanjut Koritelu. Peran Murad sebagai seorang gubernur tetapi juga sebagai seorang Ketua DPD PDIP Maluku untuk bisa memainkan perannya lebih maksimal bagi rakyat Maluku.

“Pak Karel menyampaikan ini tentu membuat perbandingan de­ngan masa dia , tentu dia lebih tahu, dan dia melihat sudah tahun ke tiga tetapi aktualisasi peran sebagai seorang kepala daerah tingkat satu kurang memenuhi apa yang sebe­tulnya diinginkan rakyat Maluku. Karena itu, belajar pengalaman pak karel dalam membuat perbandingan selama 10 tahun  memerintah di Maluku. jika sebagai orang  petinggi PDIP, sebagai orang tua yang 10 tahun memerintah, tetapi juga ini warning karena peta politik 2024 akan melibatkan dua intitusi besar sehingga persaingan ini tidak mudah seperti tahun 2019 lalu,” ujarnya.

Ada Pemimpin Baru

Diberitakan sebelumnya, Mantan Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu mengharapkan, di Tahun 2024 ada pemimpin baru bagi Maluku.

Harapan ini disampaikan Ralahalu kepada wartawan, di tribun lapa­ngan Merdeka Ambon, Rabu (17/8) usai mengikuti peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia ke-77.

Ralahalu mengakui, hingga saat ini masih banyak persoalan-per­soalan yang terjadi ditengah masya­rakat di pelosok daerah yang belum ditangani oleh pemerintah daerah.

Persoalan tersebut diantaranya pendidikan, kesehatan maupun pembangunan masih banyak yang belum merata dan dirasakan masya­rakat, padahal usia Provinsi Maluku telah memasuki 77.

Artinya, di usia yang sudah tidak muda lagi ini Pemerintah Provinsi Maluku harus dapat memperhatikan semua kebutuhan pembangunan dan hak-hak dasar lainnya, agar Maluku dapat maju sejajar dengan daerah lain.

Dijelaskan, perayaan hari ulang tahun ke-77 Republik Indonesia dan Provinsi Maluku harus dijadikan se­bagai momentum untuk membenahi begitu banyak persoalan yang hingga saat ini belum kunjung dituntaskan.

“Sebenarnya banyak sekali yang perlu baik pendidikan hingga pembangunan,” ujar Ralahalu.

Menurut Ralahalu, persoalan yang terjadi di Maluku memang merupakan tanggungjawab bersama semua elemen masyarakat, dan khususnya pimpinan daerah maka harus ada kerja sama supaya Ma­luku semakin hari makin baik.

Ralahalu juga berharap dalam mo­mentum perhelatan pilkada Guber­nur Maluku tahun 2024 mendatang, ada pemimpin baru yang dapat membawa Maluku lebih baik dari saat ini.

“Kita berharap 2024 ada pemimpin yang baru yang bisa memimpin Maluku lebih maju lagi dari sekarang ini,” tegas mantan Ketua DPD PDIP Maluku ini.(S-05)