DOBO, Siwalimanews – Pemerintah Kabupaten Aru  mengharapkan, kepada pihak PT PLN untuk terus meningkatkan kualitas pelayanannya, khususnya pada program listrik desa yang merupakan bentuk kehadiran negara untuk menghadirkan listrik di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar).

“Hal ini juga untuk mewujudkan energi berkeadilan, sebagai wujud nyata hadirnya negara dalam mewujudkan energi listrik yang berkeadilan bagi masyarakat yang berada di pelosok desa terpencil memiliki hak yang sama untuk menikmati energi listrik,” ucap Wakil Bupati Aru Muin Sogalrey saat meresmikan listrik desa yang merupakan program dari  PT PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan Tual, ULP Dobo di Desa Nagibor, Kecamatan Aru Selatan, Selasa (21/3).

Ini juga kata Sogalrey membuktikan bahwa, pemerintah juga berkomitmen untuk bersama-sama melakukan upaya pemerataan listrik perdesaan, demi terwujudnya energi berkeadilan yang dipetakan berdasarkan data potensi desa.

“Atas nama pemkab, saya beri apresiasi kepada semua pihak, mulai dari DPR, DPRD Maluku, DPRD Aru, pihak PLN UP3 Tual  & ULP Dobo yang telah membangun kerjasama yang baik bersama pemerintah melalui pendekatan ekspansi perluasan jaringan listrik, melalui program listrik desa yang dibangun untuk masyarakat yang tinggal di pedalaman,” ucapnya.

Kepada pihak pemerintah kecamatan dan desa, Sogalrey berharap agar dapat membantu mengadvokasi masyarakat untuk menjaga dan memelihara fasilitas ini dengan baik, agar dapat memberi pelayanan terbaik bagi seluruh masyarakat.

Baca Juga: Babinsa Kodim 1507 Saumlaki Peduli Stunting

Hal ini perlu ditegaskan, karena salah satu faktor kendala belum dioperasikan listrik dibeberapa titik, karena fasilitas jaringan dirusak oleh oknum yang tidak bertanggungjawab. Untuk itu, hanya dengan dengan kerjasama yang baik inilah, dapat memberi akses pelayanan kepada masyarakat dengan baik.

Sementara itu, Manajer PLN UP3 Tual Martinus Pasensi dalam sambutan mengatakan, semua orang diberikan waktu dan tempat yang berbeda, setiap masa itu ada orangnya, dan setiap orang punya masanya dan diketahui bahwa, saat ini  sejarah sementara terukir dengan diresmikannya listrik desa di Kecamatan Aru Selatan, khususnya Desa Ngaibor.

“Kita mungkin senang menjadi bagian dari sejarah ini, tapi ingat kita harus bisa berbangga bisa membuat sejarah sendiri, itu sebabnya kami yang bekerja di bidang kelistrikan ini ada banyak PR tahun ini yang harus kita selesaikan, karena rasio elektrifikasi di Aru belum 100%.

Dikatakan, dengan listrik semua proses kehidupan ini bisa dilalui dengan perkembangan yang terus-menerus untuk itu perlu diingatkan agar aset ini perlu dijaga demi kelangsungan hidup masyarakat desa, karena jaraknya kurang lebih 80 km dari pusta kota.

Hari ini listrik boleh menyala 12 jam, namun nantinya seiring dengan berjalannya waktu, akan diusulkan untuk jam operasionlanya menjadi 24 jam, karena hal ini membutuhan perencanaan yang matang.(S-11)