AMBON, Siwalimanews – Untuk menjawab tantangan dan kemajuan dunia idustri saat ini, maka pemerintah meluncurkan program pendidikan vokasi. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas para siswa SMK

Dengan konsep dual sistem dimana proses pembelajaran 30 persen berada di sekolah dan 70 persen di dunia industri, konsep ini diharapkan mampu menciptakan lulusan yang unggul, memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap kerja yang sesuai dengan kebutuhan industri.

Bagi SMK N 7 Ambon sendiri, ada 8 jurusan dalam pendidikan vokasi yang kini dijalankan, salah satunya jurusan Teknik Produksi Migas yang baru-baru ini dijalankan.

Meski sudah banyak lulusan SMKN 7 yang terserap di dunia usaha dan dunia industri, baik di Maluku maupun di luar Maluku, namun tidak dapat dipungkiri, bahwa dalam proses pembelajaran, masih terdapat kendala.

Kendala yang dihadapi, terutama soal ketersediaan tenaga pengajar/guru yang berkompeten sesuai jurusan yang diharapkan oleh industri itu sendiri, dan soal ketersediaan peralatan untuk prkatek-praktek para siswa.

Baca Juga: Warga Latu Palang Jalan, Aktivitas Trans Seram Lumpuh

“Prinsipnya semua berjalan dengan baik, belajar dan praktek. Walaupun memang dibanding di Indonesia bagian barat kita disini punya keterbatasan, terutama soal peralatan masih minim, kemudian soal tenaga pengajar kejuruan yang memiliki kompetensi sama dengan yang ada di industri. Ini yang harus jadi perhatian pemerintah saat ini,” ungkap Kepala SMKN 7 Ambon La Uju, kepada Siwalimanews, di ruang kerjannya, Jumat (22/11).

Menurutnya, jika pemerintah mengharapkan SMK itu memiliki kompetensi yang benar-benar baik, maka kendala-kendala itu harus diatasi oleh pemerintah. Pasalnya, selama ini yang dilakukan sekolah adalah, terus berupaya untuk bisa mendatangkan tenaga-tenag profesional, namun itupun dirasa belum maksimal.

Pihaknya juga berharap ada langkah dan kebijakan pihak industri untuk juga membantu pihak sekolah dalam menjalankan pendidikan vokasi dan kemitraan ini dengan melakukan kegiatan-kegiatan di sekolah seperti go to school dan sebagainya untuk bagaimana memperkenalkan langsung soal perusahaan mereka, sehingga siswa/i juga mengetahui dan memahami secara langsung, sehingga ketika lulus nanti, mereka siap kerja.

“Selama ini kolaborasi dengan dunia usaha dan industri berjalan baik, khusus di Ambon tapi masih dalam tahap praktek kerja lapangan atau magang. Tetapi tidak bisa dipungkiri juga bahwa dalma proses magang itu, perusahaan juga tidak mungkin memberikan kesempatan banyak kepada siswa yang notabenenya baru. Jadi memang agak sulit juga untuk siswa bisa belajar lebih dalam. Untuk itu kesempatannya adalah bagaimana perusahaan itu bisa masuk ke sekolah untuk melakukan pembinaan,” ujarnya.

Untuk itu, dalam rangka menunjang siswa/i untuk bisa menjadi lulusan yang siap bekerja, selain soal tenaga pengajar yang kompeten yang sesuai dengan dunia industri dan usaha, dibutuhkan perhatian pemda dalam pendistribusian guru ke sekolah-sekolah kejuruan, sebab siswa yang hebat itu lahir dari guru-guru yang berkualitas, yang sesuai dengan kompetensinya. Artinya kalau berbicara mengenai kompetensi, itu berarti berbicara mengenai gurunya dan kemudian soal peralatan yang sesuai dengan dunia industri, ini juga penting agar ketika memasuki dunia kerja, mereka tidak lagi kaget dengan apa yang mereka temui.

“Intinya bahwa penyerapan lulusan dari SMKN 7 sendiri ke dunia industri sebenarnya tidak banyak, karena sebagian memilih ke usaha sendiri, dan ada juga yang melanjutkan studi. Jadi itu harapan kita dalam menjalankan pendidikan vokasi, infrastruktur dan tenaga pengajar yang memiliki kompetensi,” harapnya.(S-25)