AMBON, Siwalimanews – Pemerintah Kota Ambon akan berupaya untuk memi­nimalisir kekerasan terha­dap perempuan dan anak.

Hal itu disampaikan oleh Penjabat Walikota Ambon, Bodewin Wattimena saat menutup kegiatan kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP) dan peringatan hari HAM sedunia ke 75 di Hotel Marina, Sabtu (9/12).

“Memang disadari sungguh bahwa untuk menghilangkan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak itu sulit. Akan tetapi bukan tidak mungkin kekerasan terhadap perempuan dan anak yang terjadi di kota Ambon bisa diminimalisir,” ungkap Wattimena.

Untuk itu, segala upaya mesti dilakukan baik itu pemerintah provinsi, pemerintah kota hingga pihak-pihak terkait lainnya dalam bekerja sama guna menekan terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Ambon.

“Satu hal yang patut kita maknai bahwa semua kita yang hadir, baik itu pemerintah provinsi, pemerintah kota dan semua pihak yang terlibat berkomitmen untuk bagaimana kita menghapus kekerasan terhadap perempuan dan menegakan keadilan Hak asasi Manusia, “jelasnya.

Baca Juga: Masyarakat Kurang Mampu Jadi Prioritas Pangan Murah

Wattimena menyadari bahwa kekerasan terhadap perempuan dan anak yang terjadi, dilakukan oleh orang-orang terdekat.

“Patut disadari bahwa di kota Ambon setiap tahun masih terjadi kekerasan terhadap perempuan dan anak. Dan yang sangat disayangkan ialah kekerasan terhadap perempuan dan anak ini dilakukan oleh orang terdekat, “ujarnya.

Untuk itu,  pemerintah Kota Ambon berkomitmen dan berupaya untuk mengurangi tingkat kekerasan terhadap perempuan dan anak. Tetapi sejatinya pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, sebab mesti didukung peran serta dari berbagai pihak, dalam hal ini pihak HAM dan juga organisasi perempuan maupun anak untuk bekerja sama guna mengurangi berbagai kasus tingkat kekerasan terhadap perempuan dan anak.

“Minimal dalam setiap tahun harus ada program dan kegiatan sosialisasi bagi masyarakat terutama program yang secara langsung kepada perempuan dan anak. Kami berkomitmen untuk melindungi anak dan perempuan yang menjadi korban. Serta kami akan memberikan pendampingan kepada mereka yang menjadi korban kekerasan, “katanya.

Ia menambahkan, pemerintah Kota Ambon tengah berupaya untuk menjadikan kota Ambon sebagai kota yang ramah tamah bagi siapa saja. Untuk itu, mesti adanya dukungan dari berbagai pihak untuk mewujudkan hal itu.

“Kita berkomitmen untuk menjadikan kota Ambon sebagai kota yang ramah tamah. Untuk itu, kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang terjadi di kota ini harus kita tekan. Supaya apa, supaya Ambon bisa menjadi kota yang ramah bagi siapa saja yang tinggal di kota ini, “pungkasnya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas ketua Komnas HAM Perwakilan Maluku Anselmus Soabolen menyampaikan kegiatan sosialisasi 16 HAKTP dilakukan untuk memperingati 75 tahun hari HAM sedunia. Untuk itu, sosialisasi 16 HAKTP merupakan momen reflektif bagi seluruh negara dalam menjunjung tinggal Hak setiap manusia. “Peringatan hari HAM sedunia merupakan momen reklektif bagi seluruh negara dan bangsa dalam menghormati hak asasi manusia, “ ucapnya.

Kata Soabolen, setiap negara yang menjunjung tinggi HAM, berarti menjunjung tinggi peradaban dan budaya pada negara tersebut.

“Pemerintah akan berupaya untuk mencegah pelanggaran HAM terhadap perempuan dan anak. Selain itu peran pemerintah dalam pemenuhan HAM yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia terus diupayakan, “ ungkapnya. (Mg-03)