BERITA di media massa tanggal 5 Februari 2025 menyebutkan bahwa Menteri Kesehatan mengungkapkan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) akan dimulai pada 10 Februari 2025. Informasi itu disampaikan Menkes seusai menghadap Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan. Disebutkan bahwa nantinya Presiden Prabowo akan meninjau puskesmas yang melaksanakan program CKG.

Ini tentu suatu hal yang baik bagi kesehatan kita sebagai warga negara. Memang kini pemeriksaan kesehatan gratis ini dilakukan setahun sekali pada waktu ulang tahun kita. Juga belum terlalu jelas sampai serinci apa pemeriksaan kesehatan gratis yang akan kita terima di puskesmas-puskesmas dan mungkin juga klinik di seluruh Nusantara ini.

Tentu perlu dipahami bahwa ada banyak faktor yang memengaruhi seberapa seringnya pemeriksaan kesehatan rutin kita lakukan. Faktor itu antara lain umur, status kesehatan, gaya hidup, dan riwayat kesehatan dalam keluarga. Orang yang memiliki penyakit tertentu perlu pemeriksaan kesehatan lebih sering. Demikian juga mereka yang punya gaya hidup berisiko, bahkan juga para perokok.

Dengan kata lain, pemeriksaan kesehatan gratis ini harus bermula dari anamnesis (wawancara medik) mendalam, tentang apa masalah kesehatan yang selama ini dihadapi dan bagaimana pola hidup sehari-hari. Dengan menggabungkan informasi yang kita berikan dan hasil pemeriksaan yang kita jalani, dokter puskesmas akan mendapat gambaran menyeluruh dari status kesehatan kita orang per orang.

Setidaknya, ada lima manfaat yang akan didapat oleh kita yang akan mendapat pemeriksaan kesehatan berkala–tentu kalau dilakukan dengan cukup lengkap cakupannya. Pertama, akan dapat diidentifikasi tanda dan gejala awal dari masalah kesehatan sehingga kemungkinan pengobatan yang efektif jadi lebih besar keberhasilannya.

Baca Juga: Khittah Pers Indonesia

Kedua, bahkan dapat pula diidentifikasi masalah kesehatan/kegawatan mendesak apa yang perlu segera ditangani, dan tindakan apa yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah kegawatan kesehatan ini supaya keparahan dan fatalitas dapat dicegah.

Ketiga, pemeriksaan kesehatan akan dapat menilai kemungkinan masalah kesehatan yang akan dihadapi di masa datang, yang tentunya sedapat mungkin perlu dicegah untuk tidak terjadi. Keempat, pemeriksaan kesehatan berkala akan dapat memacu kita semua untuk menjaga dan meningkatkan gaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.

Kelima, sambil melakukan pemeriksaan kesehatan berkala, dapat juga dilakukan evaluasi tentang jenis vaksinasi apa yang perlu kita lakukan sesuai analisis dari pemeriksaan kesehatan yang dijalani.

Selain kelima manfaat pemeriksaan kesehatan berkala ini, hasil pemeriksaan dapat dikelom­pokkan menjadi apakah ada risiko kesehatan ringan, sedang, atau berat berdasarkan hasil pemeriksaan secara menyeluruh.

Tentu kita berharap agar dalam paket peme­riksaan kesehatan gratis yang dimulai pada 10 Februari 2025 ini juga tersedia pelayanan di mana dokter di puskesmas/klinik akan memberi tahu kita tentang apa hasil pemeriksaan dan bagaimana tingkat risiko kesehatan yang harus kita antisipasi. Artinya harus disediakan waktu oleh puskesmas bagi warga yang sudah selesai pemeriksaan untuk berkonsultasi tentang hasil pemeriksaannya.

Juga diharapkan agar sesudah pemeriksaan kesehatan gratis ini dilakukan, kalau diperlukan, kemudian diberikan anjuran ke mana tindak lanjut harus dilakukan. Misalnya saja pada perokok, maka perlu dianjurkan ke klinik berhenti merokok yang terdekat. Kalau ada peningkatan gula darah dan atau kolesterol, misalnya, maka yang sudah diperiksa perlu diberi anjuran medik dari puskesmas tentang ke mana dia harus mengatasi masalah gula darah dan kolesterolnya. Demikian juga kalau ada masalah kesehatan lain yang ditemukan.

Tegasnya, pemeriksaan kesehatan gratis jangan hanya berhenti pada satu hari pemeriksaan, tetapi harus ada tindak lanjut yang jelas demi kesehatan rakyat yang sudah menjalani pemeriksaan di hari ulang tahunnya.

Tentu saja, tindak lanjut ini bukan hanya dalam bentuk pemeriksaan kesehatan lanjutan, tetapi juga bagaimana kita anggota masyarakat selanjutnya memperbaiki gaya hidup yang lebih sehat lagi. Perubahan gaya hidup ini tentunya harus dipantau.

Jadi misalnya tanggal 10 Februari 2025 ditemukan ada gangguan body mass index (BMI), lalu dokter menganjurkan penanganan gizi dan olahraga yang baik, maka data itu harusnya tertera dalam rekam medik di puskesmas/klinik. Dengan begitu, katakanlah sebulan kemudian, 10 Maret 2025, misalnya, yang bersangkutan diminta datang kembali ke puskesmas/klinik untuk memantau apakah anjuran-anjuran itu sudah dilakukan dengan baik atau perlu penyesuaian lagi.

Secara umum ada beberapa penyesuaian gaya hidup sehat yang perlu dilakukan sesudah menjalani pemeriksaan kesehatan gratis ini. Seperti memperbaiki pola makan termasuk menghindari konsumsi garam dan gula yang berlebihan, meningkatkan aktivitas fisik, menurunkan berat badan bila berlebih, berhenti merokok pada perokok, dll.

Selain perbaikan gaya hidup yang spesifik sesuai hasil pemeriksaan kesehatan gratis, sangat dianjurkan pula agar kita semua selalu melaksa­nakan gaya hidup sehat sesuai prinsip CERDIK yang sudah diperkenalkan ketika saya bertugas sebagai Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) di periode 2009-2014.

Prinsip CERDIK ini meliputi Cek kesehatan secara berkala, jadi sesuai dengan program pemerintah sekarang ini. Lalu, Enyahkan asap rokok dan hindari polusi udara, Rajin berolahraga dan aktivitas fisik, Diet yang bergizi dan seimbang, Istirahat yang cukup, dan Kelola stres.

Memang ada faktor risiko kesehatan yang tidak bisa diubah, misalnya umur atau riwayat penyakit tertentu pada keluarga. Akan tetapi, banyak hal yang dapat kita lakukan untuk menjaga kesehatan, seperti menjalankan CERDIK di atas secara konsisten. Ingatlah bahwa kesehatan adalah aset kehidupan utama, dan bahkan orang bijak berkata, “Health is not everything, but without health everything is nothing.”

Untuk lancar dan suksesnya program Cek Kesehatan Gratis ini, tentu perlu ada kesiapan fasilitas kesehatan tempat kita akan diperiksa. Ini mencakup ketersediaan sumber daya kesehatan yang tetap harus menangani pasien yang sakit, dan kini ketambahan lagi tugas memeriksa kesehatan warga. Tentu juga, termasuk sarana dan prasarana, katakanlah misalnya alat laboratorium atau barangkali radiologi kalau ada, pun keterse­diaan reagen dan alat lainnya.

Hal yang juga amat penting ialah bagaimana sistem manajemen pengaturan alur kerja di puskesmas setiap harinya, yang tentu kini jadi berubah dengan dilaksanakannya implementasi tugas nasional yang baru ini.

Di sisi lain, juga harus ada sistem yang jelas tentang siapa saja anggota masyarakat yang berhak mendapat pemeriksaan kesehatan di satu hari tertentu, puskesmas/klinik yang harus didatangi, apakah ada dokumen yang harus dibawa, bagaimana kalau hari ulang tahunnya jatuh pada hari libur, apakah ada batas jumlah orang yang dapat diperiksa dalam satu harinya, dan bagaimana mereka yang tidak kebagian jatah di hari ulang tahunnya, dll. Tentu yang harus diperhatikan juga bagaimana bentuk pelaksanaannya di daerah terpencil dan kepulauan di negara kita.

Kita semua berharap agar program pemeriksaan kesehatan berkala gratis ini dapat berjalan sukses. Yang lebih penting lagi harapan kita ialah agar program ini dapat meningkatkan derajat kesehatan bangsa kita menuju Indonesia Emas 2045. (*)

oleh: Tjandra Yoga Aditama

(Direktur Pascasarjana Universitas YARSI, Guru Besar FKUI, mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, mantan Dirjen Pengendalian Penyakit serta Kepala Balitbangkes)