Pekerjaan Jembatan Waikaka Tergantung Cuaca
AMBON, Siwalimanews – Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Maluku, Muhammad Marasabessy mengatakan, pekerjaan jembatan Waikaka tergantung cuaca. Jembatan ini menghubungkan Desa Tala, Kecamatan Amalatu, Kabupaten SBB ambruk akibat luapan air sungai Waikaka Sabtu (20/6) dini hari.
“Proses pekerjaan sudah disiapkan oleh Balai Pelaksana Jalan Nasional Wilayah XVI Ambon, anggaran sudah ada, sudah kontrak, siap kerja, tapi masih lihat cuacanya,” ujar Marasabessy kepada wartawan di Kantor Gubernur Maluku, Senin (3/8).
Ia mengaku, dengan ambruknya jembatan ini arus lalu lintas dari dan datang ke Kota Piru lumpu total. Dikatakan, Pemprov Maluku tugasnya melakukan koodinasi dengan BPJN Wilayah XVI Ambon dan dipastikan sudah disiapkan anggaran.
“Kita sifatnya hanya koodinasi kerena itu buka wewenang kami, dan menurut kepala balai jalan yang bicara dengan wamen PUPR waktu berkunjung ke Ambon itu proses pekerjaan akan dilakukan kalau curah hujan sudah reda, air sudah surut,” ujar Marasabessy.
Dikatakan, anggaran yang disiapkan untuk pembangunan Jembatan Tala itu sebesar sekitar Rp.38 miliar. Karena curah hujan di Pulau Seram pada Juli-Agustus cukup tinggi, sehingga belum bisa dikerjakan. Nantinya kalau sudah reda pasti langsung dikerjakan.
Baca Juga: Pemkab Aru Berikan Tiga Ekor Hewan QurbanLintas Seram Lumpuh
Diberitakan sebelumnya, hujan deras yang terjadi sejak Jumat (19/6) siang, membuat jembatan Waikaka yang menghubungkan Desa Tala, Kecamatan Amalatu, Kabupaten SBB ambruk, Sabtu (20/6) dinihari.
Ambruknya Jembatan Waikaka ini, membuat ruas jalan Trans Seram yang menghubungkan Kabupaten SBB, Maluku Tengah (Malteng) dan Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) lumpuh total.
Pantauan Siwalima, Jembatan Waikaka yang merupakan jembatan darurat yang dibangun oleh Balai Pelaksana Jalan Nasional Wilayah XVI Ambon, pada bulan Juni 2019 lalu kembali ambruk. Tidak hanya ambruk, jembatan ini pun terbawa arus sungai Waikaka.
Puluhan kendaraan roda dua dan empat yang hendak melintas jalur tersebut terhenti, hingga membuat antrian yang cukup panjang, bahkan kendaraan lainnya memilih kembali dan mengambil jalur alternatif yakni, menuju jalan Piru-Taniwel Timur menuju Kabupaten Malteng dan SBT.
Bupati SBB, Yasin Payapo yang dihubungi Siwalima melalui telepon selulernya beberapa kali namun tidaklah aktif. Begitu juga dengan Kepala Dinas Pekerjan Umum Kabupaten SBB, Tomi Wattimena.
Bangun Posko
Dengan hanyutnya Jembatan Waikaka tersebut, Dandim 1502/Masohi Letkol Inf. Nunung Wahyudy langsung turun ke lokasi dan mendirikan Posko Terpadu TNI/Polri yang dibantu oleh pihak BPBD.
“Saya turun langsung, saya lakukan ini adalah merupakan tanggung jawab kepada masyarakat. Perhatian dari TNI/Polri kepada masyarakat bertepatan dengan lemahnya pertumbuhan ekonomi dan akses ekonomi makin lemah, karena kondisi pandemi Covid-19,” ungkap Nunung saat meninjau lokasi kejadian.
Ia menjelaskan, jika TNI tidak bergerak maka masyarakat akan lebih sulit, karena jembatan tersebut satu-satunya penghubung tiga kabupaten di yang ada di Pulau Seram.
Lanjutnya posko TNI/Polri yang didirikan di sekitar lokasi sungai Waikaka tersebut bertujuan untuk penertiban masyarakat yang hendak menyaksikan kondisi hanyutnya jembatan itu.
Untuk menertibkan masyarakat di lokasi, kata Nunung, maka diterjunkan beberapa personel untuk terlibat langsung, dengan kekuatan 1 SST gabungan terdiri dari Polsek Kairatu 6 orang, Kormil 1502-08/Kairatu 5 orang, Personel BKO Apter 4 orang, BPBD SBB.
“Untuk itu petugas saat ini telah membuat rambu pemberitahuan untuk para pengguna jalan, hanya untuk sementara saja agar warga tidak melanjutkan perjalanan ke lokasi Waikaka, untuk tidak melintas melintasi jembatan Tala,” ucapnya.
Kepala BPBD Maluku Henri Far-Far yang dikonfirmasi Siwalima di Kantor Gubernur Maluku, Minggu (21/6) membenarkan ambruknya jembatan di Desa Tala. “Saya dapat laporan jambatan itu ambruk dini hari kemarin, akibat intensitas hujan yang cukup tinggi diwilayah SBB dan sekitarnya,” terang Fa-Far.
Lumpuhnya akses masyarakat di tiga kabupaten ini sendiri, kata Far-Far, akan segera melakukan koordinasi dengan Balai Pelaksana Jalan Nasional Wilayah XVI Ambon, dan Balai Wilayah Sungai Maluku dan Dinas PUPR Maluku untuk penanganan segera. “Nanti kita akan koordinasi untuk proses penanganan daruratnya, agar masyarakat bisa mengaksesnya,” ujar Far-Far.
Dirinya juga mengaku belum mendapatkan perkembangan selanjutnya dari BPBD kabupaten SBB.
“Saya sudah telepon Kepala BPBD di Kabupaten SBB sejak kemarin tetapi nomornya tidak pernah aktif, padahal ini darurat butuh penanganan segera,” kesalnya. (S-39)
Tinggalkan Balasan