SAUMLAKI, Siwalimanews –  Maslaah kebocoran anggaran hingga kesehtan tersajikan dalam debat kandidat perdana calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Tanimbar yang digelar KPU setempat, Rbau (23/10) kemarin.

Debat kandidat yang berlangsung di Gedung Temarlolan Kota Larat, Kecamatan Tanimbar Utara, pasangan nomor urut 4 Boy – Poli menyentil kedua msalah tersebut.

“Fakta hari ini Tanimbar sangat kesulitan dalam hal kesehatan, dokter ahli tidak ada, pelayanan amburadul, bapak dan ibu dimana? Kantor DPRD dan RSUD Magretti sangat dekat, tetapi psangan nomor urut 3 (Ricky Jauwerissa-Juliana Ratuanak ) anda tidak peduli sama sekali, mengapa demikian? Kenapa sekarang baru bicara kesehatan, saat dipercayakan menjabat Wakil Ketua DPRD anda di mana? Saat menjabat kepala dinas ibu (dr Juliana Ratuanak-red) ada di mana,” sanggah dr Boy kepada paslon nomor urut 3.

Selain itu, fakta menarik lainnya ialah pertanyaan dr Boy kepada calon Bupati Nomor urut 5 Piterson Rangkoratat soal kondisi daerah yang memiliki utang dan defisit  cukup besar, namun Tanimbar tetap diberikan Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

“Om Pit (Piterson-red) mengapa kondisi daerah kita memiliki defisit yang begitu besar sekitar Rp225 miliar dan pada tahun lalu sekitar Rp180 miliar, namun kita diberikan WTP?,” tanya dr Boy

Baca Juga: Usai Debat, Paslon JAR-AMK Tancap Gas Sasar Wilayah Seram Raya

Mendengar hal itu, Piterson yang juga mantan Sekda dan juga mantan Pj Bupati KKT itu enggan berbicara jujur, ia hanya berkilah, kalau hasil laporan keuangan baik, maka diberikan WTP.

“Kalau hasil laporan kita baik, maka kita akan diberikan WTP oleh BPK. Namun jika tidak, maka kita akan diberikan disclaimer atau opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP),” jawab Rangkoratat.

Mendengar jawaban dari Cawabup palson nomor urut 5, dr Boy mengaku, apapun jawaban palson nomor urut 5 tetap dihargai, namun faktanya ada kebocoran anggaran anggaran yang cukup tinggi nilainya.

“Hla ini terjadi karena ada kesenjangan antara DPRD dan pemda serta tidak ada transparansi anggaran pada masa kepemimpinan era tersebut yangs engaja membuat ruang kosong untuk buat kejahatan,” tandas dr Boy. (S-26)