Menunggu Walikota Ambon Buka Sekolah
Covid-19 secara nasional mulai mereda. Kota Ambon kini masuk zona kuning atau resiko rendah penyebaran Covid-19. Meskipun begitu, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro level III masih diterapkan.
Kali ini sektor ekonomi diberikan kelonggaran, itu artinya semua tempat usaha dibuka kecuali sekolah. Bioskop, karaoke, tempat-tempat hiburan lainnya semua dibuka. Kegiatan perekonomian kembali menggeliat.
Penerapan PPKM skala mikro level III ini mulai diberlakukan sejak 24 Agustus sampai 6 September 2021 sesuai Instruksi Walikota Nomor 8 Tahun 2021 sebagai acuan penerapan di masyarakat.
Masih terlintas dibenak, ketika jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia belum juga mereda, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim memperbolehkan sekolah di seluruh Indonesia buka kembali pada Januari 2021 meski keputusan akhirnya diserahkan kepada pemerintah daerah, dinas pendidikan di daerah, dan juga orang tua melalui komite sekolah.
Sontak saja, keputusan ini memicu perdebatan. Ada pihak yang menolak rencana tersebut karena masih tingginya kasus penyebaran COVID-19 di Indonesia, namun ada yang mendukung akibat dampak buruk dari pembelajaran jarak jauh yang tidak optimal.
Baca Juga: Pemerintah Harus Tegas, JMP Rawan KriminalitasFakta membuktikan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh selama pandemi tidak menunjukkan hasil yang optimal. Penyelenggaraan proses belajar dari rumah yang tidak optimal ini membuat hasil capaian belajar menurun.
Contoh, masalah akses internet yang tidak merata di Ambon. Kurangnya pendampingan orang tua terhadap proses belajar anak, hingga kapasitas guru yang belum baik dalam melaksanakan pembelajaran daring menjadi alasan utama mengapa anak tidak bisa belajar dengan optimal lewat pembelajaran daring.
Kesenjangan akses internet menjadi tantangan bagi pengajaran online tidak saja di Kota Ambon, tapi Maluku secara umum. Diperkirakan hasil capaian belajar dari rumah rata-rata tidak sampai 50 persen capaian belajar normal di dalam kelas. Bukan itu saja faktor lain yang mempengaruhi capaian belajar menurun yakni proses belajar dari rumah berdampak pada kondisi ekonomi siswa.
Pulsa internet dan fasilitas lain yang menunjang pembelajaran itu seperti handphone, laptop dan lainnya tidak semua siswa memilikinya. Apalagi bagi siswa di wilayah yang tidak dijangkau internet.
Kota Ambon sampai saat ini belum semua kawasan di jangkau internet. Kalaupun ada tidak lancar dan itu menjadi kendala bagi siswa belajar dari rumah. Orang tua mengeluh, anak mengeluh, guru juga mengeluh.
Semua tergantung keputusan Walikota Ambon, Richard Louhenapessy. Apakah sekolah akan dibuka mengingat Ambon kini sudah masuk zona kuning, ataukah menunggu sampai virus mematikan ini betul-betul musnah.
Kita berharap ada kebijakan Walikota terhadap kondisi ini. Dua tahun sekolah ditutup dari aktivitas tatap muka. Semoga dalam waktu yang tidak terlalu lama, sekolah dibuka untuk aktivitas belajar mengajar. (**)
Tinggalkan Balasan