NAMLEA, Siwalimanews – MDR sapaan akrab Muhammad Daniel Ringan menghentakkan  pengunjung Deklarasi MANDAT dan pesta rakyat dengan menyebut kalau, Buru belum punya pemerintahan yang bersih.

Kalimat pedas itu dilontarkan MDR dalam orasinya di panggung acara Deklarasi MANDAT, sekali­gus pesta rakyat yang berlangsung di Lapangan Pattimura, Namlea, Minggu malam (18/8).

Kegiatan Deklarasi Calon Bupati MDR dan Calon Wakil Bupati, dr Harjo Udanto dengan jargon  MAN­DAT yang dikemas dengan pang­gung hiburan pesta rakyat dengan menghadirkan artis bertalenta, Toton Kribo dan Justin Aldrin serta artis sensual Trio Srigala itu mampu menyedot masyarakat dari kampung-kampung.

Lapangan Pattimura yang mampu menampung dua puluh ribuan lautan manusia itu terlihat penuh sesak. Masyarakat sampai  tumpah di jalan raya  sekitar lapangan.

Puncak Deklarasi  MANDAT juga dimeriahkan dengan pesta kembang api yang menjulang tinggi ke angkasa, sehingga hiburan pesta rakyat di malam itu terlihat sangat spektakuler.

Baca Juga: PDIP Soal Rekom ke Jeffry, Kader Banteng Harus Taat Aturan

Mencontohi hiburan malam itu yang benar-benar sangat berkelas dengan mampu tampilnya Toton Kribo dan lain-lain, serta band pengiring yang terlihat harmonis, MDR mengawali sambutannya dengan berucap, seorang pemimpin dalam bend ini kalau ada yang fals tidak bisa mengiring sehingga acara tidak bisa terlaksana dengan baik.

Begitu juga seorang pemimpin ke depan, instrumen politik harus sama dengan DPRD, kepala dinasnya  dll.

Baru  lagi ke pusat, tentunya de­ngan kementrian dan kepresidenan itu harus seirama, baru nanti itu bisa cantik. “Kalau umpamanya ke depan calon pemimpin fals, pemain band­nya juga fals yang main orgen juga fals, maka tidak akan ada keber­hasilan di panggung,” contohkan MDR.

MDR secara sekilas menyam­paikan alasan kenapa di dengan dr Danto ada di panggung malam itu yang diberi label MANDAT.

Kata dia, kalau Buru mau maju, Buru mau berkembang, maka pilihlah pemimpin yang muncul dari hati kecil diri individual.

Ia mengatakan, kalau di Kabu­pa­ten Buru kini sudah punya sega­lanya. “Cerita pertanian  sudah punya pertanian, cerita perikanan kita sudah punya perikanan, cerita pembangunan sudah banyak pem­bangunan,”akui MDR .

Pujian MDR itu selanjutnya mem­buat masyarakat terhentak dan ter­diam sesaat, ketika ia menyambung dengan satu kalimat bertanya, Apa yang belum?.

“Cleangoverment. Pemerintahan yang bersih. Ini saya tegas,” tukas MDR.

Tegasnya lagi, kalau pemerinta­han yang bersih itu dimulai ke dalam.

Bukan keluar. “Bukan keluar, ke dalam.Kalau dia sudah bisa ke dalam, maka dia akan indah keluar,” katanya yakin.

“Kita tidak bisa berbicara bahwa hai berubah, berubah, berubah. An­da sendiri tidak menjadi contoh berubah. Tidak bisa,” sambung MDR.

Melihat kepemimpinan di daerah itu, membuat MDR membayangkan seorang yang  mau terlahir sebagai pemimpin sama dengan seorang ibu melindungi bayi di dalam kandu­ngannya.Dia jaga. Dia pelihara. Dia rawat sehingga tidak keguguran,” kata MDR.

“Apa yang kami pelihara , hati kami, jiwa kami, harta kami. Se­muanya diikhlaskan untuk negeri ini supaya terlahir pemimpin yang mencintai rakyat.Saya tidak pernah takut untuk bicara ini”, demikian MRD. (S-15)