Maluku Meraih Mimpi: Pemimpin Baru, Harapan Baru
Tepatnya dua hari setelah Presiden Soekarno memproklamirkan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), lahirlah satu Provinsi di bawah perkasanya Gunung Salahutu dan rimbunnya pohon sagu yang bernama “Maluku”. Provinsi ini adalah anak tertua Ibu Pertiwi (Indonesia), Ia dibesarkan oleh angin dan gelombang, ditemani matahari dan rembulan, dengan gugusan pantainya yang Indah. Tanaman fuli dan bunga Cengkeh yang menjadi rebutan penjajah menyertai lahirnya provinsi berjuluk “negeri Raja-Raja” dalam timang-timang Nusa Ina. Nusa Ina berarti pulau Ibu, julukan Lokal di Maluku. Berjarak 2.601 Kilometer dari Batavia (Jakarta tempo dulu), kelahiran Maluku menjadi bukti nyata keinginan rakyat untuk ikut serta merdeka dari belenggu penjajah. Butuh waktu lima tahun bagi Maluku untuk mengurus dirinya sendiri lewat kepemimpinan Johanes Latuharhary, salah satu perintis kemerdekaan RI pada Tahun 1950, siapa sangka pemuda asal Pulau Haruku yang lahir dan besar di adat tanah Ullath Saparua itu menjadi Gubernur pertama Maluku. Sebagai anak tertua dari Ibu Pertiwi, seyogyanya Maluku menjadi yang utama dari berbagai aspek terutama dari aspek pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Soekarno atau Bung Karno pernah berkata “Indonesia tanpa Maluku bukanlah Indonesia”. Ungkapan Sang Proklamator Kemerdekaan RI itu hingga kini menjadi kebanggaan anak-anak Nusa Ina.
Maluku merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang terletak di bagian selatan Kepulauan Maluku dan telah resmi ditetapkan sebagai Provinsi berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 1958. Provinsi Maluku merupakan sebuah Provinsi kepulauan yang merupakan gugus pulau-pulau kecil yang berjumlah 1.392 pulau. Provinsi dengan ibukota di Kota Ambon ini, berbatasan langsung dengan Laut Seram di sebelah utara serta Lautan Indonesia dan Laut Arafura di sebelah Selatan, dengan letaknya yang berada diantara Pulau Papua/Irian dan Sulawesi serta dilalui oleh tiga Alur Laut Kepulauan Indonesia membuat Provinsi Maluku memiliki lokasi yang tergolong strategis di Indonesia bagian Timur. Provinsi yang juga dikenal sebagai “Provinsi Seribu Pulau” ini sebagian besar wilayahnya terdiri atas perairan dengan luas daratan yang tercatat sebesar 46.914 km2. Secara administratif Provinsi Maluku terbagi atas 9 Kabupaten dan 2 Kota, dengan jumlah Kecamatan 118 dan desa/Kelurahan/Negeri/Ohoi sebanyak 1.240. Menurut BPS jumlah Penduduk yang ada di Provinsi Maluku Tahun 2023 sebanyak 1.920.462 orang.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Maluku resmi menetapkan Hendrik Lewerissa-Abdullah Vanath (HL-AV) sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku periode 2025-2030. Penetapan tersebut dilakukan dalam rapat pleno KPU digelar di The Natsepa Hotel,Kabupaten Maluku Tengah , Kamis (09/01/2025). Ketua KPU Maluku, M. Shaddek Fuad mengaku, rapat pleno terbuka penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih dilakukan berdasarkan surat Nomor 03/PL.02.7-BA/81/2025., menurutnya HL-AV pada pilkada 27 November 2024 lalu berhasil memperoleh sebanyak 437.379 suara atau 47,40 persen yang tersebar di 11 kabupaten/Kota di Maluku. Dasar penetapan Gubernur-Wakil Gubernur Maluku terpilih setelah adanya surat pemberitahuan dari Mahkamah Konstitusi (MK), dimana surat tersebut memastikan bahwa Pemilihan Gubernur (Pilgub) Maluku tidak ada sengketa, Kini Maluku telah memiliki Pemimpin Baru yang mempunyai mimpi besar, mimpi besar itu yang boleh jadi dapat memompa semangat rakyat Maluku untuk menggerakkan “Potensi diri” bahwa hidup harus berarti. Ia menjadi ada, karena ada nilai yang diusung dan diyakini akan membawa kebahagian dan kesejahteraan kelak karena frame mimpi itu yang membuat “simpul-simpul adrenaline terpacu untuk menggapai mimpi, untuk maksud itu Pemimpin Baru Maluku 2025-2030, memiliki Visi : Maluku Maju, Mandiri, Religius, dan Berbudaya Berdasarkan Prinsip Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat serta Misi (SAPTA CITA)
Misi : 1. Terwujudnya Maluku Yang Maju Dalam Berbagai Bidang Baik Secara Fisik Maupun non Fisik, Melalui Pembinaan Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Unggul sebagai Basis Pembangunan Berkelanjutan, 2. Terwujudnya Maluku Yang Mandiri Melalui Sistem Pengelolaan Sumber Daya Alam Demi Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat, 3. Terwujudnya Maluku Yang Relegius, Saling Menghormati Dan menghargai Kepelbagian Dalam Suasana Aman Dan Damai, 4. Terwujudnya Maluku Yang Berbudaya, Memiliki Ethos kerja Yang Tinggi, Dalam Nuansa Semangat Orang Basudara Berdasarkan Prinsip Kebersamaan Untuk Menjawab Tantangan Lokaql, Nasional Dan Global, 5. Pemberdayaan Masyarakat Berdasarkan Prinsip Berkelanjutan Yang Didorong Oleh Semangat Gotong Royong Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Yang Berkualitas, Produktif, Kreatif, Inovatif, Kolaboratif, Partisipatif, Berbudaya dan Berdaya Saing Tinggi, untuk Menopang Pembangunan Daerah Secara Terpadu. 6. Pembinaan Dan Pengembangan Sumberdaya Birokrasi Berkualitas Yang Mampu Melayani Masyarakat Berdasarkan Nilai-Nilai Etika Dan Moral. 7. Pembinaan Dan Pengembangan Masyarakat Adat Dalam Rangka Melestarikan Nilai-Nilai Kearifan Lokal Yang Menjadi Instrumen Penopang Pembangunan Berkelanjutan.
Dengan memperhatikan Visi dan Misi diatas paling tidak tedensi untuk berpacu menggapai mimpi yang mendorong Rakyat Maluku memiliki sikap optimis menghadapi tantangan. Tak mudah putus asa menghadapi masalah dan masalah merupakan kerikil kecil yang sebetulnya dapat diantisipasi bila kita selalu berpikir positif. Tak ada “jalan buntu” dalam menggapai sesuatu. Memang kelihatannya Klise, tetapi dari landasan sederhana itu akan muncul “energi besar” yang dapat menjadi “lentera” kita menuju cita-cita yang mulia.
Baca Juga: Akses Pendidikan TinggiProvinsi Maluku yang merupakan wilayah kepulauan didalam perkembangannya potensi yang ada di Maluku perlu dicermati melalui analisis pembangunan wilayah sehingga solusi-solusi pembangunan dapat dikerjakan. Salah satu hal yang bisa didayagunakan untuk pembangunan yakni melalui peran masyarakat di dalam mengelola sumber-sumber lingkungan alam lokalnya. Maluku yang telah mengalami proses budaya yang cukup panjang bisa menghadirkan kekuatan-kekuatan lokal yang memungkinkan bisa disulam secara nasional menjadi sebuah sulaman Nusantara yang luar biasa.
Berbagai potensi sumber daya alam dan budaya di Maluku bisa di kemas, misalnya dengan pengembangan pariwisata, daya tarik objek alam dan budaya menjadi kekuatan bagi daerah seribu pulau ini. Pembangunan wilayah melalui pariwisata merupakan salah satu hal yang bisa dikembangkan terutama didaerah frontier (terdepan) dan di pulau-pulau kecil, banyak pulau-pulau kecil yang memiliki daya tarik wisata seperti selam, selancar, memancing, surfing, dan juga berlayar itu menjadi tantangan bagi Maluku untuk mengembangkan aksesnya, menciptakan atraksi-atraksi baru dan juga amenitas atau pelayanan yang bisa mendukung fasilitas-fasilitas kegiatan pariwisata. Disisi lain membangun Maluku bisa dibangun berdasarkan karakter daerah-daerah otonomi. Pembangunan kepulauan merupakan salah satu strategi untuk menghadirkan bentuk-bentuk keragaman, baik bentuk proses pembangunannya maupun juga pola dan distribusinya, sehingga destinasi pariwisata, pengembangan pertambangan ataupun kawasan industry yang dihadirkan tentu saja perlu perhitungan-perhitungan yang matang terhadap modal-modal yang ada dikembangkan oleh masyarakat maupun para pengusaha lokal serta kombinasi dengan para investor, baik dalam negeri maupun luar negeri. Untuk itu kebijakan pemerintah penting dihadirkan dengan memperhatikan tingkat perkembangan dari masyarakat, karakteristik dari sumberdaya alam atau ekosistem lingkungan hidup dari wilayah tersebut, oleh karena itu disamping mengacu pada pertumbuhan ekonomi penting bagi Maluku untuk bisa mensejahterakan masyarakat, ditambah dengan adanya lingkungan hidup agar pembangunan di masa depan dapat dinikmati anak cucu. Ini adalah gambaran umum yang penting dalam memahami pentingnya archipelago diimplementasikan dalam pembangunan berbasis kepulauan dengan menghargai dinamika budaya lokal, kearifan lokal dan juga kemajemukan masyarakat dan pembangunannya. Mencermati berbagai tantangan dan peluang bagi Provinsi Kepulauan seperti halnya Provinsi Maluku sebagai daerah berciri kepulauan membutuhkan pendekatan yang berbeda dalam mewujudkan keadilan dalam pemerataan pembangunan, berikut ini 6 (enam) isu utama pembangunan di daerah kepulauan Maluku, yang menjadi tantangan sekaligus harapan untuk dapat dibenahi oleh Pemimpin Baru Maluku antara lain:
- Ekonomi Biaya Tinggi, Ongkos logistik di Maluku termasuk ekonomi biaya tinggi, Kebutuhan logistik karena sarana transportasi yang belum memadai memakan hingga 25 persen dari ongkos produksi dasar, pada hal di daerah lain kurang dari 15 persen;
- Besarnya potensi daerah yang tidak diiringi peningkatan kesejahteraan masyarakat, diantaranya minyak bumi, gas alam, pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, pariwisata dan sebagainya;
- Keterbatasan Infrastruktur dasar Daerah kepulauan mengalami keterbatasan infrstruktur dasar seperti komunikasi, transportasi dan sarana prasarana ekonomi;
- Keterbatasan kuantitas dan kualitas sumberdaya manusia ini merupakan dampak dari rendahnya partisipasi masyarakat dalam pendidikan, kondisi ini berbeda dengan daerah berciri non kepulauan yang lebih mudah mengakses sarana pendidikan dan kondisi ini merembet pada rendahnya kesehatan dan kesejahteraan masyarakat;
- Ancaman kejahatan lintas Negara; ancaman kejahatan lintas Negara yang kerap terjadi antara lain penyeludupan dan pencurian ikan, human trafficking, narkoba, dan sebagainya;
- Interaksi sosial dan ekonomi dengan Negara tetangga daerah berciri kepulauan antara lain Timor Leste dan Australia.
Dari 6 (enam) isu utama diatas, Pemimpin Maluku bersama seluruh komponen serta seluruh rakyat Maluku bersatu hati dan bahu membahu/Masohi/Maren membangun Maluku dari Tenggara Jauh hingga pulau buru dan pulau seram menjadikan Maluku Tumpah darah Beta menuju Maluku, Mandiri, Religius, dan Berbudaya berdasarkan prinsip Pembangunan Berkelanjutan Untuk kesejahteraan Masyarakat Maluku. (*) oleh: WELLEM RIRIHATUELA,SE.MM. (Pengawas Pemerintahan Ahli Madya Inspektorat Daerah Provinsi Maluku)
Tinggalkan Balasan