MASOHI, Siwalimanews – Ketua Lembaga Swadaya Mas­ya­rakat (LSM) Pusat Kajian Strategis dan Pengemba­ngan Sumberdaya Maluku (Pukat Seram), Fahry Asyathry, mem­pertanyakan kelanjutan kasus dugaan suap tam­bang emas Gunung Botak yang diduga me­nyeret nama Irwasda Polda Maluku, Kombes Marthin Luther Hutagaol.

Ia meminta Ka­polda Maluku un­tuk bersikap tran­s­paran dan mengung­kap hasil investigasi kepada publik.

Menurut Fahry, kasus kejahatan yang diduga melibatkan perwira menengah Polri, seperti yang terjadi pada Kapolres Ngada AKBP Fajar yang langsung diung­kap dan ditahan oleh Bareskrim Polri, seharusnya menjadi contoh dalam menangani kasus serupa di Maluku.

Ia menekankan pentingnya mengusut aliran dana (follow the money) dalam kasus ini agar semua pihak yang terlibat dapat terungkap.

“Kami minta Kapolda speak up agar publik mengetahui apakah ada keterlibatan Irwasda atau tidak. Jangan sampai muncul kesan bahwa kasus ini berhenti hanya pada tersangka BM, sementara aliran uangnya tidak ditelusuri,” ujar Fahry kepada Siwalima di Masohi,Jumat (14/3).

Baca Juga: ASN Diminta Pahami Kondisi Keuangan Daerah

Ia mengingatkan bahwa Irwasda merupakan komponen utama dalam struktur pengawasan Polda Maluku. Jika terbukti terlibat, hal itu akan mencoreng citra kepolisian serta merusak kepercayaan masyarakat terhadap institusi tersebut.

“Kalau Kapolda ingin menunjukkan profesionalisme dan komitmen terhadap pemberantasan korupsi, maka buktikan ke publik. Jangan sampai ada kesan ikan kecil dijadikan tumbal untuk menyelamatkan ikan besar,” tegasnya.

Ditambahkan, transparansi dalam kasus ini merupakan bentuk pertanggung jawaban moral kepada masyarakat, sekaligus menjaga marwah Polda Maluku. Ia berharap Mabes Polri juga memberikan perhatian terhadap dugaan keterlibatan perwira tinggi dalam kasus ini. (S-17)