Lewerissa: Panas Pela Budaya yang Harus Dijaga

PIRU, Siwalimanews – Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa mengingatkan kepada seluruh masyarakat untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan lokal.
Dirinya hadir saat Panas Gandong antara Negeri Rumahkay (Amakele) dengan Negeri Rutong (Leparissa) yang digelar di Negeri Rumahkay, Selasa (18/3).
Jadi panas gandong adalah sebuah aset kekayaan budaya lokal yang harus dijaga,” ujar Gubernur Lewerissa dalam dalam sambutanya.
Menurutnya momentum panas gandong ini, mari merevitalisasi kembali semangat dan nilai-nilai budaya dan adat-istiadat untuk bangun negeri, dalam semangat “potong di kukuh rasa di daging, ale rasa beta rasa, sagu selempeng dibagi dua.”
Budaya panas gandong merupakan salah satu bagian dari kekayaan budaya di Maluku, yang dikenal mampu menembus batas dan sekat-sekat agama maupun adat istiadat.
Baca Juga: Pembangunan Jembatan Dipul Tetap Dilanjutkan“Apa yang kita saksikan hari ini juga, adalah bagian dari kekayaan budaya lokal dan patut dijaga sebagai sebuah aset dalam membangun kebersamaan,” pintanya.
Negeri Rumahkay dan Negeri Rutong menurutnya, bukan Pela, tapi gandong. Gandong Kaka (Rumahkay) dan Gandong Adi (Rutong) yang dikenal dengan sebutan Amalopu artinya Amakele Lorimalahitu dan Lopurisa Uritalai.
“Saya harap tradisi panas gandong yang dilaksanakan oleh masyarakat Maluku khususnya kedua Negeri ini dapat terus dijaga dan diwariskan kepada generasi muda,” katanya. (S-18)
Tinggalkan Balasan