AMBON, Siwalimanews – KONI Provinsi Maluku membantah memberikan para atlet yang akan berlaga di PON XX di Papua dengan bubur dan ikan asin.

Menurut Ketua KONI Maluku, Toni Pariela pihaknya tidak mungkin mem­berikan para atlet PON yang akan membela nama baik Maluku, dengan menu bubur dan ikan asin.

“Mana mungkin para atlet PON yang sudah disiapkan untuk membela nama baik daerah ini makan bubur dan ikan asin. Itu sama sekali tidak benar.  Yang benar mereka diberikan bubur Manado,” ungkap Pariela dalam keterangan pers­nya kepada wartawan, Sabtu (20/6).

Dikatakan, bubur Manado adalah salah satu makanan yang kaya akan sayur dan berenergi, sehingga tidak ada masalah dengan menu tetapi pada cita rasa atau selera.

“Oleh karena itu terima  kasih atas koreksinya yang nantinya akan menjadi bahan evaluasi untuk kemudian me­ngambil keputusan, dengan melakukan penyesuaian-penyesuaian,” tutur Pa­riela.

Baca Juga: Pasang Tarif, Kondisi Lapak Diabaikan Disperindag

“Para atlet akan lakukan penyesuaian menu yang baik disesuaikan dengan cita rasa atau selera dari orang Ambon,” katanya.

Kata dia, pihaknya akan tetap berkon­sentrasi untuk menyediakan kondisi aman dan nyaman bagi para altet dalam mempersiapkan diri menuju PON, dan karena itu pihaknya meminta kerja sama yang baik terutama kalangan masya­rakat untuk memberikan kritik yang konstruktif disertai data yang faktual.

Hal yang sama juga diungkapkan, Ketua Satgas Pelatda KONI Maluku Yan Haumasse. Menurutnya, tidak benar atlet diberikan makan bubur dan ikan asin.

“Kalau makan bubur yang kita pakai bubur Manado dan bubur ayam dan baru saja dalam dua bulan lebih ini bubur Manado baru diberikan sekali kepada para atlet, Bubur ayam baru dua kali dan bukan selama 3 bulan atau 4 bulan tiap hari makan bubur “katanya.

Menurutnya, para atlet pernah di­berikan makan bubur Manado se­panjang Pelatda PON baru dilakukan sekali, dan bukan setiap kali makan bubur Manado, “ jelas Haumasse. Hal yang sama juga diungkapkan oleh atlet Welmy Pariama.

“Saya tidak pernah menyampai­kan pernyataan bahwa hanya me­makan bubur dan ikan asin saat Ko­misi IV turun langsung,” katanya.

Ketika ditanyakan Komisi IV berencana akan memanggi KONI dan Pemprov Maluku mempertanya­kan menu makan para atlet, baik KONI dan satgas mengaku bersedia.

Makan Bubur & Ikan Asin

Seperti diberitakan sebelumnya, Kala daerah lain tengah disibukkan dengan persiapan atlenya untuk meraih prestasi di PON Papua 2021, atlet Maluku justru berkutat dengan keluhan menu makan yang jauh dari harapan.

Menu makan atlet yang akan berlaga di PON XX Papua, dikeluh­kan lantaran tidak sesuai dengan re­komendasi yang sudah diberikan oleh ahli gizi.

Konon sejak mengikuti pemusat­an latihan daerah sejak Maret lalu, para atlet tidak mendapat perhatian yang layak, termasuk menu makanan yang disajikan kepada mereka tidak sesuai dengan rekomendasi ahli gizi.

Seperti yang disampaikan lang­sung oleh Welmy Pariama, atlet tinju wanita Maluku, kepada para Ang­gota Komisi IV DPRD Maluku, saat melakukan kunjungan ke Wisma Atlet, Karang Panjang, Kamis (17/6) pagi. “Sejak Maret kami hanya disuguhi menu makanan berupa bubur,  ikan asin dan juga tahu,” ungkap Welmy Pariama.

Diakui Welmy yang sudah empat kali mewakili Maluku, baru tahun ini atlet disuguhi mekanan tak layak. “Dari sekian kali itu, baru kali ini katong dikasih menu makanan yang tidak layak,” katanya.

Menurutnya, pemberian menu bubur disisip ikan asin dan tahu isi ini sudah dilakukan Satgas PON XX, Maluku sejak Maret 2021 hingga pemberitaan persoalan ini viral di media sosial.

“Yang katong heran, waktu malam dikasih makan bubur, pagi hari juga dikasih bubur yang sama. Katong rasa makanan jadi hambar. Apakah seng ada menu yang lain lagi. Katong pesimis prestasi akan baik di PON Papua kalau makanan yang diberikan masih seperti ini. Katong minta bapak-bapak dan ibu-ibu di dewan dapat mendengar keluhan katong jua,” beber Welmy.

Menyikapi hal itu, Komisi IV DPRD Provinsi Maluku mengecam keras tindakan pemberian bubur dan ikan asin kepada para atlet yang akan berlaga di PON XX Papua.

Wakil Ketua Komisi IV DPRD Pro­vinsi Maluku, Ruslan Hurasan kepada Siwalima mengaku, setelah mende­ngarkan informasi adanya atlet PON diberikan makanan bubur manado dan ikan asin, pihaknya langsung me­lakukan sidak dan ternyata benar.

Betul atlet makan bubur dan ikan asin. Tadi sudah dikonfirmasi atlet memang benar bubur yang diberikan itu bubur Manado yang dicampur dengan ikan asin,” ungkap Hurasan.

Hurasan mengaku, dari daftar menu yang diberikan Satgas KONI Maluku ternyata tidak sesuai de­ngan menu makan yang direkomen­dasikan oleh ahli gizi.

Melihat kenyataan itu, komisi sangat kecewa dengan pengelolaan makanan untuk para atlet karena sangat menggangu psikologi, sebab ada atlet yang sampai menangis merasa tidak diperhatikan.

Misalnya ada atlet tinju yang ketika berat badannya 60 kilogram ternyata setelah latihan banyak energi kalori yang terbuang habis dan harus diseimbangkan dengan makanan tetapi tidak ada pelaya­nan,” bebernya.

Untuk melakukan perbandingan, kata Hurasan, Komisi IV langsung melakukan perbandingan dengan siswa PPLP yang dikelola oleh Dinas Olahraga dan tenyata menu maka­nannya sangat bergizi dan justru berbeda jauh.

“Di PPLP itu malam diberikan susu, paginya diberikan kacang hijau, buah dan bergizi, kadang ada asupan daging. Jadi menunya sesuai dengan rekomendasi dari ahli gizi. Ternyata menu atlet PON tidak sesuai dengan rekomendasi dari ahli gizi yang dibuktikan dengan daftar menu yang diberikan,” jelasnya.

Menurutnya, setelah sidak ke wis­ma atlet, komisi langsung melaku­kan Rapat Koordinasi dengan Dinas Olah­raga dan dijelaskan jika semua atlet yang akan mengikuti PON itu di-take over dari Satgas lewat KONI dan Dinas Olahraga hanya melaku­kan pe­ngawasan karena mereka menda­patkan anggaran hibah dari Pemprov Maluku. Karena itu, komisi akan ber­koor­dinasi dengan Pemda dan mema­nggil KONI untuk melakukan rapat bersama Dinas Pendidikan dan Olahraga.

Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Maluku Samson Atapary menegaskan, akan segera mengun­dang Pemerintah Provinsi Maluku dan KONI dalam rapat dengar pendapat membahas pemberian menu makanan yang tak layak bagi atlet persiapan PON XX Papua ini.

“Kita akan undang Pemprov dan KONI Maluku membahas persoalan ini. Harapan kita harus ada per­gan­tian menu bergizi dua minggu sekali, sehingga atlet tidak merasa bosan. Bila perlu pengelola katering diganti dengan yang lain,” tandas Atapary.

Ketua KONI Maluku, Tonny Pa­riela yang dikonfirmasi perihal temuan makan bubur dan ikan asin, enggan menjawab panggilan tele­pon selulernya.

Siwalima beberapa kali mencoba konfirmasi hal itu kepada Pariela, namun ia buru-buru mereject panggilan.”

Diawasi Dispora

Informasi pemberian menu makan kepada atlet berupa bubur dan ikan asin tersebut dibenarkan Kadis Pemuda dan Olahraga Maluku, Sandi Wattimena. Wattimena mengaku posisi Dispora hanya sebatas penga­wasan. Tanggung jawab ada pada KONI dan Satgas PON Papua.

Benar keluhan para atlet makan bubur dan ikan asin. Kita sudah memanggil KONI dan Sagtas se­bagai penyedia makan dan minum bagi atlet. Kami dinas hanya sebagai pengawas dan kami sudah bicarakan agar ke­depan tidak boleh terjadi lagi. Mereka juga sudah penya menu setiap empat minggu harus dipakai, dan bubur manado yang mereka makan masuk dalam menu juga,” jelas Wattimena kepada Siwalima di Kantor Gubernur Maluku Kamis (17/6).

Ia berjanji akan bersama-sama dengan KONI Maluku untuk kede­pannya kejadian makan bubur dan ikan asing itu tidak terulang lagi.

“Komisi IV DPRD Maluku tadi meninjau langsung perkembangan atlet kita di wisma atlet, dan kita pastikan kejadian kemarin tidak terulang, akan kita evaluasi bersama soal makan minum,” janjinya.

Makanan dan minuman atlet sangat berpengaruh terhadap mental bertan­ding. Olehnya Wattimena berharap KONI kedepannya harus lebih berhati-hati untuk menangani atlet.

Untuk diketahui, sebanyak 46 atlet Maluku yang saat ini sementara dipersiapkan untuk menuju PON Papua selain mendiami Wisma Atlit di Karang Panjang, mereka juga ditampung di balai Diklat.

PON XX Papua akan digelar Oktober 2021. KONI Maluku saat ini tengah mempersiapkan atlet menuju pesta olahraga tingkat nasional empat tahunan itu. Sayangnya, dalam persiapan menuju ke Papua, ditemukan atlet diberi makan bubur dan ikan asin. (S-50/S-51)