KMP Garda Maritim Hengkang, Pemprov Dikecam
AMBON, Siwalimanews – Hengkangnya KMP Ferry Garda Maritim 5 dari Maluku akibat sikap pemerintah Daerah dikecam DPRD Maluku.
Pasalnya, Pemerintah Daerah melalui Dinas Perhubungan dinilai lebih mementingkan ego sektor dari pada kepentingan masyarakat, khususnya di Buru dan Buru Selatan.
Anggota DPRD Provinsi Maluku dapil Kabupaten Buru dan Buru Selatan, Michiel Tasaney menyayangkan tindakan yang dilakukan Pemerintah Provinsi Maluku.
Dikatakan, keberadaan KMP Ferry Garda Maritim 5 selama tiga tahun terakhir telah banyak membantu masyarakat di Buru dan Buru Selatan, sebab akses transportasi berjalan lancar.
Namun, ketika persoalan ini muncul dan berdampak pada hengkangnya KMP Ferry Garda Maritim 5 maka tentunya akan berdampak pada konektivitas antar pulau di Maluku.
Baca Juga: Gedung Balai Seni Budaya Diresmikan“Sebagai pribadi, saya sangat menyayangkan tindakan yang dilakukan oleh Pemprov yang menyebabkan KMP Ferry Garda Maritim 5 harus hengkang. Ini tentunya akan merugikan masyarakat,” kecam Tasaney saat diwawancarai Siwalima melalui pesan whatsapp, Senin (3/12).
Menurutnya, sebagai penanggung jawab transportasi di Maluku, Dinas Perhubungan mestinya membuka ruang bagi investasi dibidang transportasi guna menjawab kebutuhan masyarakat.
Apalagi, BUMD yang dimiliki Pemerintah Provinsi Maluku seperti Panca Karya tidak mampu untuk memastikan persoalan konektivitas antar pulau di Maluku berjalan dengan baik.
“Kalo hari ini BUMD mampu menghendel transportasi tanpa kendala tidak menjadi masalah tapi faktanya sampai dengan saat ini BUMD kita masih banyak kekurangan dan belum mampu,” ujarnya.
Pemprov kata Tasaney semestinya dapat menyadari kekurangan BUMD dan membuka ruang bagi investasi dibidang transportasi demi mewujudkan konektivitas antar pulau-pulau yang ada di Maluku.
Selain itu, untuk mempercepat akselerasi di bidang transportasi, Pemerintah Provinsi mestinya melepaskan ego sektoral tetapi sebaliknya mendukung adanya investasi swasta, sebab tanpa swasta daerah belum mampu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Pemprov semestinya tidak boleh tunjukkan ego sektoral seperti ini karena masyarakat yang akan menjadi korban apalagi masyarakat Buru dan Buru Selatan,” pungkasnya.
Pemprov Usir
Pemerintah Provinsi Maluku melalui Perusahaan Daerah PD. Panca Karya dan BUMN yakni PT. ASDP berkoalisi mengusir KMP Ferry Garda Maritim 5 milik swasta yang selama ini melayani penumpang Ambon-Namlea.
Padahal tiga tahun masyarakat di Kabupaten Buru dan Buru Selatan merasa senang kapal ferry dengan fasilitas terlengkap itu sudah melayani penumpang rute Ambin-Namlea dengan baik.
Kecewa dengan ulah Pemerintah Provinsi Maluku, dalam hal ini Dinas Perhubungan Provinsi Maluku, Kapal Ferry Garda Maritim 5 tersebut bakal hengkang dari Maluku.
Jika ini terjadi, maka sangat disayangkan transportasi laut yang menjadi primadona masyarakat Buru dan sekitarnya itu otomatis tidak lagi melayani penumpang.
Kepala Cabang PT. Mukti Guna Maritim untuk Indonesia Timur, Muhammad Fauzan, kepada Wartawan di Ambon, Minggu (3/12) mengaku, pihaknya merugi dalam beberapa bulan terakhir ini.
Lantaran kapal ferry milik Pemerintah Provinsi Maluku melalui PD. Panca Karya, mendatangkan satu armada yakni KM. Tatihu untuk melayani rute yang sama. Sementara rute Ambon-Namlea, sudah ada dua kapal ferry yang beroperasi.
Alhasil, Garda Maritim selaku kapal ferry yang memenuhi segala bentuk standar pengoperasian itu, harus mengalami kerugian.
Belum lagi, pengoperasian KM. Tatihu milik Pemprov itu, tidak pernah dibicarakan bersama dengan pihaknya selaku salah satu investor di bidang transportasi laut di Maluku.
Dia mengatakan, pihak Dishub Maluku selalu beralasan untuk tidak menerbitkan SPM Garda Maritimi 5.
Dengan begitu , pihaknya merasa dipermainkan. Padahal waktu itu, bersamaan dengan kedatangan Dirut PT. Mukti Guna Maritim ke Ambon dengan niat akan memberikan hadiah bagi Maluku, yaitu menambah lagi satu unit kapal ferry untuk rute lain di perairan laut Maluku. Karena sudah menjadi komitmen, PT. Multi Guna Maritim akan turut bersama-sama memajukan Indonesia Timur dibidang transportasi laut, termasuk Maluku.
Diakui, pihaknya sudah membicarakan masalah yang dialaminya dengan Dishub, namun tidak ada titik temu. Olehnya itu, pihaknya benar-benar merasa tidak diharapkan berada di Maluku.
Fauzan berharap, dengan hengkangnya kapal Ferry Garda Maritim 5, sistem pelayanan transportasi laut di Maluku akan semakin baik ke depan. Mengingat kapal ferry yang didatangkan Pemprov Maluku itu, menurutnya, justru jauh dari SPM. (S-20)
Tinggalkan Balasan