AMBON, Siwalimanews – Kembali kelompok makanan, minuman dan tembakau picu tingginya inflasi di Maluku, bahkan Bank Indonesia mencatat, realisasi inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) gabungan kota IHK di Provinsi Maluku, meningkat pada Mei 2024.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku, Rawindra Ardiansah dalam rilisnya, Kamis (6/6) menyebutkan,

angka realisasi gabungan kota IHK di Maluku secara bulanan mengalami inflasi sebesar 1,89 persen (mtm) atau meningkat dibandingkan realisasi April 2024 yang mengalami deflasi 0,28 persen (mtm).

Dia juga mengatakan, inflasi gabungan kota IHK di Provinsi Maluku lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional sebesar -0,03% (mtm).

Bahkan Secara spasial, inflasi bersumber dari seluruh kota IHK, yaitu Kota Ambon, 2,62 persen (mtm), Malteng 2,04 persen (mtm) dan Kota Tual 0,74 persen (mtm).

Baca Juga: Pemkab SBT Hibah Lahan untuk LPP TVRI

“Inflasi di Maluku yang meningkat bersumber dari kelompok makanan, minuman dan tembakau. Pada kelompok ini meningkat sebesar 4,30 persen (mtm),” terangnya.

Dijelaskan, realisasi inflasi utamanya bersumber dari komoditas perikanan, antara lain: ikan layang, ikan selar, dan ikan tongkol dengan andil masing-masing sebesar 0,40 persen (andil, mtm), 0,26 persen (andil, mtm), dan 0,22 persen (andil, mtm).

Tingkat curah hujan yang tinggi (300-500 mm), serta gelombang laut kategori sedang (1,25-2,50 m) pada Mei 2024 menahan hasil tangkapan, sehingga mendorong harga komoditas perikanan.

Selain itu lanjutnya inflasi komoditas perikanan sejalan dengan penurunan volume produksi ikan mencapai -3,55 persen (mtm). Selain itu, kelompok transportasi juga turut mendorong realisasi inflasi di Maluku.

Untuk  kelompok transportasi ini mengalami inflasi sebesar 1,79 persen (mtm) yang utamanya dipengaruhi oleh tarif angkutan udara.

Peningkatan jumlah periode libur (long weekend) pada Mei 2024 ini dinilai mendorong tingkat mobilitas masyarakat secara umum, utamanya menggunakan angkutan udara yang menyebabkan inflasi di bulan Mei mencapai 0,22 persen (mtm)

“Meski demikian, tarif angkutan udara di Maluku masih dalam rentang batas tarif yang diberlakukan oleh Kementerian Perhubungan,” ujarnya.

Dia juga mengatakan, bahwa secara tahunan, bulan Mei 2024, tekanan inflasi gabungan kabupaten/kota IHK di Provinsi Maluku tetap terkendali, meskipun meningkat signifikan.

Inflasi tahunan Mei 2024 tercatat sebesar 3,21 persen (yoy), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 2,43 persen (yoy). Inflasi tersebut lebih tinggi dibandingkan inflasi Nasional yang tercatat sebesar 2,84 persen (yoy).

“Tingkat inflasi gabungan kota di Provinsi Maluku masih berada dalam rentang sasaran inflasi nasional tahun 2024 yang ditetapkan pada rentang 2,5+1 persen (yoy),” urainya.

Realisasi inflasi Mei 2024 di Maluku meningkat. Maka itu, akan didorong peran koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk terus memperkuat berbagai upaya sinergis, secara intensif untuk meredam terjadinya inflasi, khususnya yang berasal dari kelompok makanan, minuman dan tembakau.

Dalam rangka menghadapi risiko kedepan, menurutnya, TPID provinsi maupun kabupaten/kota terus merumuskan berbagai strategi untuk menurunkan risiko tekanan inflasi ke depan, kegiatan yang dilakukan sejak April 2024, adalah kegiatan GPM di Gerai TPID dan Pasar Ramah, Duafa di Kota Masohi dengan komoditas seperti beras, gula, dan minyak goreng. Dan di Pasar murah di Kota Ambon (Pasar Mardika) setiap Senin dan Selasa, dengan komoditas: beras, gula, telur, dan cabai keriting; serta pasar murah dengan komoditas perikanan yang dilaksanakan di Malteng dan Kota Tual.

“Selain itu, BI Maluku juga turut andil dalam pengendalian risiko inflasi ke depan dengan bersama Dinas Ketapang Provinsi Maluku memfasilitasi distribusi pangan (komoditas bawang merah) dalam rangka menjelang Idul Adha 2024,” ujarnya. (S-25)