NAMLEA, Siwalimanews – Kapolres Buru, AKBP Sulastri Sukijang cawe-cawe, membawa kotak suara ke Namlea sebelum pleno di PPK Waelata selesai adalah informasi hoax yang beredar luas di tengah Masyarakat.

Ketua KPU Buru, Walid Aziz tegaskan, kalau Kapolres Buru, Sulastri Sukijang tidak membawa paksa kotak suara dari PPK Waelata ke kantor KPU Buru di Namlea.

“Informasi hoax yang beredar luas di masyarakat maupun di berbagai media sosial yang menuding Kapolres Buru, cawe-cawe membawa kotak suara ke Namlea sebelum pleno di PPK Waelata selesai,” tegas Ketua KPU Buru Walid Aziz, kepada wartawan, di ruang kerjanya, menanggapi tudingan tersebut.

Walid mengatakan, pada Senin (2/12), sekitar pukul 20.00 Wit, ketua PPK Waelata mengabarinya kalau pleno sudah selesai.

Selanjutnya, Ketua PPK Waelata meminta agar KPU mengirim mobil untuk pergeseran logistik pilkada dari PPK Waelata ke KPU di Namlea, ibukota Kabupaten Buru.

Baca Juga: Di SBB, Paslon HL-Vanath Unggul

“Ketua PPK Waelata sampaikan ke saya untuk siapkan mobil,”akui Walid.

Namun setelah mobil dikirim dari Namlea menuju Waelo, Kecamatan Waelata, situasi disana sedang memanas, sehingga sopir menghentikan mobilnya di unit 11 dan tidak berani lagi ke Waelo.

Walid kemudian menghubungi Ketua Bawaslu Kabupaten Buru, Fathi Haris Thalib guna berdiskusi soal situasi yang memanas di sekitar lokasi pleno PPK Waelata.

“Setelah itu kita hubungi ibu kapolres untuk melaksanakan pengamanan, karena masa sudah menghalangi jalan untuk pergeseran logistik ke Namlea,”jelas Walid.

Ketika situasi tidak kondusif, Walid yang meminta bantuan kepada Kapolres  agar logistik pilkada diangkut dengan menggunakan kendaraan truk milik polisi yang saat itu berada paling dekat dengan lokasi pleno PPK.

“Setelah itu mobil yang KPU sediakan langsung disuruh balik pulang ke Namlea. Jadi kalau ada yang katakan  ibu kapolres langsung dengan paksa mengangkut logistik, maka itu tidak benar,” tandas Walid.

Hal senada disampaikan Ketua Bawaslu Kabupaten Buru, Fathi Haris Thalib.

“Tuduhan atau fitnahan terhadap Kapolres Buru berkaitan dengan kejadian pergeseran logistik  yang mengesankan seakan-akan itu dibawa kabur atau diintervensi oleh ibu Kapolres adalah tidak benar,” tangkis Ketua Bawaslu Kabupaten Buru, Fathi Haris Thalib dalam video singkat berdurasi 1 menit 31 detik yang diterima Siwalima, Jumat (6/12).

Yang sebenarnya, tegas Fathi Haris Thalib, tindakan kepolisian saat  itu adalah pengamanan atas permintaan dari penyelenggara KPU .

Fathi menjelaskan, kalau waktu itu ia dengan Ketua KPU berkoordinasi dalam menyikapi situasi yang berkembang di Desa Waelo, Kecamatan Waelata , karena saat itu tidak kondusif.

Sehingga mereka membutuhkan pengamanan kotak suara dan perlu dilakukan pergeseran setelah selesai dilakukan rekapitulasi di PPK Waelata.

“Jadi bersama dukungan dari pak Dandim juga, Alhamdulillah kotak suara itu dapat digeser , sehingga hal-hal yang kami khawatirkan itu tidak terjadi,”ungkap Fathi.

Pihaknya juga apresiasikan kepada Kapolres maupun Dandim, terima kasih atas kerjasamanya yang selalu memback up penyelenggara dalam hal ini KPU maupun Bawaslu , sehingga sukses menyelenggarakan pelaksanaan pilkada secara demokratis,”kata Fathi. (S-15)