AMBON, Siwalimanews – Penyakit Kusta merupakan salah satu penyakit tropis yang menular melalui mycobacterium leprae. Di Kota Ambon sendiri, ada sekitar 48 kasus baru yang ditemukan oleh Dinas Kesehatan Kota Ambon di tahun  ini.

Mirisnya, penderita penyakit kusta tidak hanya mengalami gangguan fisik, namun juga gangguan psikososial. Pasalnya, penyakit ini masih menimbulkan stigma dan diskriminasi yang tinggi di masyarakat.

Penderita kusta yang mengalami stigma, akan merasa bersalah, depresi, malu, kehilangan harapan, kecemasan, harga diri yang rendah, keputusasaan dan kemarahan. Cacat fisik progresif yang dialami penderita kusta juga akan berdampak pada kondisi psikologis.

Menyikapi kondisi itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon Wendy Pelupessy menjelaskan, penyakit menular seperti HIV, kusta dan malaria, itu harus dicari dan diskrining untuk ditemukan sedini mungkin agar bisa diobati.

“Untuk penyakit ini, selama masih ada virusnya, tetap penyakit itu ada, tinggal kita mau cari atau tidak, dan ini hasil pencarian lapangan pegawai kami di Dinkes sehingga dapat 48 kasus baru di Kota Ambon,” tutur Pelupessy.

Baca Juga: Demo di Ditreskrimsus, Ini Permintaan PMII

Pelupessy mengaku, temuan dini kasus penderira kusta ini sangatlah penting, demi menghindari kecacatan pada penderita kusta itu sendiri.

“Jadi kasus naik karena ada temuan kasus baru, kasus baru ditemukan karena pegawai kami turun lapangan. Jadi temuan dini dan mereka berobat, maka tidak akan terjadi cacat. Tetapi ketika kita biarkan dan kasus turun atau kasus nol, itu kita berdosa terhadap masyarakat,” tutur Pelupessy.

Terkait penanganan para penderita Pelupessy mengaku, ketika adanya temuan, pihaknya kemudian mengambil langkah pengobatan langsung ketimbang harus menunggu penderita untuk melakukan pengobatan mandiri dengan mendatangi puskesmas-puskesmas terdekat.

Sejauh ini, kebanyakan penderita kusta, lebih banyak memilih menutup diri. Untuk itu, pihaknya turun lapangan dan ini merupakan bagian dari upaya untuk menemukan dan mengobati penderita kusta dan penyakit menular lainnya.

” Jadi penyakit-penyakit menular harus kita temukan sedini mungkin, sehingga ketika kasus naik, itu syukur, karena kita punya petugas itu bergerak cepat, cari dan obati. Tapi kadang-kadang orang salah presepsi, dianggap ketika kasus naik, itu kita tidak kerja. Padahal justru kasus naik itu karena adanya kerja teman-teman di lapangan. Itu yang harus dipahami,” ucap Pelupessy. (S-25)